satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
seperti biasa ketika kelas tak ada pelajaran. akan menjadi peluang bagus untuk seluruh siswa siswi memanfaatkan waktu itu untuk melakukan aktivas diluar pelajaran. seperti dikelas X ruang B karna guru yang sedang ada keperluan mendadak sehingga tidak dapat mengisi pelajaran pada hari itu di tempat kelas Kania berada.
ada yang tengah pergi ke kantin, duduk di depan kelas, teriakan siswa-siwa cowok dengan candaan. ada pula yang tengah tertidur, dan kini Kania tengah terfokus dengan buku novel yang berada dalam genggamannya.
"kania! udah donk baca buku terus perasaan, nggak capek tuh mata." tukas Tasya yang duduk di didepan Kania.
"aku lebih capek kalo dengerin kamu ngomong." sahut Kania sembari tetap fokus dengan novel yang seperti lebih menarik dari pada berbicara dengan sahabatnya itu.
"emangnya apa sih faedah baca novel? buang-buang waktu aja tau nggak." tanya Tasya akan tetapi ia jawab sendiri pertanyaan yang terlontar dari bibir indahnya.
merasa mendengar ucapan dari Tasya yang terkesan menarik untuk Kania bahas. kini gadis itu pun meletakkan novel ditangan nya dan memberi tatapan mengintrogasi pada Tasya.
"ih kok gitu mata nya bikin takut aja." imbuh Tasya dengan raut wajah seperti drama karna mendapat tatapan mengerikan dari Kania.
Kania masih tetap dengan tatapan tajam mengarah kearah gadis cantik nan lugu didepan nya. sungguh melihat ketakutan sekaligus raut wajah yang menurut Kania sangat menggemas kan itu, tak akan ia sia-siakan kesempatan itu begitu saja.
"kania!" teriak Tasya hingga membangunkan siswa yang tengah tertidur di samping bangku tempat duduk kania berada.
kania pun terkejut karna teriakan dari Tasya terlampau kencang hingga membangunkan siswa. yang sejak tadi bahkan suara keras dikelas, akibat ada siswa-siswa lainnya bernyanyi dengan kencang itupun tak dapat membangunkan siswa yang tak lain bernama irwan. hanya sekali teriakan dari Tasya saja langsung dengan mudah membangunkan siswa yang bergelar sebagai raja tidur.
"Ada gempa yah!" seru Irwan pada Kania dan Tasya yang berada tak jauh dari dirinya.
"eh irwan enak aja gempa-gempa, yang bener tuh tsunami." canda Tasya.
Bukannya mendapat gelakan tawa karna candaan yang terucap dari mulut Tasya. kini Irwan mala menguap sambil membersihkan sisa air liur akibat ia tadi tengah tidur. dan yang lebih membuat Tasya kesal adalah Irwan tanpa menjawab candaan Tasya. ia lebih memilih melanjutkan tidurnya tadi yang sempat terganggu oleh teriakan Tasya.
"huahhh!" tawa kania menggelegar hingga beberapa siswi melihat kearah dirinya. akan tetapi tak begitu dihiraukan oleh Kania. "ya ampun sya sumpah lucu banget, sama tuh irwan huahhh mood banget lagi wajahnya." imbuh Kania masih dengan tawanya.
"tawa terus sampek tuek." celetuk Tasya, bahasa Jawa pun muncul pertanda dirinya tengah kesal.
"ulu ulu ngambek tuan putrinya." goda Kania yang ingin membuat kemarahan pada sahabatnya itu mereda." tapi apa tadi tukek apa an tuh artinya?" lanjut Kania seraya berfikir tentang arti kata bahasa Jawa yang diucapkan Tasya.
"tukek tukek sekalian tokek." protes Tasya tapi masih dibarengi dengan candaan.
Etss jangan ditanya dari mana Tasya bisa mengetahui bahasa Jawa? tentu itu semua karna Tasya mempunyai cita-cita menjadi seorang sastrawan jadi hampir empat bahasa telah dikuasai oleh Tasya.
"Iyah iyah anak paling sastra, jadi apa nih artinya?" tanya Kania yang mulai sedikit penasaran.
"aku kasih tau tapi ada satu syarat nya." kata Tasya begitu semangat hingga membuat Kania sedikit curiga.
"syarat apaan? aku nggak punya uang, untuk bulan ini aku harus super hemat. jadi kalau syarat harus nraktir makan dikantin sih aku angkat tangan." jelas Kania seperti biasa tak ada kebohongan dalam ucapannya.
Tasya menatap penuh siasat kearah Kania berada, sedangkan Kania yang menjadi objek tatapan dari Tasya pun mengernyit heran dan tak faham dengan raut wajah yang sulit diartikan dari Tasya.
Bersambung.
Selamat membaca yah, yuk beri kritik dan saran sekaligus like disetiap chapter nya biar aku lebih semangat lagi buat update setiap harinya 🥰