NovelToon NovelToon
CEO Tampan Itu, Suamiku

CEO Tampan Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Animous

"Itu pernyataan, Leya Maura Nugrah!"

"Loh kamu tau nama asli leya dari mana?!" kaget wanita itu.

"Apa yang saya tidak tau?"

"Sombong." ketus Leya kesal, gadis itu rasanya ingin membuang pria di hadapannya ini kelaut saja! benar benar membuat nya naik darah.

"Besok besok gak usah temui Leya!"

"Kalau saya mau ketemu?"

"Kamu nyebelin, Tuan Damian Aarav Niell!"

"Saya menyukai panggilan itu, Leya!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Animous, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Damian

Damian yang mengetahui Leya hilang sangat marah besar, dia menjadi seperti orang gilaa yang kerasukan. Tidak ada ketenangan jiwa, Damian teruss terbayang berapa tahun lalu yang terjadi pada Anara, dia tidak mungkin membiarkan Leya merasakan hal yang sama.

"SAYA TIDAK MAU TAU, CEPAT ATAU LAMBAT DIA HARUS KEMBALI!" sergak Damian membuat semua nya tunduk patuh dan bergegas mencari gadis itu.

Sedangkan Nia dan Dita, mereka berdua di kurung Damian di penjara bawah tanah yang mengerikan itu. Entah bagaimana kabar nya sekarang, jika bukan karna mereka tidak mungkin Leya hilang sekarang

Damian terus terusan menghubungi nomor baj*ngan Erick itu. Tidak lama kemudian telpon itu tersambung.

"Apa yang kau ingin kan sialan! Cepat katakan dan lepaskan Leya!" teriak Damian.

"Hahahah, kau pikir aku bisa di ajak bernegosiasi? apa yang aku inginkan harusnya tidak bisa di tukar dengan apa pun."

"DAMIAN, TOLONG LEYAA." teriak Leya histeris. Dia bahkan berniat mengakhiri hidupnya sekarang juga.

Damian mendengar suara teriakkan ituu membuat dia sangat marah dan emosi, dengan cepat Damian mematikan telpon tersebut.

"Michelle!" panggil Damian.

"Ya tuan."

"Lacak nomor ini, cepat! Sebelum dia menon aktifkan nya."

"Baik tuan." Michelle dengan cepat mengotak atik komputer nya, dia harus berhasil kali ini. Dia tidak ingin melihat tuan nya setres seperti ini, bagaimana pun Damian adalah orang terpenting nya.

Setelah beberapa waktu Michelle tersenyum puas, dia menemukan keberadaan mereka. Dengan cepat Damian menyusun rencana dan pergi ke tempat itu. Damian bergetar hebat, ini adalah tempat terakhir Anara. Di sini hembusan nafas terakhir gadis itu. Damian semakin bergetar panik, tapi dia harus tetap tenang dan berusaha menyelamatkan Leya.

Di sisi lain Erick tengah menatap Leya dengan iba."Gadis yang malang, andai kita bertemu dulu sebelum kamu bertemu dengan dia." ucap Erick dengan raut wajah sedih yang di buat buat.

Leya memalingkan wajahnya ke arah lain, dia sudah muak melihat wajah pria itu.

"Leya, aku sangat mencintaimu." ungkap Erick.

Namun, perkataan pria itu tidak membuat Leya menatap nya, Leya terus saja memalingkan wajah nya membuat pria itu sangat kesal.Erick menarik dagu gadis itu dan membuat Leya menatap nya.

"Saat pertama kali aku melihat mu, kamu sangat lucu dan cantik. Kamu menolong ku dan membuat aku jatuh hati padamu, namun sial wajah mu sedikit mirip dengan dia. Tapi aku tetap mencintaimu." ucap Erick tersenyum smirk. Leya menatap pria itu takut hingga air matanya keluar begitu saja.

"Lepasin Leya." cicit Leya pelan.

"Jika aku melepaskan mu, kamu akan kembali bersama nya. Ah aku tidak rela." ucap Erick tertawa kecil.

"Leya mohon."

"Aku tidak suka mendengar mu memohon pada ku, jika kamu tetap kekeuh ingin lepas kami pikirkan ibu mu saja, Leya!" ucap Erick melihatkan sebuah vidio di mana ibu dan nenek nya tengah tidak sadarkan diri dan sudah terikat.

Leya tak percaya ini, dia menatap Erick menjijikkan."Ibu Leya yang memberikan kamu obat, tapi kamu tidak tau diri!" bentak Leya.

"Leya Leya, apa aja bisa aku lakukan untuk mencapai hal yang aku inginkan."

"Kamu baj*ngan!" teriak Leya

"Memang."

"Damian gak akan mengampuni kamu!"

"Sayang sekali, aku tidak meminta pengampunan dari pria bodoh itu."

Leya menatap nya dengan mata berkaca-kaca."Jika ibu Leya kenapa kenapa, Leya gak akan pernah maafin kamu. Bahkan orang yang pertama kali Leya bunuh adalah kamu!" teriak Leya Tampa sadar ucapan yang dia lontarkan.

"Dengan apa kamu bisa membunuhku?" ejek Erick.

"Leya akan menusuk mu, sampai kamu menyesali semua perbuatan mu."

