CEO Tampan Itu, Suamiku

CEO Tampan Itu, Suamiku

Ingin tau

Udara yang segar di pedesaan membuat seorang gadis merentangkan kedua tangan nya di jendela rumah nya. Ia menghirup udara segar, di iringi suara burung yang merdu.

"Leyaaa!" panggil seorang wanita tua yang sedang membawa baju di sebuah bakul.

"Iyaa Buu."

"Kamu mau ikut Ibu ke sungai?" tanya sang ibu sembari melihat kan baju kotor yang ia bawa. Hal itu membuat Leya mengangguk kepalanya mau.

"Buu, di kota bagaimana ya? apa seindah di desa?" tanya Leya penasaran.

Mira adalah mama Leya, wanita tua itu tersenyum ramah."Pasti, tapi kota itu keras Leya."

"Kenapa?"

"Gakpapa, Leya udah cukup bahagia kan di desa?" tanya Mira

"Bahagia bangeeet." ucap Leya antusias, sekarang umur Leya sudah mencapai 18 tahun, dia tumbuh menjadi gadis yang cantik.

Setelah sampai di sungai, air yang jernih menampakkan batu batu di dalam nya. Mereka berdua mulai mencuci baju, Sesekali Leya membantu namun lebih banyak bermain sabun.

"Hai Bu Mira, Leya." sapa ramah seseorang yang juga sedang mencuci baju.

"Haii Bu Dila, Ibu sudah selesai mencuci ya?" tanya Mira melihat Bu Dila sudah membereskan sabun sabun nya.

"Iya nih Bu, saya duluan ya Buu." pamit Bu Dilla

Di pedesaan mereka semua memang ramah, hal itu membuat Leya merasa bangga berasal dari desa. Walaupun terkadang Leya merasa berniat ke kota, namun dia tidak tega meninggalkan ibu nya sendiri

Setelah beberapa waktu akhir nya aksi cuci mencuci selesai, Leya dan ibu nya kembali ke rumah. Di jalan Leya melihat seorang anak perempuan yang sangat akrab dengan ayah nya, saat itu juga hati Leya tersentuh.

"Bu, apa kah Leya harus hidup tanpa ayah?" lirih nya.

Mira menghembuskan nafas nya gusar."Sudah berapa kali ibu bilang jangan tanyakan dia pada ibu, Leyaa!" geram Mira namun berusaha sadar.

Leya hanya mengangguk paham, diaa hanya penasaran siapa ayah nya dan di mana ayah nya. Leya merasa penasaran, dia akan menanyakan semua pada nenek nya di rumah.

Setiba di rumah Leya langsung menemui nenek nya, dia mulai menanyakan sesuatu dengan pelan agar tidak di dengar oleh ibu nya.

"Nenek, Dimana ayah Leyaa?" tanya Leya menatap sang nenek.

"Leya jangan menanyakan hal seperti itu."

"Kenapa? Leya iri sama perempuan lain yang deket dengan ayah nya!" tekan Leyaa tak sadar air matanya menetes.

Merasa tidak tega akhirnya nenek berdiri mengambil sebuah album dan melihat kan nya pada Leya."Ini ayah dan ibu mu saat menikah dulu, mereka menikah di sini."

"Lalu kemana ayah?" tanya Leya

"Saat ibu mu hamil 8 bulan, ayah mu pamit kembali ke kota karna dia memang berasal dari kota. Namun, hingga kamu lahir dia tidak kunjung kembali, saat kamu umur 2 tahun, dia mengirim kan uang dan surat pisah untuk ibu mu."

Hati Leya tertohok mendengar itu, apakah ayah nya tidak menginginkan kelahiran nya?

"Jadi ayah di kota?" beo Leya lirih, pantas saja ibu nya tidak mengizinkan dia pergi ke kota.

"Itu alasan ibu mu selalu melarang kamu, Leya. Jangan pernah kecewakan ibu mu. Dia sudah mulai melupakan semua nya, jangan buat dia ingat akan hal pahit yang pernah ia lalui."

Setelah itu nenek mengambil album itu dan menyimpan nya kembali."Nenek mau ke kebun sebentar ya." pamit nya.

