Jeanette Archer, seorang wanita bersuami, menghabiskan satu malam panas bersama seorang pria. Hal itu terjadi di acara ulang tahun adik kesayangannya.
Axton Brave Williams, yang anti pernikahan, menerima tantangan dari para sahabatnya untuk melepas keperjakaannya. Ia melakukan sebuah ONS dengan seorang wanita di sebuah klub.
Jean merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya, membuat dirinya menerima perlakuan suaminya yang semakin lama semakin acuh. Hingga pada akhirnya ia menemukan bahwa suaminya telah mengkhianatinya jauh sebelum mereka menikah.
Sebuah perceraian terjadi, bahkan kedua orang tuanya mendukung ia berpisah, karena wanita selingkuhan suaminya tengah hamil. Di hari yang sama, ia mengetahui bahwa dirinya tengah hamil akibat malam panas yang ia lewati.
Tak mendapat dukungan dari siapapun, membuatnya lari saat hamil dan kembali menikmati petualangannya di alam bersama anak dalam kandungannya. Hingga takdir membawanya kembali pada pria yang merupakan ayah anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UNDANGAN
"Ini pakaianmu," ucap Jeanette yang menyadari keberadaan Axton di dekat pintu dapur. Ia mengambil pakaian Axton yang sudah ia cuco, bahkan sudah ia setrika.
"Kamu mencucinya? Se-semua?" tanya Axton, karena ia melihat semua pakaiannya, hingga ke bagian dalam telah bersih dan wangi.
"Ya, mandilah," Jeanette kembali berkutat dengan masakannya. Pagi ini ia hanya memasak nasi goreng sosis kesukaan Alex. Ia juga menyiapkan bekal berupa roti sandwich isi ham dan sayuran.
Axton akhirnya pergi membersihkan diri sementara Jeanette menyelesaikan tugasnya pagi ini. Dulu ia pernah memimpikan hal seperti ini, berumah tangga, memasak sarapan, menyiapkan bekal untuk suami dan anak, mengantar ke sekolah, dan masih banyak lagi hal lainnya.
Namun, semua itu langsung lenyap ketika surat perceraian itu ada di depan matanya. Suara suara yang memintanya untuk menandatanganinya dengan cepat, seakan masih terngiang di telinga.
Setelah selesai, Jeanette pergi ke kamar dan membangunkan Alex, "sayang, bangun. Saatnya sekolah."
"5 menit, Mom," ucap Alex dengan mata yang masih terpejam.
Jeanette justru mendusel putranya itu agar ia cepat bangun. Namun bukannya terbangun, ia malah berbalik dan memeluk Jeanette.
"Mommy masih bau nasi goreng, sayang," ucap Jeanette.
"Nasi goleng?" tanya Alex dengan hidung yang mulai mengendus.
"Hmm ...."
Axton yang sudah selesai membersihkan diri, melihat sarapan pagi yang sudah tersedia di atas meja, bahkan sudah terdapat sebuah kotak bekal di sana. Ia berjalan ke depan dan masuk ke dalam kamar tidur Alex. Ia tersenyum melihat Alex yang masih tertidur.
"Aku yang akan membangunkannya," ucap Axton.
Jeanette akhirnya menyingkir. Ia akan kembali ke dapur dan membersihkan peralatan dapur. Meskipun ia tak suka dengan adanya Axton, tapi kehadirannya cukup membantu dirinya.
Alex akhirnya berhasil dibangunkan oleh Axton. Jeanette pun memandikannya dan kini mereka bertiga sudah duduk di meja makan untuk menyantap sarapan pagi mereka. Benar benar terlihat seperti sebuah keluarga yang utuh dan harmonis.
"Dad, antal aku ke sekolah," pinta Alex.
"Mommy yang akan mengantarmu, sayang," ucap Jeanette.
"Biar aku yang mengantarnya," ucap Axton.
Tak ingin berdebat, Jeanette membiarkan Axton melakukannya, sementara ia pergi merapikan peralatan makan yang digunakan untuk sarapan dan pergi membersihkan diri.
Jeanette mandi seperti biasanya. Ia bahkan lupa dan tak menyangka kalau Axton akan kembali ke rumah. Dengan santainya ia keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk di tubuh dan kepalanya.
