Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~11
Julian nampak terpanah melihat penampilan feminim sang kekasih dan pria itu pun langsung menggandeng tangannya.
"You're so beautiful," pujinya dan Andrea nampak tersipu di buatnya.
Kini keduanya pun bergandengan tangan menyusuri area pertokoan. "Nanti jika aku kaya akan ku borong semua pakaian di toko ini untukmu," ucap Julian berjanji.
"Benarkah? Jadi apa aku akan menjadi wanita feminim selamanya?" Andrea pun langsung terkekeh mendengarnya.
Kini setelah puas jalan-jalan mereka pun segera berlalu ke parkiran dan tiba-tiba Julian menarik gadis itu kepelukannya. "Terima kasih untuk hari ini," ucapnya. Meskipun kencan mereka begitu sederhana tapi keduanya sangat bahagia.
Andrea nampak mengangguk kecil dan Julian pun langsung mendekatkan wajahnya lalu di ciumnya bibir tipis gadis itu dengan lembut, sangat lembut hingga keduanya nampak enggan mengakhiri. Namun tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depannya dengan sorot lampu yang begitu menyilaukan mata hingga membuat mereka terpaksa saling melepaskan satu sama lainnya.
Sebelumnya Gerard dan keluarganya nampak meninggalkan mall tersebut setelah berjalan-jalan sejenak, ketika sedang berada di parkiran pria itu tak sengaja melihat gadis yang pernah ia tumpangi itu sedang bersama dengan seorang pria tak jauh dari mobilnya. Ketika melihat mereka berciuman di tengah temaramnya tempat itu, pria itu pun sontak menyalakan lampu mobilnya hingga membuat keduanya langsung terkejut.
"Dasar anak-anak jaman sekarang, pergaulannya sangat bebas." Gerutunya seraya mulai mengemudikan mobilnya dan matanya nampak melirik ke arah Andrea yang sedang di peluk oleh Julian di pinggir jalan.
"Namanya juga jiwa muda sayang, memang seperti kita dulu pacarannya setelah menikah." Timpal Lucy menanggapi.
"Tapi sepertinya aku pernah melihat gadis itu tapi di mana ya," imbuh wanita itu lagi yang sepertinya telah lupa jika gadis itu pernah membuat kakinya terluka.
"Bukannya gadis itu yang mama temui di toilet tadi ya pa, gadis manis yang pakaiannya penuh dengan tumpahan es krim." Nyonya Kim pun menimpali dan sang suami yang sedang fokus dengan ponselnya hanya menanggapi sekenanya.
"Benarkah?" Ucapnya.
Sementara Gerard sepertinya tak berminat ikut membahasnya, karena kini pria itu justru nampak fokus ke jalanan depannya.
Keesokan paginya.....
Pagi itu Gerard dan kedua orang tuanya nampak sarapan di meja makan. "Istrimu mana, Ger?" Ucap Tuan Adrian ketika putranya itu baru bergabung.
"Masih tidur pa," sahut pria itu singkat.
"Tidak ikut sarapan?" Tanya sang ayah lagi.
"Dia tidak biasa sarapan pagi, ngomong-ngomong tumben kalian sudah bangun." Sahut Gerard menanggapi.
"Sejak kami tinggal di luar negeri kami selalu bangun pagi karena tidak ada pembantu yang menyiapkan sarapan jadi kami berdua yang melakukannya," terang sang ibu.
"Ya sudah kalian menetap di sini saja jadi tak perlu capek karena sudah ada pembantu yang menyiapkan semuanya." Saran Gerard, toh rumah yang mereka tinggali juga rumah mereka dulu.
"Tidak, kami masih ada beberapa negara yang belum kami kunjungi." Tolak sang ayah.
"Benar, lagipula kami juga jadi lebih dekat karena melakukan apapun berdua. Iya kan, pa?" Timpal nyonya Kim sembari menatap suaminya itu dan pria paruh baya itu pun langsung mengangguk setuju, dahulu ketika masih muda pria itu sangat bekerja keras hingga tak ada waktu untuk sang istri dan ketika sudah pensiun ia ingin membayar semuanya dengan mengajak wanitanya itu menghabiskan waktu berdua menikmati hari tuanya.
"Papa akan menetap jika kamu sudah memberikan kami cucu nanti," tukas pria itu menanggapi.
Gerard hanya mengangguk kecil, entah kapan hal itu akan terjadi mengingat sang istri belum berkeinginan untuk memiliki seorang anak.
