[Peringatan!! Judul Novel Tidak Sesuai Dengan Isi Ceritanya]
Tumbuhnya Tujuh Buah Surgawi sejak sekian lama berhasil menggemparkan dunia persilatan.
Tujuh Buah Surgawi bukanlah buah biasa, siapapun yang memakan walau hanya salah satu dari ketujuhnya maka dia akan menjadi pendekar yang tak tertandingi.
Sehingga tidak mengherankan jika buah itu tumbuh banyak pendekar yang menginginkannya, perebutan hingga saling membunuh dan membantai bukanlah sesuatu yang asing.
Zhou Yuan adalah salah satu pemakan Buah Surgawi kedelapan yang tidak dicatat dalam sejarah, buah kedelapan itu dinamai buah kematian, sesaat ia hendak memakannya banyak orang yang menginginkannya hingga suatu ketika Zhou Yuan harus di kepung oleh banyak pendekar yang membuatnya terbunuh.
Sebelum kematiannya, Zhou Yuan memakan Buah Kematian, buah itu membuat Zhou Yuan berengkarnasi setelah seratus tahun kematiannya. Zhou Yuan berniat membalaskan dendam kematiannya di kehidupan pertamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 27 — Pil Sutra Emas
Dua tahun setelah Xiao Rou pergi, kini Zhou Yuan memiliki waktu luang di kediamannya dan waktu tersebut ia gunakan berlatih.
Penyerangan Kelompok Kelelawar Malam membuat Zhou Yuan berpikir ulang mengenai latihannya terutama soal penempaan fisik.
Zhou Yuan merasa meski fisiknya sudah kuat namun belum menyentuh sesuatu yang ia harapkan, sebab itu sekarang Zhou Yuan kembali memfokuskan latihannya pada kualitas tulang, ia ingin cepat-cepat menyempurnakan Teknik Tulang Berlian hingga 100%.
Zhou Yuan mulai mengonsumsi Bunga Peri Malam lebih banyak dari biasanya, hal itu membuat peningkatan tulangnya juga ikut meningkat lebih cepat.
"Setidaknya butuh tiga tahun lagi aku bisa menyempurnakan 100% Teknik Tulang ini..." Zhou Yuan menghela nafas, harus ia akui dirinya memang tidak sabar meningkatkan kualitas tulangnya ke tingkat lebih sempurna.
Zhou Yuan kemudian keluar dari kamarnya sesudah berlatih sepanjang malam, ia mendapati ibunya sedang memasak dan Itu segera membuat raut wajahnya berubah.
"Ibu, kenapa tidak pelayan saja yang memasak?" Zhou Yuan buru-buru menghampiri ibunya dengan perasaan cemas.
"Yuan'er, kau sama saja seperti ayahmu, melarang Ibu melakukan banyak hal." Lin Ruyue menjawabnya dengan ketus.
Zhou Yuan tersenyum canggung, memang selama ini atas perintah ayahnya ia harus menjaga ibunya lebih ketat dari biasanya.
Alasannya sederhana karena Lin Ruyue kini tengah mengandung besar anak keduanya sehingga Zhou Yuan harus menjaga kondisi ibunya tersebut agar tidak kelelahan.
Delapan bulan yang lalu, Zhou Yuan mendapatkan kabar bahagia dari kedua orangtuanya bahwa ia akan mendapatkan seorang adik.
Zhou Yuan yang awalnya kebingungan akhirnya mengerti bahwa ibunya sedang hamil kembali.
Zhou Yuan merasa senang begitu juga dengan ayah dan seluruh anggota Keluarga Zhou yang lain. Bahkan Zhou Bing membuat perayaan di Kota Riva atas kehamilan Lin Ruyue.
Kini usia kehamilan Lin Ruyue sudah berumur 8 bulan, tinggal satu bulan lagi untuk ia melahirkan.
Zhou Yao memerintahkan beberapa pelayan untuk menjaga istrinya seperti dulu saat kehamilan pertama, Zhou Yao tidak bisa selalu di samping istrinya setiap saat karena pekerjaan keluarganya apalagi beberapa waktu lagi ia angkat diangkat menjadi Ketua Keluarga Zhou selanjutnya menggantikan ayahnya Zhou Bing.
"Ibu, biar Yuan saja yang memasak. Ibu tinggal duduk di meja..." Sebelum ibunya menjawab Zhou Yuan bahkan sudah mengambil alih pekerjaan memasaknya.
Lin Ruyue menghela nafas. "Baiklah, Yuan'er, kau menang lagi kali ini..." Lin Ruyue mencubit pipi putranya itu dengan gemas lalu menyerahkan pekerjaan memasaknya.
Zhou Yuan tersenyum canggung. "Aku tidak berniat menyinggungmu Ibu, aku hanya khawatir dengan adik bayi."
"Ya, dan kau mengatakan itu setiap kali ibu beraktivitas." Lin Ruyue duduk sambil mendengus kecil.
Sikap Lin Ruyue memang sedikit berubah sejak ia hamil, menurut penuturan ayahnya bahwa saat mengandung Zhou Yuan juga, ibunya jadi lebih sensitif dari biasanya, ia bahkan selalu bersikap kekanak-kanakan di sesekali waktu.
Zhou Yuan membuat masakan pagi itu, ia tidak bisa dibilang ahli dalam memasak tetapi setidaknya makanannya cukup enak untuk dinikmati. Apalagi ia juga belajar memasak dari ibunya yang sangat ahli di bidang tersebut.
