NovelToon NovelToon
GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahmuda / cintamanis / Romansa-Teen school
Popularitas:24.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Akibat trauma masa lalu, Chaby tumbuh menjadi gadis yang sangat manja. Ia hidup bergantung pada kakaknya sekaligus satu-satunya keluarga yang peduli padanya.

Di hari pertamanya sekolah, ia bertemu dengan Pika, gadis tomboi yang mengajaknya loncat pagar. Kesialan menimpanya, ia tidak tahu cara turun. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Disaat yang sama, muncul pria tampan bernama Decklan membantunya turun.

Decklan itu kakaknya Pika. Tapi pria itu sangat dingin, dan suka membentak. Tatapan mengintimidasinya selalu membuat Chaby menunduk takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31

"Lo tuh ya, kok bisa tidurnya kayak mayat begitu!"

Pika menatap Chaby jengkel. Saat ini seluruh anggota keluarganya mines papa mereka telah berada di ruang makan, tentu saja ketambahan Chaby yang semalam menginap. Tante Lily sibuk menyiapkan makanan.

Pika masih dongkol ke Chaby karena tuh cewek susah sekali bangun. Dia bahkan sudah teriak-teriak tadi sampai-sampai dibentak Decklan karena cowok itu merasa terganggu, eh cewek yang ia bangunin nggak kunjung-kunjung bangun juga, heran deh. Tidurnya kebo banget.

Pas tuh cewek bangun, dia malah memberi Pika senyuman lebar tanpa dosa. Dia nggak tahu apa Decklan sudah membentaknya habis-habisan tadi. Pika berdecak kesal menatap gadis itu.

"Lain kali kalo lo nggak bangun-bangun, gue guyur lo pake air." ancamnya dengan mata yang sengaja dibesar-besarkan biar terlihat galak. Chaby merinding ngeri. Hih, ancaman Pika membuatnya takut.

Decklan yang melihat dua cewek nggak jelas itu memilih cuek, meski sesekali pandangannya melirik-lirik Chaby.

Tak lama kemudian mama mereka keluar dari dapur dengan mangkuk besar berisi sup sapi.

Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk menghabiskan sarapan.

Chaby dan Pika pergi ke sekolah pakai taxi online. Gatan di antar mama Lily, sedang Decklan bawa mobilnya sendiri seperti biasa.

Pika nggak pernah mau numpang di mobil kakaknya karena ia tidak ingin dapat perhatian satu sekolahan kalau-kalau ada yang melihat mereka turun dari mobil cowok populer yang katanya milik sejuta wanita itu. Ya ampun, siapa yang buat slogan kampungan begitu coba, di kira kakaknya oppa-oppa Korea apa.

Bukannya Pika tidak mau ada yang tahu ia dan Decklan bersaudara, ia hanya nggak suka dan merasa risih kalau ada yang mendekatinya dan mau berteman dengannya karena alasan ingin mendekati kakaknya. Waktu SMP dulu kan sering begitu juga.

Karena alasan itu ia tidak pernah mau nebeng mobil kakaknya tiap kali mau berangkat sekolah. Apalagi sifat galak Decklan padanya membuatnya lebih tidak mau lagi. Bisa-bisa mereka bertengkar sepanjang jalan, bisa perang dunia nanti. Tidak-tidak.

Mereka sampai sekolah tepat waktu. Kedua gadis itu berjalan beriringan menuju kelas. Sampai kelas, belum ada orang sama sekali. Chaby dan Pika saling berpandangan.

"Kok kosong? nggak biasa banget." ucap Pika bingung. Chaby ikut mengiyakan.

Mereka mau lanjut masuk namun seorang siswa cowok menghentikan langkah mereka. Sepertinya sih tuh cowok anggota osis. Pika pernah melihatnya saat berada di ruangan osis dulu. Akhir-akhir ini, ia sudah tidak aktif ikut kegiatan osis lagi jadi rada-rada lupa para anggotanya yang terbilang banyak itu. Apalagi dia masih baru juga.

"Kok kalian nggak ke aula?" tanya cowok itu dengan kening bergerak naik turun menatap mereka. Namanya Dean.

"Ke aula?" balas Pika bingung. Kenapa ke aula? kan bentar lagi mau bel.

"Semua murid di suruh kumpul di aula sama kepala sekolah. Ada ceramah hari hari ini. Cepet gih kesana." Dean menjelaskan dan memerintahkan dua gadis itu untuk cepat-cepat pergi. Mau tak mau Chaby dan Pika yang masih bengong hanya berbalik, tak jadi masuk kelas.

Mata mereka tertuju ke dalam ruangan aula yang sudah dipenuhi oleh ratusan murid sekolah itu.

Oh, pantesan kelas mereka kosong tadi, ternyata teman-teman sekelas mereka semuanya sudah pada ngumpul di aula. Aula itu memang besar, tapi karena jumlah siswa sekolah itu juga banyak aula besar itu jadi terlihat hampir penuh. Masih ada yang kosong sih, tapi paling belakang.

Pika menatap berkeliling. Tanpa sengaja ia melihat keberadaan kakaknya bersama Bara dan Andra yang duduk di bagian tengah. Kayaknya masih muat deh kalau mereka berdua ikutan nimbrung disitu. Pasti bisalah.

Ia tak perlu takut kak Decklan bakal menolak karena ia membawa pawangnya yang pastinya tidak akan membuat cowok itu mengusirnya, ia yakin. Tanpa pikir panjang ia menarik tangan Chaby dan berlari ke bagian tengah aula.

"Kakak." serunya ke Decklan.

Tiga cowok itu melirik ke arah mereka bersamaan, menatap Pika dan Chaby bergantian. Keduanya sudah berdiri didepan mereka dan hal itu mengundang tatapan-tatapan penasaran yang lainnya, yang duduk dekat situ.

