Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
“Ada apa sayang?”
Tanya Edgar sontak meletakkan ponselnya diatas meja lalu segera memeriksa keadaan Laura yang tengah meringkuk memegang perutnya, Edgar memegang perut Laura membuat wanita itu kembali berteriak kesakitan, tanpa kata Edgar segera mengangkat tubuh Laura membawanya keluar dari ruangan VIP itu menuju mobilnya.
“Bertahanlah sayang, kita akan segera ke rumah sakit.”
Ucap Edgar setelah merebahkan Laura di jok belakang, dan segera masuk ke dalam mobil, Edgar segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit terdekat, sedangkan Karin di apartement saat ini tengah menunggu makanan yang Edgar bilang akan di pesan, gadis itu benar benar kelaparan saat ini, Karin hanya minum sejak tadi seraya berharap makanan akan segera tiba.
“Lama sekali.”
Gumam Karin kala sudah hampir 20 menit waktu berlalu namun makanan nya belum juga tiba, gadis itu mau tak mau kembali menghubungi Edgar namun pria itu tak mengangkat teleponnya membuat Karin benar benar bingung harus berbuat apa, bisa saja ia pergi ke rumah mertuanya tapi ia masih belum paham dengan jalan di kota itu, bagaimana jika ia tersesat seperti sebelumnya?
Sedangkan Edgar yang baru saja tiba di rumah sakit, segera membawa Laura pada dokter, wanita itu segera di bawa ke dalam ruangan dan diperiksa oleh dokter, sedangkan Edgar sedang menunggu di luar ruangan, pria itu meraba saku nya, sepertinya ponsel Edgar ketinggalan di restoran, ia ingin kembali tapi tidak tega meninggalkan Laura di rumah sakit.
“Nanti saja aku ambil, yang terpenting sekarang adalah Laura.”
Gumam Edgar seketika lupa jika Karin lah yang menjadi tanggung jawab nya saat ini, tak lama dokter yang menangani Laura keluar dari ruangan itu membuat Edgar segera menghampiri nya dengan raut wajah khawatir.
“Bagaimana keadaan nya dok?”
Tanya Edgar.
“Tenang saja, dia hanya sakit perut biasa, mungkin karena salah makan atau terlambat makan, dia baik baik saja, anda bisa menemuinya sekarang.”
Ucap sang dokter, Edgar menganggukkan kepalanya lalu segera masuk kedalam ruangan dimana Laura berada setelah dokter meninggalkan nya disana, Edgar menatap Laura yang tak sadarkan diri lalu duduk di samping wanita itu seraya menggenggam tangan nya, mendadak ia merasa bersalah pada kekasihnya itu karena tidak menjaganya dengan baik.
“Maafkan aku, aku tidak menjagamu dengan baik, aku tidak begitu memperhatikan mu sekarang, aku bersalah, maafkan aku sayang.”
Ucap Edgar seraya mengecup punggung tangan Laura, sedangkan Laura saat ini tengah menahan senyum mendengar ucapan kekasihnya itu, akhirnya rencana nya berhasil membuat Edgar lupa dengan gadis kampung itu, Laura sengaja berpura pura sakit agar Edgar lupa untuk memesan makanan gadis itu, biarkan saja gadis itu mati kelaparan di sana.
Sedangkan Karin saat ini baru saja tertidur setelah mencoba untuk menahan rasa laparnya, namun seketika gadis itu terbangun mendengar suara bel yang terus saja berbunyi, dengan rasa malas nya Karin berusaha untuk bangun, kemungkinan yang datang pesanan dari Edgar, Karin segera beranjak dari duduknya menuju pintu.
Ceklek!
“Kejutan!!”
“Loh? Kau? kau gadis yang bersama Edgar waktu itu kan?”
Karin terkejut, ketiga teman Edgar juga terkejut melihat keberadaan Karin, Karin yang terkejut lantaran bukan makanan yang datang tapi pria yang ia lihat bersama Edgar beberapa hari yang lalu, mereka datang kesini? Tapi bagaimana bisa? apa Edgar yang mengundang mereka? Kalau begitu pasti Edgar juga ada disana bukan?
Karin melirik ke sekeliling namun tidak ad Edgar disana, ketiga pria itu hanya saling menatap melihat gadis dihadapan mereka yang entah tuli atau buta, pasalnya pertanyaan dari Rio saja belum dijawab, lalu sekarang ia bertingkah seperti tidak melihat mereka bertiga.
“Hai, helo! Apa kau tidak melihat kami.”
Ucap Rio membuat Karin menatapnya.
“Ah, maaf, aku pikir Kak Edgar ada bersama kalian.”