"Yuan'er, apa yang kau harapkan dari adikmu, laki-laki atau perempuan?" Lin Ruyue bertanya sambil mengelus perutnya yang sudah besar.
Zhou Yuan menghentikan adukan masakannya mendengar pertanyaan itu. "Laki-laki atau perempuan aku tetap senang, Ibu, dia adalah adikku."
"Kau benar, Yuan'er, dia memang akan menjadi adikmu..." Itu bukan suara Lin Ruyue melainkan Zhou Yao ayahnya yang baru pulang ke rumah.
"Ayah..."
"Suamiku..."
Lin Ruyue maupun Zhou Yuan sama-sama terkejut ketika melihat Zhou Yao terutama kondisinya yang tampak lesu dan lelah.
Zhou Yao memang kelelahan setelah bekerja semalaman mengurusi pekerjaan Keluarganya, namun setelah melihat anak dan istrinya yang sedang mengobrol rasa lelah itu terasa menguap digantikan senyuman. Zhou Yao mengecup pipi istrinya sebelum mengelus kepala anaknya.
"Suamiku, kau harus berisitirahat hari ini." Lin Ruyue terlebih dulu mengingatkan dengan perasaan khawatir.
Zhou Yuan juga setuju dengan perkataan Ibunya, menurutnya ayahnya itu sudah bekerja terlalu keras dan membutuhkan banyak istirahat.
Ia mengetahui bahwa beberapa bulan belakangan ini Zhou Bing sedang melaksanakan latihan tertutup di rumahnya. Pertarungan melawan Ling Yun memberikan dampak besar bagi kekuatannya yaitu sebuah pencerahan untuk bisa menerobos ke tahap selanjutnya.
Pekerjaannya sebagai pemimpin kota dan Keluarga dititipkan Zhou Bing pada Zhou Yao, hal tersebut lah yang membuat Zhou Yao selalu pulang pagi.
Sebenarnya pekerjaan Pemimpin kota tidak selama dan selelah itu tetapi karena Zhou Yao belum terbiasa makanya ia selalu pulang kepagian.
Zhou Yao tersenyum melihat kecemasan istri dan anaknya.
"Baiklah, sebenarnya Ayah kesini juga ingin istirahat, Ketua Keluarga sudah keluar dari latihannya dan kembali memimpin Keluarga..." Zhou Yao kini telah bebas, ia bisa istirahat lebih lama.
Zhou Yuan kemudian menghidangkan makanan untuk ibu dan ayahnya, ketiganya kemudian sarapan pagi bersama.
"Masakanmu sangat enak Yuan'er, apa ini resep dari ibumu?" Zhou Yao mencicip sedikit sup yang dibuat Zhou Yuan dan rasanya tak kalah enak dengan buatan istrinya.
Zhou Yuan mengangguk, memang resep masakan itu diajarkan ibunya.
"Tentu saja, memang siapa lagi yang bisa mengajari dia memasak seahli ini..." Lin Ruyue menjawabnya penuh kebanggaan.
Zhou Yao tertawa kecil. Sesudah ketiganya sarapan Zhou Yao memilih istirahat ditemani istrinya namun sebelum ia ke kamar Zhou Yao mengatakan pada Zhou Yuan bahwa ia diperintahkan kakeknya untuk menghadap.
Zhou Yuan mengangguk, ia segera pergi ke aula utama dan mendapati Zhou Bing sedang duduk di singgasananya.
"Ah, Yuan'er, kau sudah sampai." Zhou Bing tersenyum antusias ketika melihat cucunya tersebut.
"Kakek apakah ada sesuatu?"
Di aula utama tidak ada siapapun kecuali mereka berdua, ini berarti Zhou Bing ingin membicarakan sesuatu yang khusus dan bersifat rahasia.
Zhou Yuan bisa merasakan kekuatan Kakeknya tersebut telah meningkat lebih kuat, jika sebelumnya tingkatannya berada di Alam Kristal Tahap 7 kini ia telah naik Ke Tahap 8.
Zhou Bing kemudian mengeluarkan sebuah kotak kecil dibalik jubahnya sebelum diberikan pada Zhou Yuan.
Ketika Zhou Yuan membuka kotak kecil itu ia melihat ada satu pil berwarna emas di dalamnya.
"Kakek, bukankah pil ini..." Zhou Yuan berkata dengan ragu-ragu.
"Kau mengenalnya? Sudah kuduga pengetahuanmu memang luas Yuan'er." Zhou Bing mengangguk pelan. "Benar, sesuai dugaan pikiranmu ini adalah Pil Sutra Emas."
Zhou Yuan tidak menahan keterkejutannya, ia tidak percaya kotak yang digenggamnya adalah sebuah pil paling berharga di Empat Kekaisaran ini.
Zhou Bing kemudian menceritakan bahwa dirinya mendapatkan pil tersebut dari jasad Ling Yun, Zhou Bing juga sama terkejutnya dan tidak menyangka Ling Yun mempunyai pil berkelas tinggi seperti ini.
Pil Sutra Emas merupakan pil yang paling berharga, satu pilnya saja cukup membuat suatu wilayah berperang karenanya. Pil Sutra Emas selain dijual dengan harga selangit, pembuatannya juga sangat sulit dan langka.
Bahkan para alkemis menyebutkan butuh 5 tahun untuk seorang alkemis membuat Pil Sutra Emas persatunya.
Pembuatan tersebut cukup diwajari, ada banyak bahan dalam pembuatannya dan setiap bahan sangat sulit ditemukan. Hampir Empat Kekaisaran mengetahui pil itu termasuk khasiatnya.