Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Ketularan Papanya
Dika melihat beberapa anak laki-laki remaja yang sebaya dengan dia mendekati dia dan Putri, kalau di hitung mereka berjumlah lima orang. Mereka melihat Dika dan Putri dengan wajah tidak senang sementara itu Dika memegang tangan Putri yang kelihatannya mulai ketakutan hingga langsung berbisik ketika memegang tangannya
"Bagaimana ini Dika?"
"Tenang, kita bisa menghadapinya Putri, kita lihat saja apa mau mereka"
"Iya ya atau kita panggil saja security rumah Dika itu untuk mengusir mereka"
"Itu rumus terakhir tapi kita akan main-main dengan mereka dulu"
"Maksudnya Dika?"
"Lihat saja sendiri Put"
Dika dan Putri bicara dengan cara berbisik hingga salah satu dari kelima anak laki-laki itu membentak lagi
"Kalian bisik-bisik apa?"
"Kami hanya heran saja kalau abang-abang ganteng ini tiba-tiba datang asal tuduh tanpa dasar dan alasan yang jelas. Jangan-jangan ada orang yang memprovokasi abang-abang berlima ini untuk menuduh kami"
"Tapi kata orang, kalian yang pertama teriak kata-kata itu hingga kami semua ikut berlari"
"Jadi kalian berlari karena teriakan seperti ini ya
'Awas ada Anjing!"
Dika berteriak dan pura-pura berlari tapi tiba-tiba kelima orang ini ikut berlari sekencang-kencangnya sepert ketakutan kalau dikejar Anjing hingga Putri tertawa melihat kelima orang yang gayanya seperti preman tapi ternyata suka lata dan ketakutan mendengar teriakan seperti itu sedangkan Dika cepat menjumpai Putri
"Ayo segera kita masuk ke rumah sebelum mereka sadar kalau sudah kita kerjai"
"Iya ya, Putri masuk kerumah ya, da sayang Putri"
"Jangan lupa angkat telepon Dika ya"
"Iya kamu juga ya"
Putri langsung masuk ke rumahnya sedangkan Dika memastikan Putri sudah masuk ke rumahnya dan melihat kelima laki-laki remaja yang tadi lari apakah sudah sadar dikerjai atau belum tapi kelihatan mereka sudah lari terlalu jauh tapi belum sadar juga hingga Dika tertawa sambil masuk ke dalam rumahnya yang langsung di tanya sama security
"Pagi nak Dika"
"Pagi pak Rifky, pak Daffa"
"Ada apa tadi nak Dika?"
"Tidak ada apa-apa pak hanya sekedar bercanda sama anak-anak komplek"
"Oh begitu ya, Kalau ada apa-apa kasih tahu bapak ya, biar kami bereskan"
"Iya Pak, Dika masuk ya pak"
"Silahkan nak Dika"
Dika langsung masuk ke dalam rumah sambil mengucapkan salam dan senyum-senyum sendiri ketika masuk ke dalam rumah yang disambut sama mamanya
"Wa Alaikumsalam, ada apa senyum-senyum sendiri nak"
"Iya ma, ternyata Putri juga usil ma"
"Berarti ketularan kamu ya Dika"
"Ya mama, bisa Dika tebak kalau mama mengatakan itu kepada Dika dan sepertinya sama saja dengan Putri yang mengatakan kalau dia ketularan dari Dika"
Mamanya Dika tertawa mendengar kata-kata Dika yang menyatakan ketularan usil dari Dika hingga Dika kelihatan garuk garuk kepala
"Ya iyalah karena mama kan tahu anak mama dan anaknya tante Ratu, orangnya pendiam seperti kamu dulu dan jarang bicara kalau pun banyak bicara, ya sama kamu tapi sama orang lain di jaga kali"
"Begitu ya ma"
"Kamu juga dulu seperti itu makanya kamu itu cocok kali ketika itu tapi sekarang anak mama sudah berubah"
"Putri juga sudah berubah ma"
"Mungkin sama kamu tapi sama mama tetap pendiam ketika bertemu dan salaman dengan mama"
"Begitu ya ma, baguslah kalau begitu ma berarti Putri cerianya hanya sama Dika saja dan sepenuh hatinya buat Dika"
Dika seperti berteater dengan memainkan syair percintaan
"Cie anak mama kalau sudah kasmaran seperti dunia miliknya"
Dika tertawa melihat mamanya mengatakan hal itu padanya hingga mamanya juga ikut tertawa sampai mamanya tiba-tiba berenti tertawa
"Oh ya, cepatlah Dika mandi, dan siap-siap barang yang mau Dika bawa karena kita kan mau pulang kampung"
"Sekarang ya ma"
"Ya iyalah seperti mama katakan kemarin kalau kita akan pulang kampungnya papa kamu"
"Oh iya ya ma, Dika lupa makanya Dika santai saja kalau begitu Dika mandi dan sekalian beres-beres ya ma"
"Iya nak, mama juga akan.check yang mana mau dibawa atau ada yang tertinggal"
"Iya ma, Dika ke kamar Dika ya ma"
Dika langsung naik ke lantai dua untuk mandi dan beres-beres hingga tidak terasa hari menjelang siang, terlihat Dika sedang berkemas kemas untuk ikut mamanya pulang kampung karena mumpung lagi libur. Sebelumnya Dika juga sudah mengabari Putri melalui WA bahwa dia selama 2 hari ini akan pulang kampung namun sampai saat ini belum dibalas hingga Dika heran dan langsung menelepon Putri tapi tidak.juga diangkat padahal nada dering berarti handphone Putri aktif tapi tidak diangkat
"Kenapa ya Putri seperti ini kalau di hubungi?, pasti tidak diangkat begitu juga chat WA dariku, apa tidak ada sinyal dirumahnya atau lagi di charger handphonenya?"
