Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merebut Istri dan Menantu Orang
“Kenapa, Allan?” Bu Dini mengusap bahu Allan begitu menyadari raut wajah putranya yang lemas, sangat jelas gurat kekecewaan.
“Tidak apa-apa, Bu. Ini tangannya lagi kram,” jawab Allan sembari memperlihatkan telapak tangannya. “Masa lagi kram mau pegang es.”
Alis Bu Dini saling bertaut pertanda bingung. Sambil meneliti wajah Allan, ia mencoba membaca apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh anaknya itu. Kemudian reflek menatap wajah polos Giany. Sepertinya wanita paruh baya itu baru saja berhasil mengurai benang kusut di otaknya. Sungguh orang yang sedang jatuh cinta itu sangat rumit.
“Waduh, kamu kan tahu ibu punya reumatik. Mana sanggup pegang es malam-malam.” Lalu kemudian melirik Giany dengan raut wajah memelas.
Sepertinya ibu dan anak ini punya misi yang sama, yaitu merebut istri dan menantu orang.
“Em … Kalau begitu biar saya saja yang kompres. Apa boleh?” tanya Giany ragu-ragu sambil menatap Allan.
Memang itu yang aku mau sejak tadi. Batin Allan.
“Boleh deh …” jawab Allan datar, tetapi hati bersorak.
Giany hanya mengangguk, lalu duduk di sisi Allan. Sedangkan Bu Dini segera meninggalkan dua orang tersebut sambil membawa Maysha ikut bersamanya. Tinggallah Allan dan Giany berdua.
Hati Allan pun diselimuti rasa bahagia ketika jemari halus Giany menyentuh kulit wajahnya. Rasa hangat tiba-tiba menjalar. Ingin rasanya Allan menghentikan waktu saja, agar Giany tetap berada di sisinya.
Menatap Giany dari jarak yang sangat dekat terasa begitu mendebarkan. Bahkan waktu berlalu tanpa terasa.
"Bagaimana, Dokter? Mendingan?" tanya Giany.
Allan tersadar, kemudian melirik arah jarum jam di dinding.
Loh, kok cepat sih? batin Allan.
Ia menggerutu dalam hati. Rasanya ingin melepas baterai jam agar waktu terhenti di sini untuk waktu yang lama.
"Sudah mendingan belum?" Giany bertanya lagi setelah tak mendapat jawaban dari Allan.
"Masih sakit, sedikit. Di sini!" Allan menuntun tangan Giany untuk mengusap lebam di wajahnya.
🌻
Ting Tong
Suara bel berbunyi, Bibi Misa yang sedang menata makan malam di meja bergegas menuju ruang depan untuk membukakan pintu sambil menebak dalam hati, siapakah gerangan yang bertandang. Karena tidak biasanya ada orang yang bertamu malam-malam ke rumah itu.
Begitu daun pintu terbuka, tampak seorang wanita cantik berdiri di depan sambil tersenyum.
"Apa kabar, Bibi Misa ..." sapa wanita itu dengan ramah.
"Bu Ayra ..." Bola mata Bibi Misa membulat penuh. Cukup lama tak bertemu dengan mantan istri majikannya itu. Saking terkejutnya, ia bahkan lupa untuk mempersilakan wanita itu masuk ke dalam rumah.
"Jadi saya tidak boleh masuk, nih?" ujarnya setengah menyindir, dengan senyum yang mendadak meredup.
"Eh, bu-bukan begitu, Bu. Silakan masuk!" jawab Bibi Misa gelagapan.
"Allan ada, kan?"
"Ada, Bu."
"Kalau Maysha dimana?" Sambil melangkah masuk.
"Nona kecil ada di kamarnya."
Dengan membawa beberapa bingkisan wanita itu berjalan memasuki rumah. Pandangannya berkeliling seperti meneliti rumah itu. Langkah kakinya kemudian terhenti ketika sepasang netra nya menangkap Allan tengah duduk bersama seorang wanita muda dengan posisi yang bagi Ayra terbilang sangat dekat.
Ayra menatap Giany dari ujung kaki ke ujung kepala. Dari sorot matanya jelas terlihat bahwa ia tidak senang dengan pemandangan di hadapannya. Terlebih, wanita itu mengenakan pakaian miliknya.
"Allan ..." Suara panggilan Ayra membuat Allan reflek menoleh.
Melihat Ayra ada di sana, Allan pun membenarkan posisi duduknya. Ia cukup terkejut dengan kedatangan Ayra.
"Kamu?" ucap Allan, kemudian bangkit dari duduknya diikuti Giany.
Ayra menarik napas dalam, kemudian melangkah mendekat. Isi pikirannya sedang menebak siapa wanita yang tengah bersama mantan suaminya itu.
"Siapa dia, Allan? Kenapa dia pakai baju aku?" tanya Ayra bernada ketus.
Mendengar ucapan Ayra, Giany dapat menebak bahwa wanita yang berdiri di hadapannya adalah mantan istri Allan. Ia pun menunduk malu saat menyadari tatapan tak bersahabat yang dilayangkan Ayra kepadanya.
"Memang kenapa, lagi pula kamu sudah tidak pakai lagi, kan?"
Tidak terima, Ayra semakin kesal. "Tapi aku tidak suka ada orang asing yang memakai barang-barang aku!" ucapnya penuh penekanan. "Memang dia ini siapa?"
Menyadari nada bicara Ayra, Allan lalu menarik Giany ke belakang punggungnya, seolah ingin melindungi wanita itu.
"Namanya Giany. Dia anggota baru di keluarga ini."
🌻🌻🌻🌻
Judulnya mantan istri bertemu calon istri yang masih berstatus istri orang.
Eh, gimana sih jelasinnya Ding! 🤭