"Coba, aku ingin merasakan dari tangan lembut mu ini. Tapi, saat itu aku pasti akan sangat sedih dulu tangan indah ini mengobati ku, lalu sekarang malah menyakiti ku." ucap nya memegang tangan Leya lembut, dia membuat raut wajah seolah olah bersedih.

"Lepasin Leya!" teriak gadis itu berusaha memberontak

"Keras kepala."

"Aku akan memberikan mu hukuman, Leya."

Erick tersenyum smirk, dia mengeluarkan sebuah pisau kecil dan mengarahkan nya pada wajah Leya. Leya panik dan takut, dia berusaha menjauhi tangan pria itu

"Leya mohon, Leya gak mau." tangis gadis itu, dia cukup merasakan sakit beberapa kali yang diperbuat oleh pria di hadapan nya ini, kali ini dia benar tidak sanggup. Belakangan ini Leya seperti raga tampa jiwa.

"Sedikit saja oke? itu tidak akan sakit." ucap Erick menus*k pisau itu ke arah pipi Leya membuat gadis itu berteriak histeris.

"Suara mu sangat berisik." ucap Erick menutup mulut Leya dengan tangan nya, saat pria itu mulai menggores nya saat itu juga Leya mengigit tangan pria itu kuat menyalurkan rasa sakitnya.

Tidak lama kemudian akhirnya selesai, dia melihat hasil karya nya di pipi Leya, Leya terus menangis kesakitan. Namun Erick sama sekali tidak merasakan iba pada gadis itu, ketahui lah pria ini pernah masuk rumah sakit jiwa karna membunuh orang tua nya sendiri.

"Hentikan semua ini Leya mohon, bunuh saja Leya." ucap Leya bahkan hampir tidak kedengaran.

"Bagaimana pun, kamu harus tetap hidup, Leya!"

"Untuk apa kamu mempertahankan nya, tapi kamu sendiri yang berusaha mencoba membunuh Leya." cicit Leya pelan.

"Aku tidak ingin membunuh mu, hanya saja memberikan mu sedikit hukuman agar kami bisa lebih menurut di kedepannya." jelas Erick tertawa kecil melempar pisau itu ke arah Leya, membuat gadis itu menutup matanya. Lemparan pisau itu tepat di samping kaki Leya.

Setelah melakukan itu dengan puas, Erick pergi keluar dan mengunci Leya di kamar. Dia benar benar baj*ngan!

Sedangkan Leya berusaha meraih pisau itu dan melepaskan beberapa ikatannya, Leya terus merintih sakit melihat luka di sekujur tubuh nya, di kaki tangan perut dan sekarang di wajah nya.

Suatu keberuntungan, ikatan itu terlepas karna usahanya. Leya berusaha berdiri meskipun kakinya sangat sakit, dia melihat keadaan luar apakah dia berada di tengah hutan, Leya tidak memikirkan itu bagaimana pun caranya dia harus bisa keluar.

Leya melihat ke arah bawah jendelanya, ternyata kamar nya di bagian pinggir. Jika dia berhasil turun, dia bisa keluar tanpa melewati gerbang depan. Namun ini sangat tinggi bagaimana caranya dia turun.

Leya mencari beberapa kain yang kuat dan menyambung nya hingga menjadi seperti tali, merasa cukup sampai ke bawah, dia mengikat ujung kain itu di beberapa tiang dekat jendela. Setelah itu dia berusaha turun, walaupun tubuhnya sakit dia harus tetap kuat agar bisa keluar.

Setelah jatuh kebawah, Leya meringis kesakitan. Kaki nya kembali mengeluarkan darah, dia berusaha kuat dan perlahan berlari. Meskipun lari nya tidak sempurna, dia berusaha mencari jalan keluar dari hutan ini.

Hampir satu jam dia berada di sini, tapi belum berhasil mencari jalan keluar. Leya malah merasa dirinya tersesat dan kembali ke tempat dia berhenti.

Leya mulai mengambil beberapa daun atau ranting untuk di jadikan nya sebuah tanda di setiap pohon.

Hal itu berhasil, Leya keluar menemui jalanan. Namun jalanan ini sangat lah sepi, tidak ada orang berlalu lalang. Dia berjalan terus sampai mencari orang.

Leya melihat sebuah mobil yang akan melintas, dia merasa senang. Dan berusaha menghadang mobil itu

Cit!

"Ada apa? Kenapa berhenti?!"

"Ada seorang gadis di depan tuan."

"Tabrak saja, sangat mengganggu." ketus pria itu

Mobil itu akan mulai berjalan namun Leya berusaha menggedor jendela mobil itu."Tolong, tolong Leya udah gak sanggup." ucap Leya dengan suara sangat pelan. Namun tiba tiba Leya jatuh pingsan di sana.

Entah kenapa merasa kasian, akhirnya pemilik mobil itu keluar. Sangat kaget dan marah saat melihat gadis itu adalah Leya, tubuh gadis itu hampir sudah lecet.

Dengan cepat pria itu mengangkat Leya."Kembali ke mansion, dan hubungi dokter untuk datang ke mansion saya. Secepatnya!" tekan pria itu emosi.

1
Dewi @@@♥️♥️
coba mampir baca,,semoga bagus ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!