Dika garuk-garuk kepala tapi dia tidak mau berlarut-larut hingga dia fokus untuk mempersiapkan apa yang dia mau bawa
"Beres sudah, apa lagi ya?"
Sementara terlihat papanya Dika sudah mengatur menejer untuk menggantikan posisinya sementara karena dia akan ikut anak istrinya pulang ke kampung halamanya sedangkan Dika mendekati papanya yang baru selesai menelepon menejernya.
"Berapa hari kita dikampung Pa?"
"Tidak lama lah paling cepat satu minggu dan paling lama 2 hari saja"
"Terbalik"
Teriak Dika dan mama secara bersamaan yang membuat papanya tertawa
"Usilnya Dika karena ketularan Papanya ni"
"Apa ma?"
"Ketularan papa"
"Oh gitu, jadi usil itu warisan ya Pa"
Papanya Dika tertawa mendengar pernyataan anaknya yang ganteng ini namun tangan papa seperti menyatakan tidak setuju
"Kalau menurut papa tidak, biasanya yang diturunkan itu bakat atau kemampuan bukan usil, walaupun papa akui, dulu papa sering usil sama mamamu yang pendiam dan cerianya sama papa karena papa suka godain
Papa tertawa bila mengingat masa masa lalu bersama mamanya Dika
"Tapi itulah yang membuat papa jadian sama mama"
"Cie.....ceritaan dong pa, berarti mama pendiam ya pa"
Dika memaksa papanya untuk cerita tapi mamanya menggeleng kan kepalanya hingga papanya mengangguk
"Lain kali saja ya anakku yang ganteng"
Papa tersenyum dan mengangkat semua barang barang yang akan dibawa kedalam mobil papa.
"Ayo Dika, kita siap siap, kita akan segera berangkat"
"Iya pa"
"Tas untuk pakaianmu sudah ditaruh dimobil" kata mama
"Oh iya ma, thank you mama jadi tinggal berangkat ya ma"
"Iya, Ayo kita berangkat"
Mama mengecek semua pintu dan jendela, adakah yang masih terbuka atau sudah terkunci
"Bagus, sudah terkunci"
Namun ketika mengecek jendela kaca, ada tulisan yang ditempel dikertas putih dikaca jendela 'Dosa kalau ngintip, nanti timbilan'
Mama langsung tertawa ketika membaca tulisan Dika namun tidak membuka tempelan kertas anaknya dan coba mengecek ke jendela lain, ternyata ada tulisan
"Daripada bongkar rumah orang labih bagus membongkar dosa-dosa yang sudah menumpuk dengan melakukan kebaikan"
Mamanya Dika tertawa hingga dia berpikir kapan Dika melakukannya semua hingga dia langsung naik ke mobil setelah mengecek semua walaupun rumah mereka di jaga oleh security tapi mereka harus tetap jaga-jaga.
Sementara itu papanya Dika sudah duduk didepan disamping pak Riza sang supir yang sebenarnya adalah om nya Dika dari bik Naomi sepupunya mama yang saat ini sedang menyetir mobil sementara Dika dan mama duduk dibarisan bangku kedua dari mobil Pajero punya papa
"Pa, ingatnya berapa jam ya kerumah kakek dan nenek"
"Kalau tidak ada halangan hanya dua jam sudah sudah sampai"
"Oh gitu ya pa"
"Ingatnya ada tante Kiki dan om Hafy Fadli yang tinggal sama kakek dan nenek ya pa"
"Iya yang ingat semua ya mamamu nak walaupun mereka keluarga papa"
"Iya pa, kalau begitu akan Dika tanya sama mama saja, sebenarnya keluarga mama atau papa ya kenapa tanya sama mama"
"Itu karena ingatan mamamu begitu hebat bahkan mama bisa ingat semua keluarga papa"
"Berarti mama keren ya pa, sudah cantik, cerdas dan baik hati"
Mamanya Dika tersenyum saja ketika di puji sama suami dan anaknya
"Kalau begitu Dika tanya sama mama saja ya"
Mamanya Dika langsung menganggukan kepala hingga Dika langsung bertanya
"Ini ma, Dika mau pastikan anaknya tante Kiki ma"
"Iya nak"
"Tante Kiki punya anak laki laki dan pernah main layangan sama Dika, namanya Fino dan ada adiknya perempuan namanya Aura"
Dika coba mengingat-ingat semua yang dia tahu karena sudah lama mereka tidak pulang sejak Dika SD
"Iya anakku yang ganteng, yang paling tampan sedunia"
Mamanya Dika tertawa membuat Dika juga tertawa karena dipuji berlebihan oleh mamanya seolah-olah dia melihat dirinya ketika memuji hingga Dika berbicara
"Ini mama atau Dika ya, kenapa bicaranya mama sudah seperti Dika ya?"
Mamanya Dika tertawa ketika Dika bicara seperti itu hingga Dika yang saat ini lagi sibuk membuka cemilan yang dia bawa hanya menggelengkan kepala sambil nawari cemilan yang dia makan kepada papanya
"Papa mau ini"
Dika menyodorkan keripik kepada papanya yang saat ini lagi membaca chat WA di handphonenya
"Makan ni pa, anti ngantuk dan anti lapar"
"Oh ya"
Papanya mengambil beberapa keripik yang terasa manis asin
"Enakkan pa"
Dika memberikan lagi keripik kepada papanya sambil tersenyum
"Em, enak tapi.............kok lama lama jadi pedas ya, mana air?, air minum mana"
Papa teriak seperti tidak tahan dengan pedas yang dia rasakan
"Pedas, pedas kali, Dikaaaaaa!, kau mengerjai papa ya!"