Asterion Estevan menjadi target utama seorang gadis kecil yang bernama Aily Calista untuk mencuri benih ideal miliknya, Aily sangat aktif untuk naik ke atas ranjang seorang pria tampan yang belum pernah tersentuh wanita manapun.
Dia sangat ingin mempunyai anak dari bibit sempurna seperti Asterion, rencananya itu untuk meluncurkan aksinya agar mempunyai ahli waris saat dirinya tiada, agar seluruh harta kekayaannya jatuh kepada anak semata wayangnya, Aily sangat tidak rela jika kakak tirinya lah yang akan menerima seluruh hak miliknya.
Namun Aily herus lebih keras lagi berusaha mendapat bibit unggul itu, karena Asterion yang kerap di panggil Rion itu sangat susah untuk di dekati.
Apakah Rion akan tahan ketika mendapat godaan dari gadis cantik dan juga sexy seperti Aily?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23
Rion merasa dirinya sangat Konyol saat berada di dekat gadis ini, dia menyudahi sarapanya lalu berdiri untuk berangkat bekerja.
"Kakak mau kemana?" tanya Aily saat melihat Rion berdiri dan hendak berjalan.
"Tentu saja bekerja bodoh!" jawabnya tanpa menghentikan langkahnya, Aily dengan cepat menghabiskan nasi yang ada di dalam mulutnya sambil berlari kecil mengikuti Rion dari belakang.
"Kamu mau kemana?" tanya Rion saat dirinya hendak membuka gagang pintu dan menatap Aily yang sedang mengelap mulutnya dengan kedua lengan mungil itu.
"Aku hanya mengantarmu sampai sini," jawabnya lalu mencium bibir Rion beberapa detik. "Hati-hati di jalan sayang, nanti aku akan menghubungimu" ucap Aily sambil tersenyum dan melambaikan tangan. Rion menggelengkan kepalanya agar kesadaranya kembali, lalu pergi begitu saja tanpa menjawab Aily.
Selama perjalanan Rion hanya melamun, dirinya sudah ada di dalam mobil bersama Sekertaris Lee dan supir pribadinya.
"Tuan... Tuan!" panggil Sekertaris Lee sedikit meninggikan suaranya.
"Ada apa Lee? aku mendengarmu, jadi tidak perlu berteriak!" balasnya dengan suara tinggi. Rion mengedarkan pandanganya ke sisi jalan yang ia lalui. " Lee mau kemana kita? ini bukan jalan menuju kantor?" tanyanya heran.
"Tuan kemana saja? dari tadi saya sudah memberitahu anda. Jika Tuan Besar menyuruh anda datang ke Mansion utama sekarang juga, apa tuan tidak melihat lagi pesan dan telpon dari keluarga anda? sampai-sampai mereka selalu menelorku hanya untuk menghubungi anda." jawab Lee panjang lebar karena kesal, Rion sangat sulit di hubungi karena dirinya tidak pernah bisa tahan lama memegang ponsel.
Rion tidak menjawab, dia memang tidak bisa fokus. Apalagi sikap Aily tadi pagi saat mengantar dirinya pergi, sikapnya seolah gadis itu adalah seorang istri yang sedang mengantar keberangkatan suaminya. Pria yang tengah melamun itu memegang dadanya dengan lengan kananya, untuk merasakan sekencang apa jantungnya berdebar saat ini.
Rion kembali marah saat mobil sudah terparkir tepat di depan pintu masuk mansion itu, "sial ada apa lagi kakek tua ini." Gerutu Rion kesal, sambil melangkah keluar dari mobil dia pun mau tidak mau berjalan memasuki kediaman Estevan.
"Ada apa lagi kakek?" tanya Rion saat melihat kakek dan Mami nya sedang duduk di ruang santai. Rion langsung di sambut hangat oleh sang ibu, Meria langsung berdiri dan memeluk anak pertamanya itu.
"Mami kangen padamu nak," ucapnya karena Rion sekarang tinggal sendiri dan menjauh dari keluarganya.
'Apa lagi yang akan dia lakukan?' pikir Rion males, karena ujung-ujunganya hanyalah Acting konyolnya itu yang akan mereka tunjukan.
"Apa kamu yang membuat Eria membatalkan acara tunanganmu?" tanya Kakek Van pada cucu tamoanya itu, dia sangat ingin marah jika memang Rion lah yang membuat Eria ikut campur atas rencanya.
"Tunangan? Kakek bilang siapa yang tunangan?" tanyanya pura-pura tidak mau karena tidak ingin memperpanjang masalah.
Kakek Van menatap menantunya yang juga menatapnya, mereka berpikir jika Rion tidak tau sama sekali berarti itu hanya kesalahan yang tidak disengaja oleh Eria pikir keduanya.
"Tidak, kakek menyuruhmu datang dan ingin terang-terangan memberi tahumu jika kakek sudah mempunyai calon yang baru untukmu!" ujar Kakek Van dengan nada memerintah.
Rion sudah tau jika ini akan terjadi, namun kali ini dia sudah mempunyai jawaban yang mungkin akan membuat keduanya berhenti menyuruhnya bertunangan atau bahkan menikah.
"Aku sudah punya kekasih, jadi Kakek dan Mami tidak perlu repot-repot mencarikanku wanita." jawab Rion dengan tegas.
"Benarkah? kamu tidak sedang berbohong bukan?" tanya Meria dengan penuh selidik.
"Tentu saja, dia nyata." jawab Rion sambil tersenyum membayangkan betapa nyatanya sesuatu yang semalam ia pegang, dan betapa kenyalnya benda itu.
.
.
to be continued...
kalaungini yang modalin jadi erin🤣🤣
dan kalimat sebelumnya mengatakan ayahnya sayang padanya...Iki piyee kalimatnya gak konsisten Mulu😪
Yg gini nih gw bilang lu plin-plan, semua perasaan lu paparkan dari karakter Alvin gak cocok sama sekali. Dia tau salah tapi dia malah berlaku tdk adil pd kedua anaknya. Trus seolah" dia.menyalahkan aily yang tdk pernah mau mendengarkan penjelasannya. Iki piye toh, kalo Alvin aja bertingkah seperti ayah yang tdk mempedulikannya. Jadi pengorbanan ape yg dia lakukan?
Sebenarnya sifat Alvin yang mana toh 😵