Seorang gadis 24 tahun, seorang guru SD berparas cantik dan selalu berpakaian tertutup, tanpa sengaja menemukan seorang gadis kecil yang sedang menangis di pinggir jalan.
"Mama...!"
Gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Mama, membuatnya terkejut dan kebingungan. Ia tak mengenal anak itu sama sekali.
Meski begitu, gadis kecil itu bersikeras memintanya untuk membawanya pergi bersama. Penampilannya tidak menunjukkan bahwa ia anak terlantar. Lantas, siapa sebenarnya gadis kecil ini? Apa rahasia di balik pertemuan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceo V'E kembali
Malam ini kediaman Virendra sangat ramai, para pelayan tidak ada hentinya berlalu lalang untuk menyiapkan sesuatu, kabarnya malam ini Tuan besar, Ayah Shaka akan kembali dari luar Negeri.
Jadi untuk menyiapkan sambutan makan malam yang mewah, pelayan harus di buat sibuk. Karena ini sudah menjadi hal yang harus mereka lakukan ketika tuan besar, Ceo V'E kembali.
Dari lantai satu bahkan sampai lantai tiga terdengar riuh, tapi karena kediaman ini semuanya kedap suara dan penuh privasi jadi Khyra tidak menyadari keramaian tersebut, dia terus menemani Lea di dalam kamar.
Saat ini Khyra menemani Lea bermain, untungnya semangat anak itu kembali dengan cepat. Tubuhnya juga sudah pulih. Khyra juga mulai menyiapkan pelajaran untuk anak seusia Lea. Yang dimana Lea seharusnya sudah lulus TK, tapi karena takut kejadian yang tidak di inginkan Lea hanya mendapatkan home schooling.
Namun siapa sangka anak yang tenang itu tidak memiliki guru yang setia padanya, semua berhenti setelah sekali mengajari Lea, tidak ada alasan yang spesifik. Semua guru-guru itu tidak datang lagi untuk mengajari Lea.
Sehingga Lea tidak mendapatkan pengajaran yang baik, Lea selalu mengunci diri, Lea tidak seceria anak lainnya. Dan karena menutup diri Lea tidak memiliki teman.
"Mama, akan tidur bersama Lea kan?" tanya Lea yang tengah bermain boneka. Sedangkan Khyra sibuk menyusun jadwal belajar Lea. Khyra juga harus menyusun ulang jadwal untuk dirinya karena sekarang pekerjanya bertambah.
"Iya Lea," jawab Khyra masih fokus dengan kesibukannya. Karena respon singkat Khyra, Lea menghentikan permainannya dan segera turun dari kasur untuk menuju ke arah Khyra yang duduk di meja belajar.
"Mama.." ucap Lea sambil memanjat kepangkuan Khyra.
"Hmm..?" karena Lea kesusahan Khyra akhirnya membantu Lea naik ke pangkuannya.
"Lea suka belajar kan?" tanya Khyra.
"Iya Lea sangat suka belajar!!" ucap gadis kecil itu dengan semangat.
"Memang Lea anak yang pintar," ucap Khyra lagi sambil mengelus rambut Lea.
Cek'lek
Seorang pelayan masuk ke dalam kamar Lea, dan menghampiri Lea dan Khyra begitu sopan.
"Maaf, Nona muda dan Nona Khyra di undang untuk makan malam atas penyambutan kembalinya Tuan besar." ucap Pelayan menyampaikan maksudnya.
"Makan malam? Aku di undang?" tanya Khyra terkejut karena dirinya hanya orang asing, buat apa ikut serta dalam penyambutan keluarga Virendra.
"Nona Khyra harus segera bersiap, saya juga akan membantu Nona muda bersiap." lanjut pelayan itu. Khyra yang tidak dapat berkata-kata lagi hanya bisa menuruti dan pergi ke kamarnya untuk bersiap karena saat ini dia memang hanya menggunakan piyama tidur.
Khyra kebingungan sendiri di dalam kamarnya karena undangan tersebut. Dia juga bingung akan menggunakan pakaian apa, takut yang di pakaiannya terlalu biasa atau terlalu formal. Hah, jika saja ini makan malam biasa bersama keluarganya dia hanya akan menggunakan pakaian tidurnya.
Memang berbeda dengan keluarga bangsawan. Semuanya harus rapi dan teratur. Keluarga Virendra ini sangat terasa kelas atasnya.
Akhirnya Khyra memutuskan untuk memakai pakaiannya yang santai namun tetap terlihat formal, dia juga hanya menggunakan jilbab pasmina kaos.
