NovelToon NovelToon
The Secret Behind Love

The Secret Behind Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: jhnafzzz

"The Secret Behind Love." adalah sebuah cerita tentang pengkhianatan, penemuan diri, dan pilihan yang sulit dalam sebuah hubungan. Ini adalah kisah yang menggugah tentang bagaimana seorang wanita yang bernama karuna yang mencari cara untuk bangkit dari keterpurukan nya, mencari jalan menuju kebahagiaan sejati, dan menemukan kembali kepercayaannya yang hilang.

Semenjak perceraian dengan suaminya, hidup karuna penuh dengan cobaan, tapi siapa sangka? seseorang pria dari masa lalu karuna muncul kembali kedalam hidupnya bersamaan setelah itu juga seorang yang di cintai nya datang kembali.

Dan apakah Karuna bisa memilih pilihan nya? apakah karuna bisa mengendalikan perasaan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhnafzzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20. Kejutan?

Keheningan rumah sakit masih menyelimuti Karuna saat Dirga meninggalkannya. Meskipun kata-kata yang diucapkan Dirga terus bergema di kepalanya, tubuhnya perlahan terasa lebih rileks. Suara detakan jam yang terus berulang di ruangan itu menjadi teman yang tak bisa dia hindari. Di sampingnya, Ethan tidur dengan damai, tubuh kecilnya yang lelah tertidur pulas. Karuna menghela napas, merasakan kecemasan yang masih tersisa dalam dirinya, namun juga ada rasa lega. Kecelakaan itu bukan akhir dari segalanya, dan kini ia berada di tempat yang lebih aman. Pikirannya sedikit tenang meski hati masih bergemuruh.

Esok harinya, Karuna terbangun dengan rasa lelah yang masih ada. Tubuhnya terasa lebih ringan meskipun rasa sakit masih membayang. Sejenak ia menatap sekeliling ruangan rumah sakit, berusaha meresapi kenyataan bahwa kejadian kemarin bukanlah mimpi buruk. Ketika ia melirik ke samping, Ethan sudah terbangun, duduk dengan mata sayu, namun senyumnya langsung muncul saat melihat ibunya terbangun.

“Ma… mama udah bangun?” Tanya Ethan lembut.

Karuna tersenyum lemah, mengelus rambut anaknya dengan penuh kasih. “Iya, sayang. Mama cuma sedikit pusing, tapi Mama nggak apa-apa.”

Ethan mengangguk, meskipun wajahnya masih tampak cemas. Ia menggenggam tangan Karuna dengan erat, seolah memastikan bahwa ibunya benar-benar baik-baik saja.

Saat itulah seorang perawat datang dengan senyum ramah, memeriksa kondisi Karuna. “Nona Karuna, dokter sudah mengatakan Anda bisa pulang hari ini. Kami akan mempersiapkan dokumen untuk proses pemulangan.”

Karuna mengangguk pelan. “Terima kasih, suster.”

Setelah beberapa saat, Karuna dan Ethan pun siap untuk meninggalkan rumah sakit. Dirga datang tepat waktu untuk menjemput mereka. Ketika Karuna melihat Dirga masuk ke ruangannya, ia merasa sedikit canggung. Namun, Dirga menyapa dengan senyum lembut dan tatapan yang penuh perhatian.

“Karuna, Ethan. Udah siap untuk pulang?” tanya Dirga dengan suara yang menenangkan, meskipun ia tahu ada kecemasan yang masih menghantui hati Karuna.

“Iya,” jawab Karuna pelan, mencoba mengesampingkan rasa canggung yang muncul setiap kali Dirga berada di dekatnya.

Ethan langsung berlari kecil menuju Dirga, memeluknya dengan erat. “Makasih, Uncle. Uncle udah mau bantu Mama,” kata Ethan, matanya yang masih terlihat sembab karena menangis kemarin tampak penuh rasa terima kasih.

Dirga tersenyum hangat, memeluk Ethan dengan penuh kasih. “Tidak usah berterimakasih, Ethan. Itu sudah tugas uncle.”

Setelah semua persiapan selesai, mereka pun berjalan keluar dari rumah sakit menuju mobil Dirga. Karuna duduk di kursi penumpang depan, sementara Ethan duduk di kursi belakang. Sepanjang perjalanan, suasana di dalam mobil terasa canggung, tetapi penuh perhatian. Dirga selalu melirik ke arah Karuna, memastikan dia merasa nyaman meskipun keheningan itu tetap ada di antara mereka.

Sesampainya di rumah kosan Karuna, Dirga membantu Karuna keluar dari mobil dan menuju pintu depan. Saat pintu terbuka, Karuna merasa sedikit lega karena rumah kosannya terasa seperti tempat yang aman, meskipun sederhana. Ethan segera berlari ke dalam, meletakkan tasnya di sudut ruangan, sebelum kembali menghampiri ibunya.

“Kamu yakin kamu udah baik-baik aja?” tanya Dirga, menatap Karuna dengan perhatian.

“Iya,” jawab Karuna pelan, sambil duduk di sofa kecil di ruang tamu. “Terima kasih udah antar kami pulang.”

Dirga mengangguk, kemudian duduk di kursi dekat pintu, memandang Karuna dengan mata yang penuh makna. “Karuna, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan,” kata Dirga dengan nada yang serius, namun tetap lembut.

Karuna menoleh ke arahnya, merasa sedikit cemas dan waspada. “Apa itu?”

