Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 : CALON MANTU IDAMAN.
''Astagfirullah hal'azim Nyonya ... apa yang sedang kau lakukan '' Ica keluar dari dalam mobil sambil berlari dan menghampiri mama Ella yang masih setia berguling-guling.
Mama Ella berhenti dan menatap Ica.
''Diamlah! Jangan buat rencanaku berantakan.'' Mama Ella tidak memperdulikan ocehan Icha, sang asisten rumah tangganya dan berguling kembali untuk mengotori bajunya.
''Jangan seperti ini Nyonya, ya Allah ... bajuku.'' ratap Ica melihat baju barunya telah kecel bin kumuh.
"Ya Allah ... kalau bukan ini orang gaji aku gede, baik, nggak pelit sama pembantu! Udah lama aku keluar karna kelakuan somplak nya. Kenapa selalu aja adaaaa ... kelakuan yang di luar nurul seperti ini." gerutu Ica dalam hati.
Sebenarnya ini bukan kali pertama Ica melihat kelakuan tidak wajar dari sang Nyonya, ia sudah sering melihat sang nyonya berkelakuan nyeleneh seperti ini, namun karna kelakuan seperti ini lah yang membuat ica selalu terkejut.
Ada saja gebrakannya.
Tak lama mereka berdebat masalah baju ... Nandini datang berjalan kaki, ia sengaja meminta turun di depan sana karna sepertinya Adam sedang ada kepentingan mendadak, hingga ia tidak ke beratan turun terlebih dahulu.
''Ada apa ini?'' Tanya Nandini, ketika melihat ada orang yang sedang berguling-guling di depan kos-kosan nya.
Mama Ella dan Ica langsung menoleh.
''Ah, ini ...'' Ica akan menjawab, namun mama Ella langsung berkata.
''Kan sudah saya bilang Ca! Nanti saya pasti bayar hutangnya. Untuk sekarang aku nggak ada duit,'' ucap mama Ella menangkubkan kedua tangannya di dada, dengan ekspresi semenyedihkan yang ia bisa.
Ica yang mendengar itu sangat terkejut hingga mulutnya terbuka lebar, lagi dan lagi ia kena fitnah majikan somplaknya.
"Ya ampun ... seharusnya aku tidak terkejut, ini bukan kali pertama Ica! Ini lagi si nyonya, ingin sekali ku sumpal mulutnya.''
Nandini melihat Ica dari atas sampai bawah, ''Bener mbak?'' Tanya Nandini memastikan.
''It-itu ... emmm, anu.'' Ica langsung gugup.
Mama Ella melotot memberi kode.
''Tidak, ini hany salah paham aja kok.''
''Apanya yang salah paham, sudah jelas-jelas kamu menagih hutang padaku. Di depan umum pula, kau tahu nak bagaimana perasaanku?''
Mama Ella menghapus air mata buaya nya.
Nandini menghela nafasnya lalu bertanya pada Ica berapa hutang yang harus di bayarkan, biar dia saja yang membayar hutangnya.
''Gini ...''
Mama Ella terus memberikan kode pada Ica.
"Lama-lama ku colok matamu, Nyonya.''
''Dua ratus ribu, Mbak.'' Jawab Ica pada akhirnya.
Nandini yang mendengarnya hanya ber-oh ria saja, lalu mengambil uang di sakunya, ''Ini mbak, lunas yaaa ...''
Ica yang melihat uang, kedua matanya langsung hijau. menyesal karna tidak bilang sejuta saja.
''Iya lunas mbak tapi bunganya belum.''
Kini mama Ella yang terkejut, hingga mulutnya terbuka lebar.
''Hutang pokonya memang dua ratus ribu, tapi karna ibu tua tidak tau diri ini sudah lebih dari setahun belum di bayarkan. Jadi semua hutangnya menjadi dua juta.''
''ICAAAAAA ...'' Mama Ella ingin teriak, tapi ia tahan di dalam mulutnya, bisa bisanya si Ica marica hey hey membuat ia malu.
"Rasain kamu Nyonya! Emang enak aku kerjain balik. Ha ha ha ... lumayan buat shoping."
Nandini mengangguk dan tidak mempermasalahkan, ia mengambil uang di dalam tasnya dan memberikan uang itu pada ica.
Sedangkan Ica tersenyum senang lalu mengibaskan uang dua juta itu di depan sang nyonya sambil tersenyum mengejek.
''Baiklah, semua hutang mu lunas yaaa ... ingat! Jangan berhutang lagi.'' kata Ica sambil berlalu pergi membawa uang hasil drama nya.
Sedangkan mama Ella terkekeh saat Nandini menatapnya.
''Maaf ya Nak, tante jadi malu. Tapi tante ganti uang mu.''