Matanya membulat dan tubuhnya agak sedikit mundur ketika melihat Axton yang duduk dengan santainya di ruang tamu. Mata Axton seakan tak berkedip bahkan ia terus memperhatikan Jeanette tanpa ada keinginan sedikit pun untuk berpaling.
"Kendalikan matamu," ucap Jeanette yang langsung masuk ke dalam kamar. Ia menutup pintu dan bersandar di pintu. Ia menetralkan detak jantungnya yang sangat cepat.
Di luar, Axton masih terpaku pada pintu kamar tidur yang dimasuki oleh Jeanette. Ia menghela nafasnya beberapa kali.
Jeanette keluar dengan menggunakan T-shirt dan celana jeans selutut. Ia membiarkan pintu kamar tidurnya terbuka agar aliran udara di rumah itu tetap terjaga.
"Anda tidak pulang, Tuan Axton?" tanya Jeanette yang kembali ke mode awal.
"Tidak, aku akan menginap di sini beberapa hari. Sebentar lagi asistenku akan membawakan pakaianku ke sini," jawab Axton.
Whatt??!! - Jeanette tak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Sebaiknya anda menyewa kamar hotel saja, Tuan. Ku rasa anda tidak akan nyaman berada di sini."
"Apa aku boleh membawa Alex bersamaku?"
"Tidak!" jawab Jeanette dengan cepat.
"Karena itulah aku juga tak bisa menyewa kamar hotel. Aku akan terus berada di sini bersama Alex."
"Tuan, apa maksud anda sebenarnya? Alex bukan siapa siapa anda dan anda tidak berkewajiban untuk berada di sini," ucap Jeanette.
"Apa kamu ingin mantan suamimu yang berada di sini?!" Axton tak suka jika ia harus dijauhkan dengan Alex. Sebut saja ia gila, tapi baru kali ini ia tak bisa mengendalikan keinginannya. Anak laki laki itu telah mengubah dunianya, bahkan kini ibu dari anak itu juga perlahan mulai merasuk ke dalam jiwanya.
"Bukan urusanmu!" Jeanette tak suka jika ada yang membicarakan masa lalunya. 5 tahun ia berusaha melupakan dan kini dengan mudahnya seseorang kembali mengingatkan.
Axton menyadari perubahan pada raut wajah Jeanette dan ia yakin telah salah bicara, "Maaf, bukan maksudku mengingatkanmu. Tapi ..."
Jeanette tak banyak bicara dan langsung masuk kembali ke dalam kamar. Ia membuka laptop miliknya dan berkutat di sana. Namun pikirannya tak fokus dan kembali memikirkan keluarganya, terutama Dad Marcello dan Mom Gemma.
Mereka tak mencarimu, Jean. Mereka tak menginginkanmu lagi. Bahkan mungkin mereka tak mengingatmu dan berharap kamu tak akan pernah kembali. - batin Jeanette.
Mata Jeanette menyipit ketika mendapatkan sebuah email yang tidak ia kenali. Ia selalu berhati hati jika menerima email karena pernah mendapatkan spam yang ternyata hanya menyebarkan virus di dalam laptop miliknya.
Undangan,
Jeanette Archer, anda terpilih dari sekian trader saham untuk datang ke Kota London, Inggris. Anda akan mendapatkan pelatihan dan pendidikan khusus yang akan menjadikan anda semakin ahli. Anda juga akan menjadi salah satu kandidat terpilih untuk bekerja di Perusahaan OR Trade.
Kami menunggu kedatangan anda, klik kink di bawah ini dan secara otomatis anda akan kami kirimkan tiket gratis serta akomodasi menyeluruh.
OR Trade adalah perusahaan yang sangat besar. Dulu ia ingin bekerja di sana, namun impiannya terhenti karena ia menikah dengan Hansen Daniel. Dan kini, kesempatan itu datang kembali. Ia tak ingin melewatkannya lagi, ia akan mengambilnya. Namun, ia akan membicarakan semuanya dengan Alex, putranya.
🧡 🧡 🧡
Hari ini berhasil up 2 bab, besok izin libur ya 😅 mau rebahan ... Eh rebahan, mana mungkin. Aku mau ke Berlin aja buat periksa CCTV klub malam, siapa tau nyasar2 jd ketemu CEO ye kan?
juga asal usul tokoh2nya...
sungguh mantap sekali ✌️🌹🌹🌹
terus berkarya dan sehat selalu 😘😘