"Kita duduk disini masih muatkan? Liat tuh, udah penuh semuanya." pinta gadis itu sambil menunjuk semua bangku di aula yang sudah terisi penuh. Masih ada yang kosong sih, tapi dibelakang banget. Siapa juga yang pengen duduk kejauhan begitu.

"Nggak usah pake nanya. Cepetan duduk gih." itu suara Andra. Kalau nungguin Decklan yang ngomong bakalan lama.

Pika tersenyum senang dan kembali menarik tangan Chaby tapi Decklan menahannya. Pika menatap cowok itu bingung.

"Di tengah aja." ucap Decklan.

Pika tambah kebingungan. Tumben sekali nada bicaranya lembut. Dasar cowok aneh. Bodoh amat deh yang penting gak duduk paling belakang.

Cewek itu sengaja membuat Chaby duduk disebelah kakaknya sedang ia memilih duduk diantara Andre dan Bara. Alasannya karena ia tidak mau berdekatan dengan kakaknya yang galak itu, horor kalau duduk disebelah sih tukang bantai itu.

Dari sisi paling ujung, Bara bisa lihat kalau Chaby masih takut-takut menatapnya, membuat rasa tidak enak dihatinya kembali muncul.

Hampir lima belas menit mereka menunggu sampai akhirnya kepala sekolah mulai membuka ceramah.

"Decklan." panggilan pelan itu membuat Decklan menoleh kebelakang dan mendapati Nana sedang tersenyum padanya. Ternyata cewek itu duduk dibarisan belakangnya.

Ia menatap malas cewek itu . Tatapannya datar seperti biasa dan terkesan dingin. Jelas sekali Nana sengaja mau cari perhatiannya seperti biasa.

"G..gue bisa pinjem pulpen lo nggak?"

Tuhkan benar. Selalu ada alasan-alasan yang di buat cewek itu.

Deklan tersenyum remeh.

"Sorry, gue nggak bawa." sahutnya acuh tak acuh kemudian menghadap depan lagi.

Chaby sempat mau menoleh kebelakang penasaran dengan siapa kakak kelasnya itu bicara namun tangan Decklan lebih cepat memegangi kepalanya dan membuatnya menghadap depan.

Nana yang melihatnya menjadi geram. Sejak awal ia tidak suka melihat dua adik kelas mereka itu muncul dan berani meminta duduk di deretan bangku yang sama dengan kelompok Decklan.

Ia bahkan yang sekelas dengan mereka tidak berani meminta begitu, tapi dua gadis itu dengan tidak tahu malunya malah memohon dengan percaya diri. Sebenarnya hubungan mereka apa sih? Kenapa mereka bisa akrab dengan kelompok Decklan?

Nana kesal

Ia merasa tersaingi.

Apalagi melihat Decklan yang sepertinya sangat peduli dengan cewek yang duduk disebelahnya itu.

Matanya tak lepas dari mereka. Tiap kali melihat tangan Decklan terangkat merapikan anak rambut gadis itu, tangan Nana terkepal kuat menahan emosi. gadis itu terbakar cemburu.

Didepan, Andra dan Pika berpandangan dan saling memberi kode dengan senyum penuh arti.

Sejak tadi mata mereka tidak lepas dari interaksi Decklan dan Chaby yang terlihat manis bersama.

Chaby sibuk sendiri menaut-nautkan jarinya sementara Decklan berulang kali merapikan anak rambut gadis itu yang terus jatuh menutupi matanya. Ia bahkan sampai meminta ikat rambut yang ada di kepala Pika dan membantu mengikatkannya pada rambut gadis disebelahnya itu.

Andra, Pika, dan Bara bahkan di buat heran karena ulah cowok itu yang tidak biasa.

Siswa-siswi di barisan belakang yang sempat melihatnya pun tercengang. Ini pertama kalinya mereka melihat seorang Decklan sibuk karena satu cewek. Banyak yang duduk didekat situ akhirnya tidak fokus pada ceramah kepala sekolah didepan dan sibuk menonton kejadian langka didepan mereka.

"Kak Decklan ngapain?"

Kalo suka sama ceritanya jangan lupa di like dan kalau bisa kasih vote juga yah guys🙏

1
Icha
mampus lu dokter gelo, gimana ga gelo, tugas dokter itu mulia, menyelamatkan nyawa manusia, ini malah mau ngebunuh... gelo kan
Silvia Hardianingsih
kesal ya kesal ya pasti iyalah
Ibuk Kumaiyah
Luar biasa
Silvia Hardianingsih
ada ada aja si pika emang buku apa pake tukaran
Silvia Hardianingsih
pedekate tuh si declan
Silvia Hardianingsih
chanyeol bandel sih sudah tau alergi tetap aja dilanggar
Silvia Hardianingsih
persahabatan yang manis
Sun.Flower
bagus
Icha
Luar biasa
Icha
tanggung jawab pegimane bang
Icha
habis makan bon cabe apa gimana tuh mulut... pedes bgt 🙄
Nur Oktaviana
aku nangiss😭😭
Wiwin Awen Amelia
Luar biasa
Olive AR
Hanya ada di cerita sih suami beginin🤣🤣🤣🤣🤣
Endah Nigel Moms Nigel
😀🤣🤣
Dwy Widya
Luar biasa
Andriyati
aneh ya ada ibu yg jahat banget sama anak" nya,, apa mereka bukan anak kandung nya kalik
Bu Ngatiyem
/Facepalm/
Olive AR
Cieeeee,, di lamar nihh, lamarannya antimainstream banget lohh 🤭🤭🤭🤭
Olive AR
Udah siap² tissue disamping tapi ternyata 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!