Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9
Di dalam toilet Dinda mengeram kesal segala umpatan dia keluarkan dia merasa kecolongan dengan adanya Shanum.
Dinda ingin sekali memberi pelajaran pada Shanum agar tidak menggoda Rendra tapi itu bisa membuat citranya jelek.
Terlintas ide untuk menggunakan Nana untuk dijadikan senjatanya.
Waktu pulang kerja tidak sengaja di lobby Shanum berpapasan dengan Dinda.
"Mbk Dinda"Panggil Shanum"Saya mau menjelaskan soal tadi agar Mbk Dinda nggak salah paham".
"Menjelaskan apa?"Tanya Dinda senyuman miring"Apa kamu pikir Rendra akan tergoda sama cewek kayak elo kamu salah besar.Mukamu saja sok alim tapi kelakukan mines."
"Mbk Dinda salah paham aku tidak pernah menggoda pak Rendra tadi aku cuma ganti baju saja".Jelas Shanum.
"Terserah aku nggak level saingan sama cewek sepertimu"Kata Dinda dan langsung pergi dari sana.
Shanum hanya menarik nafas panjang,dia juga pergi.
...****************...
Semakin hari Shanum dan Rendra semakin dekat sesekali Shanum juga di ajak meeting di luar, Shanum juga semakin nyaman di dekat Rendra tapi selalu di tepis olehnya.
Saat ini seperti biasa Shanum bekerja di dalam ruangan Rendra,disaat itu juga hp Rendra bunyi.
Dari raut wajah Rendra dia mendapat telpon yang sangat penting.
"Shanum kamu bersiap kita akan pergi"Perintah Rendra sambil menutup berkas yang ada di depannya.
Shanum hanya mengangguk dia tidak berani bertanya mau pergi ke mana.
Mereka pergi diantar Elvan,di perjalanan Shanum semakin bingung karena yang dilewati jalan menuju bandara.
"Maaf pak kita mau kemana ya?"Shanum memberanikan diri untuk bertanya.
"Kita akan keluar kota"Jawab Rendra.
Sampai di bandara hanya Rendra dan Shanum yang turun.
"Pak Elvan nggak ikut pa?"Tanya Shanum.
"Tidak hanya kita berdua, Elvan harus menyelesaikan kerjaan di sini".
"Tapi saya tidak bawah persiapan pak?"
"Elvan sudah mempersiapkan semuanya kita tinggal berangkat".
Didalam pesawat perasaan Shanum tidak tenang dia kelihatan gelisah.
"Tidurlah perjalanan masih panjang,kamu kelihatannya sangat capek".
Shanum hanya menyenderkan kepalanya ke jendela pesawat lama kelamaan dia tertidur.
Turun dari pesawat Shanum masih dalam keadaan tertidur tidak tega membangunkannya Rendra menggendongnya menuju mobil yang sudah di siapkan.
Diperjalanan Shanum kelihatan bermimpi ayahnya sampai dia mengigau panggil ayahnya.
Shanum mengernyitkan keningnya kenapa dia bisa berada di mobil sedangkan tadi. Dia masih ada di pesawat.
Shanum heran lagi mobil yang ditumpangi malah berhenti di depan rumah sakit yang ada di Surabaya.
"Pak Rendra kenapa kita ada di sini?"Tanya Shanum.
"Sebaiknya kita turun dulu nanti aku jelasin di dalam"Pinta Rendra sambil berdiri membukakan pintu mobil untuk Shanum keluar.
Semakin masuk ke dalam rumah sakit hati Shanum semakin tak karuan,di depan ruang ICU Shanum melihat Agus abangnya.
"Assalamualaikum bang"Sapa Shanum sambil mencium tangan Agus, Rendra juga sama mencium tangan Agus.
"Wa'alaikum salam,akhirnya kalian sampai".
"bang siapa yang sakit?"Tanya Shanum langsung.
"Adek tenang ya dulu".
"Bang siapa yang sakit?"Shanum bertanya lagi sambil matanya berkaca-kaca.
"Tadi ayah jatuh dikamar mandi dek"Jawab Agus"Dan sekarang belum sadar".
Luluh juga air mata Shanum dia hampir terjatuh kalau tidak ditangkap Rendra.
Bersamaan itu juga dokter keluar dari ruangan pak Irawan, dokter mengatakan kalau pak Irawan sudah sadar beliau ingin bertemu anak-anaknya.