Setelah bersiap Khyra kembali ke kamar Lea, terlihat Lea yang sudah siap, dia di dandani dengan cantik, wajahnya yang elegan namun manis.
Saat Khyra ingin menggendong Lea, dia di tegur oleh pelayan karena itu termasuk tidak sopan. Semuanya harus berjalan dengan anggun.
"Padahal ini Indonesia, tapi aku merasa seperti bukan di negara Indonesia." gumam Khyra mengingat momen seperti ini sangat persis dengan kerajaan luar.
***
Khyra dan Lea tiba di ruang makan yang begitu besar, dan mejanya pun terlihat besar, namun di sana hanya ada Shaka dan ibunya. Mata mereka tertuju pada Lea dan Khyra. Tanpa sepatah kata, Lea dan Khyra duduk tepat di hadapan mereka karena pelayan juga membukakan kursi bertanda mereka harus duduk.
"Akhirnya cucuku sudah sembuh," ucap Sita. Tapi Lea tidak menjawabnya dia hanya terus terdiam.
Ruang makan itu seketika menjadi hening, Khyra merasa semakin tidak nyaman, tubuhnya menjadi kaku. Khyra merasa ingin menghilang saja.
Tak lama seorang pria yang tak lain adalah Ayah Shaka muncul, mereka semua seketika bangun dari duduknya. Melihat itu, Khyra mengikuti mereka.
"Kina.. Culik aku menggunakan teleportasi," batin Khyra saking gugupnya, dirinya hanya orang asing. Namun, di acara keluarga konglomerat ini dia hadir.
Saat Tuan besar duduk mereka semua kembali duduk, Khyra berharap acara seperti ini tidak pernah terjadi lagi, kalau pun ada Khyra ingin saat dia sudah tidak ada di kediaman Virendra.
Makan malam sambutan di mulai dengan keheningan, hanya terdengar suara sendok yang tersentuh ke piring terdengar. Tidak ada yang memulai percakapan.
"Pengen pulang.. Hiks" batin Khyra terus memakan makanannya dengan canggung, dia tidak bisa mengikuti tempo mereka yang elegan saat makan. Karena dia memang hanya orang biasa.
Khyra khawatir dirinya tidak akan pernah nyaman tinggal di kediaman Virendra, kasta yang berbeda begitu terasa.
"Jadi siapa nama mu?" tanya Hendrik Ayah Shaka tiba-tiba.
"Nama saya Az-Khyra Kirana, di panggil Khyra."
"Sambutan ini bukan semata hanya untukku, ini juga sambutan untukmu, semoga kamu nyaman tinggal di sini, kami sangat menaruh harapan, ingin Lea tumbuh dengan baik." jelasnya.
"Terima kasih saya akan memberikan yang terbaik," balas Khyra.
Rupanya sedari tadi Shaka terus memerhatikan Khyra, dia memerhatikan Khyra karena terlihat jelas dirinya yang tidak nyaman. Padahal untuk sambutan seperti ini Shaka sendiri malas, dan ingin menghilangkan tradisi itu. Tapi dia tidak bisa.
Khyra yang tak sengaja melihat ke arah Shaka. Pria itu memberikan anggukan pelan menyuruh Khyra agar tenang. Tapi Khyra yang tidak paham hanya mengkerut kan keningnya dan mengalihkan pandanganya ke arah makanan.
Kemudian makan malam sambutan itu selesai, dan orang tua Shaka sudah pergi dari ruang makan. Tetapi Shaka masih tetap duduk di tempatnya.
"Ya Allah.. Kenapa orang itu masih duduk sih? Padahal udah engga makan." batin Khyra, dia ingin segera kembali ke kamarnya bersama Lea. Tapi dia tidak mungkin pindah dari tempat duduknya ketika masih ada tuan rumah di sana.
Shaka sendiri heran dengan dirinya yang tidak ingin bangun dari duduknya, entah mengapa, dia merasa senang melihat Khyra saat ini. Gadis yang bisa menyesuaikan diri bersama keluarganya. Dia terus melihat Khyra seolah ada sesuatu tapi dia tidak tahu.
"Apa ada yang ingin anda katakan kepada saya?" tanya Khyra yang menyadari tatapan Shaka.
Namun Shaka tidak menjawab dan segera bangkit dari duduknya kemudian meninggalkan ruang makan.
"Aneh banget," gumam Khyra.
"Mama, Lea ingin kembali ke kamar," ucap Lea.
Melihat Lea Khyra menjadi tenang kembali karena untungnya di kediaman ini masi ada yang normal. Khyra mengangguk dan mereka pun kembali ke lantai tiga, dimana ruangan khusus mereka.