Leya melihat itu hanya mengangguk kepalanya paham, dia mencari album tadi dan mengambil foto ayah nya. Leya langsung pergi menemui ibu nya.

"Bu, Leya mauu pergi ke kota sama Nia."

"Tidak!" tekan Mira, walaupun Mira percaya sama Nia karna teman deket Leya tetap saja ia tidak mengizinkan Leya ke kota.

Leya menatap ibu nya."Kenapa? Leya sudah besar dan Leya harus mencari kehidupan Leya yang sebenarnya."

"Apa kamu tidak puas di sini, Leya?!" geram sang ibu membuat Leya menangis.

"Leya juga punya pilihan bu!" bentak Leya,ia langsung berlari pergi, seperti biasa jika merasa sedih Leya pergi ke danau.

Leya menatap pantulan wajah nya dari air danau. Tiba tiba suatu ide muncul di pikiran nya. Leya tersenyum lalu kembali pulang ke rumah.

"Bu, Nia minta tolong sama Leya buat temani berobat ke kota."

"Jangan cari alasan, Leya."

"Buu, Leya pengen ngerasain hidup di kota." alibi Leya.

Mira menghembuskan nafas nya gusar, ia tidak boleh menjadi ibu yang egois buat Leya. Mira tersenyum lembut."Baiklah, tapi kamu janji sama ibu kalau kamu harus selalu kabarin ibu apa pun yang terjadi."

"Jangan terus terusan cari ayah mu, Leya. Pria itu sudah memiliki keluarga baru." ucap sang nenek yang baru datang.

Leya tersenyum kecut."Leya bakal cari ayah, namun kalau ternyata ayah sudah dengan keluarga barunya-" Leya menarik nafas dalam-dalam karna tidak kuat mengucapkan kalimat terakhir."Leya bukan lagi anak nya, dan Leya tidak akan mencarinya lagi,"

"Kapan kamu berangkat, sayang?" tanya Mira pada anaknya.

"Besok, Nia juga mau ke kota besok."

"Nia kuliah ya?"

"Iya Bu."

Tahun ini Leya naik ke kelas 12, berbeda dengan Nia yang sudah menjadi Maba di universitas Jakarta. Leya dan Nia berteman sejak kecil karena mereka tetanggaan.

"Leya." panggil Nia yang baru datang.

"Iya?"

"Besok aku ke jakarta, kita jalan dulu yuu? cari momen." ajak Nia.

"Aku mau ikut kamu ke Jakarta, mau lanjut sekolah di sana. Kamu bisa kan bantu aku ngurusin nya?"

"Kamu serius?" tanya Nia kegirangan yang mendapatkan anggukan kepala setuju dari Leya.

"Aku gak bisa, tapi ada kenalan aku di jakarta yang pasti bisa bantuin surat pindah sekolah kamu."

Leya tersenyum gembira."Asikkk, jadi hari ini aku akan bersiap siap kan?" ucap Leya langsung sibuk sendiri.

Melihat itu, ibu dan neneknya menjadi tersentuh. Mungkin mereka terlalu mengekang Leya, dan mereka percaya pada Leya untuk sekarang.

"Nia, jagain Leya ya,"

"Oke nek, Nia bakal jagain Leya terus."

Mira beranjak membantu Leya mengemasi baju nya."Leya kamu jaga diri baik baik ga di sana."

"Ibu gak perlu khawatir, Leya pasti akan jaga diri baik baik. ibu juga dk sini jangan terlalu mikirin Leya, nanti sakit."

Setelah beberapa saat mengemasi barang nya, Nia pulang untuk beristirahat dan Leya juga beristirahat.

Waktu berlalu, pagi ini Leya langsung mandi untuk bersiap-siap. Setelah itu Leya berpamitan dengan ibu dan neneknya.

"Leya, ini ibu ada pegangan buat kamu."

"Makasih bu, nanti di sana Leya mau coba sekol

ah sambil kerja."

"Jangan capek capek ya, sayang." ucap Mira sedih melihat anaknya akan pergi ke kota.

"Leya, ayo!"

Terpopuler

Comments

Dewi @@@♥️♥️

Dewi @@@♥️♥️

coba mampir baca,,semoga bagus ceritanya

2024-10-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!