Ucap Karin membuat ketiga pria itu kebingungan, jadi Edgar tidak ada disana? Dan kenapa gadis itu yang ada di sana? Bukannya Edgar bilang ia sudah pindah ke apartement, apa Edgar pindah ke apartement bersama gadis itu? ah tapi rasanya tidak mungkin, karena jika Edgar pindah kesana bersama gadis itu maka Edgar tidak akan bisa bebas melakukan apapun bersama Laura.
“Tunggu sebentar, Bukan kah kau kerabat Edgar?”
Tanya Davin, Karin menganggukkan kepalanya, mengingat Edgar memperkenalkan nya sebagai kerabat sebelumnya.
“Tapi kenapa kau bisa ada di apartement Edgar? Tidak mungkin kalian tinggal bersama kan? Karena itu sangat aneh!”
Ucap Davin membuat Karin tak bisa berkata kata, sedangkan Adrian yang hanya diam menatap gadis itu akhirnya meminta Davin dan Rio untuk menutup mulut mereka begitu melihat Karin kebingungan menjawab pertanyaan dari kedua pria itu.
“Sudah jangan banyak tanya! Apa kami boleh masuk?”
Tanya Adrian pada Karin, Karin hanya diam, bagaimana bisa ia mengizinkan pria lain masuk ke dalam rumahnya disaat suaminya tidak ada dirumah, terlebih mereka bertiga dan Karin juga tidak begitu mengenal ketiganya, Adrian yang melihat raut wajah gadis itu menyadari jika Karin ketakutan.
“Kami teman temannya Edgar, jadi kau jangan khawatir.”
Ucap Adrian, Karin menatap Adrian sepertinya pria itu pria baik baik, hingga akhirnya Karin menganggukkan kepalanya menyetujui hal itu, ketiga pria itu akhirnya masuk ke dalam apartement Edgar, seketika ketiganya terkejut melihat apartement Edgar yang begitu bersih dan juga wangi, berbeda dari terakhir kali mereka datang kesana, apartement itu tampak sangat kotor karena Laura tak pernah mau membersihkan nya.
“Bersih sekali, apa kau yang membersihkan semuanya?”
Tanya Rio pada Karin seraya duduk diatas sofa, Karin menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis.
“Oh iya, siapa namamu? Kita belum sempat berkenalan.”
Tanya Davin basa basi sebenarnya.
“Namanya Karin, kau lupa saat mencarinya Edgar memanggil namanya?”
Ucap Adrian yang kesal mendengar basa basi Davin, pria itu hanya terkekeh mendengar ucapan Adrian, sedang kan Karin masih tetap diam seraya menundukkan kepalanya.
“Aku masih bingung, bagaimana bisa kau berada di sini bahkan membersihkan apartement ini, apa kau di paksa Edgar melakukan semua itu? Apa dia memanfaatkan mu agar kau membersihkan apartement nya?”
Tanya Rio panjang lebar, akhirnya mendapat ketukan dari Adrian, sudah diingatkan untuk tidak menanyakan hal itu tapi tetap saja ditanyakan bahkan menuduh yang tidak tidak.
“Tidak perlu dijawab.”
Ucap Adrian, Karin lagi lagi hanya menganggukkan kepalanya, tak lama Adrian pamit ke toilet sedangkan Karin memilih ke dapur untuk membuatkan teh, beruntung teh dan gula masih ada jika tidak Karin tidak bisa memberikan apapun pada ketiga pria itu.
Adrian baru saja keluar dari kamar mandi lalu menoleh pada Karin yang tengah menunggu air mendidih, Adrian menghampiri gadis itu yang ternyata sedang termenung.
“Hei, airnya sudah mendidih.”
Ucap Edgar membuat Karin terkejut, Karin menoleh pada kompor lalu hampir saja menumpahkan air panas itu, beruntung Adrian segera menariknya jika tidak ia akan terkena air panas.
“Kau tidak apa apa?”
Tanya Adrian khawatir, Karin menganggukkan kepalanya lalu menatap tangan Adrian yang tengah memegang tangannya, menyadari hal itu Adrian sontak melepaskan tangan Karin.
“Maaf.”
Ucap Adrian.
“Tidak apa apa, aku yang seharusnya berterima kasih.”
Ucap Karin, Adrian hanya menganggukkan kepalanya, Karin kemudian segera membuat teh untuk teman teman Edgar itu, namun ia sedikit tidak nyaman ketika Adrian terus saja menatapnya.
“Maaf kak, hanya ada teh di sini, kami.... Maksudnya kak Edgar belum berbelanja kebutuhan dapur.”
Ucap Karin, Adrian hanya menganggukkan kepalanya lalu tak lama terdengar suara tak asing.
“Astaga, perut jangan sekarang!”