Nandini tersenyum, ''Tidak perlu Tante ...'' ucap Nandini melihat baju mama Ella yang kotor, langsung menepuk-nepuk baju mama Ella yang kotor.
Mama Ella tersenyum. ''Siapa nama mu, Nak?''
Nandini masih tersenyum ramah dan menjawab, ''saya Nandini tante, kalau tante?''
''Oh, Nandini ... nama yang cantik seperti orangnya.''
Nandimi tersipu malu mendengar pujian.
''Panggil saja tante Ella.'' Ucapnya sambil mengelus rambut Nandini dengan lembut, entahlah ... mama Ella sangat menyukai Nandini, ada perasaan sayang dan kasihan saat melihat kedua mata bulat Nandini yang jernih, ia teringat dengan cerita Adam anaknya kala Nandini hanya di nafkahi lima ratus ribu sebulan.
''Tante sedang apa disini?''
''Tante sedang mencari seseorang, tapi sepertinya salah alamat.''
''Ya ampun ... apa Tante sudah makan?''
Mama Ella menggeleng.
Nandini pun merasa kasihan dan membawa mama Ella untuk makan.
••••
Beberapa menit kemudian...
Mama Ella dan Nandini berdiri di depan restoran mewah, melihat kanan kiri dengan kikuk. Terutama Nandini yang baru pertama kali menginjakkan kaki di restoran mewah.
''Maaf ya, pakaian tante kotor tidak pantas makan di sini.'' mama Ella pura-pura sedih.
Ya ... mama Ella akan pura-pura miskin untuk sementara dan ingin menguji menantu masa depannya. Apakah dia pantas untuk anaknya atau tidak, tapi sejauh ini Nandini adalah kandidat yang tepat untuk anaknya.
Nandini memegang tangan mama Ella dan berkata, ''Tidak apa-apa tante, Toh aku juga sebenernya belum pernah ke sini he he he he ...
Aku juga ingin mencoba masakan-masakan orang kaya tante, tapi tenang saja Tan, aku punya uang kok untuk membayarnya.''
''Benarkah?''
Nandini mengangguk yakin, kali ini iya ingin mengabulkan keinginan nya yang belum terpenuhi, ia sudah membuat catatan apa saja yang ingin dia lakukan dan ingin ia beli. Nandini tidak akan pelit pada dirinya sendiri mulai sekarang.
''Ayo tante kita masuk kedalam.'' Nandini menggandeng tangan mama Ella dan masuk kedalam.
Mama Ella tersenyum dan ikut kedalam.
Nandini tersenyum mengedarkan pandangannya kesetiap sudut restoran ini, ia begitu takjub dan senang karna bisa menginjakkan kaki di restoran mewah.
Sementara para pelayan menatap sinis kearah mama Ella dan Nandini, yang mereka pikir adalah orang miskin yang salah masuk.
Beberapa pelayan berbisik bisik sambil memberikan kode, siapa dari mereka yang ingin menegur kedua orang miskin yang tidak tau malu masuk kedalam restoran mewah ini.
Jadilah salah satu pelayan melangkah dan menghampiri mama Ella dan Nandini dengan wajah judesnya.
''Maaf, ini adalah restoran mewah dan hanya orang tertentu yang dapat makan disini.'' ujar sang pelayan to the poin dan tidak basa basi dengan muka judes dan sombongnya.
Nandini terkejut, sedangkan mama Ella melotot! Dalam hatinya meretuki pelayan sombong di depannya ini, apa dia tidak tau bahwa restoran ini adalah miliknya.
''Cepat keluar! Berani-beraninya orang miskin seperti kalian datang kemari.'' bentaknya lagi.
''Kau!'' Bentak mama Ella.
Dengan gemas mama Ella langsung melipat baju sampai kesiku, ia ingin bersiap-siap menyemprot pelayan baru yang tidak tau diri ini.
Nandini yang melihat mama Ella hendak menelan pelayan itu bulat-bulat, ia langsung memegang tangan mama Ella dan menggelengkan kepalanya.
''Tante, tante tenang ... jangan kebawa emosi.''
''Bagaimana tidak emosi! Mereka ini cuma pelayan, berani sekali meremehkan ku.''
Sang pelayan mendecih dengan muka songongnya.
''Kalau aku pelayan! Lalu siapa kalian? Pemilik restoran ini, iya? Ha ha ha ... jangan mimpi, coba lihat penampilan kampungan kalian.'' tunjuknya ke arah baju yang di pakai mama Ella.
Mama Ella menunduk melihat bajunya yang kotor bin kumuh, ia menutup mulut dengan gigi mengelutup gemas. Baru kali ini ia menyesali rencana nya.
''Nandini.'' Panggil seseorang, membuat mama Ella dan Nandini menoleh secara bersamaan.
Nandini melotot. ''Kenapa dia ada di sini! Gawat.''
•••
...LIKE.KOMEN.VOTE ...
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