Sementara itu di tempat lain Andrea yang pagi ini mendapatkan PMS nampak tak bersemangat bekerja, selain perutnya yang terasa kram perasaannya pun juga tak menentu. Kini gadis itu nampak berhenti di pinggir jalan menunggu lalu lalang kendaraan yang begitu padat hingga membuatnya tak kunjung bisa menyeberang, beruntung ia berangkat lebih awal jadi tak harus terburu-buru seperti kemarin.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di depannya dan gadis itu pun nampak bingung, bukankah itu mobil mewah yang kemarin memberikannya tumpangan?
Gerard yang melihat Andrea berdiri di pinggir jalan, entah kenapa ia tiba-tiba ingin menghentikan mobilnya lantas membuka kacanya.
"Naiklah !!" Teriaknya kemudian.
Andrea yang terkejut pun langsung menggeleng cepat. "Tidak paman terima kasih, kereta ku masih lama berangkatnya." Tolaknya karena tidak ingin merepotkan.
"Masuklah, kamu tidak ingin membuat jalanan ini semakin macetkan !!" Teriak Gerard lagi.
Andrea yang melihat beberapa mobil di belakang pria itu nampak membunyikan klakson membuatnya terpaksa masuk ke dalam mobil tersebut.
"Maaf jika merepotkan," ucapnya setelah menutup pintunya lantas gadis itu segera memasang safety beltnya sendiri karena kemarin sudah memperhatikan pria itu ketika membantu memasangkannya.
"Hm," Gerard hanya menjawab sekenanya.
Pria itu tiba-tiba bingung kenapa kembali memberi tumpangan pada gadis itu, seharusnya ia tak melakukan ini. Sifatnya yang terlalu baik mudah sekali merasa kasihan sama seseorang.
"Besok-besok jika tak sengaja melihat saya tak perlu di tumpangi lagi paman," ucap Andrea tak enak hati. Sungguh ia tak ingin memiliki hutang budi pada pria itu dan ada sedikit kekhawatiran dalam lubuk hatinya jika pria yang sedang fokus dengan kemudinya itu hendak berniat tak baik padanya. Bisa sajakan pria itu tiba-tiba membawanya ke suatu tempat dan melakukan hal yang tidak-tidak padanya? Membayangkan hal itu pun Andrea langsung menggeleng cepat, kenapa ia menyetujui untuk naik ke dalam mobil ini dan kenapa ia tak lari saja tadi? Sesalnya.
"Sayang, tolong aku." Gumamnya penuh penyesalan dan berharap kekasihnya itu tiba-tiba muncul menolongnya.
"Jangan panggil saya paman, karena saya bukan pamanmu !!" Tegas Gerard, ia belum tua jadi tak pantas di panggil seperti itu.
Andrea nampak menggaruk rambutnya yang tidak gatal, kini keinginannya untuk loncat dari mobil tersebut semakin besar karena kecurigaannya pada pria itu semakin bertambah.
"Kenapa ketakutan seperti itu? Saya bukan predator seperti kekasihmu semalam yang tak tahu tempat untuk bermesraan." Ucap Gerard lagi ketika melihat wajah pucat gadis itu, di kira ia pria brengsek?
Andrea pun langsung menatapnya dengan kesal. "Kekasih saya bukan predator karena saya sangat mengenalnya dan ku rasa paman lah yang predator, sudah punya istri masih saja kasih tumpangan wanita lain." Balasnya tak mau kalah dan tentu saja itu membuat Gerard langsung mengeraskan rahangnya.
"Kau !!" Ucapnya, lantas pria itu tiba-tiba menghentikan mobilnya.
"Keluar dari sini !!" Perintahnya tanpa perasaan.
Bukannya marah Andrea justru nampak lega, kemudian segera turun dari mobil pria itu. Namun sebelum menutup pintunya gadis itu langsung mengacungkan jari tengah padanya.
"Kau?"
Gerard langsung berang, berani sekali gadis itu mengejeknya dan seketika ingatannya kembali pada malam itu di mana seorang pembalap wanita itu juga melakukan hal yang sama padanya. Mungkinkah mereka dua orang yang sama?
"Dasar gadis berandalan !!"
Rugi kau Luc sia²in lakikmu yg baik tampan kaya raya sabar dan setia😌 kau bgtu serakah Luc
Masih tetap mampu berpikir dengan akal sehatmu Ndre, meskipun dalam keadaan yang sedang tidak baik2 saja...
Bisa berdamai dengan keadaan dan terlintas dalam benakmu untuk menyisihkan uang dari pemberian Lucy...
Tak mengapa Ndre, uang itu tidak seberapa buat dia jika dibandingkan dengan kerugian dan deritamu 👌...
Kagak nyaman ya Pak rasanya, selalu hadir dalam ingatan 😂...