Dirga menghela napas panjang, kemudian menatap mata Karuna dengan penuh ketulusan. “Aku tahu hidup kamu gak mudah. Dan aku tahu kamu sudah banyak berjuang, terutama untuk Ethan. Tapi ada hal yang ingin aku bantu, Karuna.”

Karuna terdiam sejenak, menunggu Dirga melanjutkan.

“Aku ingin membantu Ethan sekolah tanpa kamu harus khawatir tentang biaya. Aku tahu betapa pentingnya pendidikan untuknya, dan aku gak ingin kamu ngerasa terbebani dengan itu. Aku akan membantu sekuat tenaga, jika kamu setuju?”

Kata-kata itu langsung menghujam ke dalam hati Karuna. Ia menatap Dirga dengan mata yang sedikit terbuka, terkejut sekaligus bingung. “Dirga… kamu serius?” tanyanya dengan suara parau.

Dirga mengangguk pelan, wajahnya tampak penuh harapan. “Ya, Karuna. Aku ingin ngebantu kamu dan Ethan. Kamu sudah terlalu banyak berjuang sendirian. Biarkan aku membantu ya? setidaknya dalam hal ini.”

Karuna merasa seolah ada beban berat yang terangkat dari bahunya. Namun, keraguan masih menghantuinya. “Tapi… aku nggak tahu harus bagaimana.”

Dirga tersenyum lembut, mendekatkan diri sedikit tanpa menekan. “Aku paham, Karuna. Gak ada yang mudah dalam hidup ini, dan aku gak akan maksa kamu kok. Tapi jika suatu saat kamu ngerasa perlu bantuan, aku ada di sini. Untuk kamu, dan untuk Ethan.”

Karuna menundukkan kepala, merasa bingung dengan perasaan yang berkecamuk dalam dirinya. Ada rasa terima kasih, ada rasa haru, dan ada juga rasa takut. Tetapi kata-kata Dirga yang penuh perhatian itu begitu tulus, mengingatkan Karuna pada betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan Dirga untuk mereka.

Akhirnya, setelah beberapa saat dalam keheningan, Karuna berkata dengan suara pelan, “Terima kasih, Dirga. Aku… aku akan memikirkannya.”

Dirga tersenyum, lalu berdiri dengan sedikit ragu. “Aku tahu ini tidak mudah untukmu. Tapi ingat, jika kamu butuh bantuan, Aku ada di sini.”

Karuna mengangguk pelan, merasa campur aduk. Setelah Dirga berpamitan dan meninggalkan rumah kosannya, Karuna duduk kembali di sofa, mengusap wajahnya yang terasa lelah. Malam itu, hatinya penuh dengan berbagai pertanyaan. Apakah ia siap menerima bantuan Dirga? Apakah ia siap membuka hati setelah sekian lama menutup diri?

Namun satu hal yang pasti, perasaan yang ia rasakan semakin sulit untuk dipungkiri. Dirga, dengan segala kebaikannya, membuat hati Karuna terus bergolak, dan kini ia harus memikirkan apa yang terbaik, bukan hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk Ethan.

Karuna tetap duduk di sofa, matanya masih memikirkan percakapan dengan Dirga tadi. Suasana rumah kosan terasa sepi, dan pikirannya kembali melayang. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, sebuah notifikasi berita masuk. Tanpa sengaja, matanya tertuju pada layar ponsel yang menampilkan judul berita yang cukup mencuri perhatiannya.

"Perusahaan FusionTech Enterprises Alami Penurunan Drastis, Terancam Bangkrut."

Karuna terdiam sejenak, jantungnya berdegup lebih cepat. Itu nama perusahaan Damian, mantan suaminya, langsung terngiang di kepalanya. Perasaan campur aduk menguasainya. Ia membuka artikel itu dengan hati-hati, membaca setiap kata yang tertulis.

Di dalam artikel itu, dijelaskan bahwa perusahaan yang dulu dikelola oleh Damian mengalami penurunan yang sangat drastis dalam beberapa bulan terakhir. Banyak faktor yang menyebabkan kerugian besar, mulai dari persaingan yang ketat di industri yang mereka geluti hingga kesalahan manajerial yang berulang. Para analis keuangan memperkirakan bahwa perusahaan itu akan segera menghadapi kebangkrutan jika tidak ada langkah darurat yang diambil.

Karuna merasa terkejut sekaligus bingung. Ia tidak menyangka bahwa keadaan perusahaan Damian bisa seburuk itu. Meskipun mereka sudah berpisah, dan hubungan mereka sudah jauh dari yang diharapkannya, Karuna tidak bisa menghindar dari perasaan campur aduk. Dulu, Damian sangat ambisius tentang perusahaan itu. Semua pengorbanan yang ia buat untuk pekerjaan dan kariernya akhirnya membawanya ke titik ini.

Sementara itu, perasaan Karuna sedikit tertahan. Ada rasa kasihan pada Damian, yang selama ini keras bekerja untuk mempertahankan perusahaannya, namun pada saat yang sama, ia merasa bahwa ini mungkin adalah buah dari tindakan Damian yang sering kali mengabaikan keluarga demi pekerjaannya.

Setelah beberapa detik dalam keheningan, Karuna meletakkan ponselnya dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ia sadar bahwa segala sesuatu yang terjadi dengan Damian bukanlah tanggung jawabnya lagi, meski perasaan itu kadang datang begitu saja. Namun, yang paling utama bagi Karuna adalah dirinya dan Ethan. Semua yang lainnya kini harus menjadi bagian dari masa lalu.

1
Santi Husain
Buruk
Kei Kurono
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Alhida
Terpesona☺️
Alucard
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!