Pernikahan yang sejatinya diinginkan seumur hidup sekali akhirnya kandas juga oleh sebuah pengkhianatan.
Di hari ia ingin memberikan sebuah kejutan anniversary yang ke 2 dan memberikan kabar tentang kehamilannya, Sita melihat sang suami Dani tengah mengerang nikmat di atas seorang perempuan yang tidak lain adalah sekretarisnya.
Hancur hatinya, namun ia memilih tegar. Meminta perceraian walau tidak mudah.
Hidup sebagai single mom membuat Arsita Ayuningrum tidak lagi percaya cinta dan fokus ke putra semata wayang nya Kai.
6 tahun berlalu, dan di saat tak terduga ia bertemu kembali dengan Dani Atmaja, sang mantan suami. Dani meminta Sita kembali, akankah Sita mau menerima mantan suami yang telah menghianatinya kembali? Akankah Kai Bhumi Abinawa mau menerima daddy nya?
Disaat bersamaan ada seorang pria single yang begitu tulus tengah berusaha mengambil hati Sita dan Kai. Pria itu bernama Raden Rama Hadyan Joyodiningrat.
Akankah Sita kembali kepada Dani, atau malah menerima Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Maniak.....
Kediaman Wira
Laila sudah terlihat lebih baik dan sehat. Seminggu di rumah sakit membuatnya begitu bosan karena makanan rumah sakit begitu-begitu saja, sehingga saat sampai dirumah ia langsung masuk ke dapur untuk memasak sesuatu. Untung bahan makanan yang dia ingin masak masih ada di kulkas. Laila memasak soto ayam lengkap dengan perkedel, emping melinjo dan tak lupa sambal.
"Wuihhh enak nih sepertinya. Soto Ayam plus perkedel, manteb. Lho mama yang masak. Bukannya istirahat malah udah di dapur." Ucap Wira.
"Bosen Pa sama makanan rumah sakit jadi langsung aja masak. Pengen makan yang seger-seger gitu. Lagian mama sudah sehat ini. Mama kan bukanny apenyakitan pa, cuma stres." Bela Laila sembari mengambilkan nasi dan soto untuk suaminya.
Saat tengah menikmati soto ayam yang masih panas, tampak Dani masuk dengan terburu-buru.
"Pah mah ada yang mau aku sampaikan."
"Dan, ucap salam dulu." Sergah Laila.
" Maaf mah. Assalamualaikum mah pah."
" Waalaikumsalam" Jawab Wira dan Laila bersamaan.
" Apa yang mau kamu sampaikan Nak.?" Sambung Laila.
" Begini mah, beberapa hari yang lalu aku ke dokter spesialis kelamin untuk cek kesehatan. Takutnya ada PMS (penyakit menular Se*s) mengingat mauren di video itu dia tidak hanya main dengan satu pria. Dan alhmadulillah aku sehat mah pah."
"Alhmadulillah Ya Rabb… kamu masih dilindungi oleh Allah Dan." Ucap Wira.
"Iya Alhamdulillah Pah." Balas Dani.
"Astagfirullaah mama baru inget tentang hal itu, dan malah lupa mau menanyakna ke kamu. Untung kamu aware terhadap kesehatan dirimu. Mama juga tidak habis pikir dengan Mauren bisa-bisanya dia berbuat begitu. Hanya takut saja dia kena penyakit menular. Apalagi kalau tidak pakai pengaman." Meskipun Laila sangat tidak menyukai Mauren tapi dia tetap bersimpati mengingat Mauren juga sudah tidak punya orang tua. Satu-satunya orang tua hanya ibunya, itupun sudah meninggal satu setengah tahun yang lalu.
"Iya ma, sebenarnya selama akj berhubungan dengan Mauren selalu pakai pengaman, karena dia terus menolak untuk punya anak. Tapi ternyata itu ada hikmahnya juga, tak disangka juga dia ternyata maniak s**s." Ucap Dani.
"Sudahlah . Oh iya terus perceraianmu bagaimana. Apakah sudah selesai?" Tanya wira.
"Alhamdulillah sudah pa."
"Ya sudah ayok makan dulu. Nanti soto ayamnya keburu dingin." Dani mengangguk kemudian ikut makan dengan hikmat. Rasa lega memenuhi hati dna pikirannya karena dia dinyatakan sehat dan tidak ada indikasi penyakit apapun. Akhirnya Dani benar-benar bisa memakan makanannya dengan enak.
*
*
Rumah Mauren
Mauren tengah bersantai sambil menikmati jus buah kesukaannya. Mauren biasa mengganti makan siang dengan minum Jus agar bentuk tubuhnya tetap terjaga
Tok...tok...tok…
Pintu rumah Mauren diketuk. Susi yang sudah paham berlari ke arah pintu padahal ia tengah menyetrika baju.
"Selamat siang, apakah nyonya Maurennya ada Sus."
"Oh pak Anton. Ada pak. Silahkan masuk." Susi mengantar Anton dan seorang lagi ke tempat Mauren bersantai siang itu.
"Sus, sudah kubilang jangan panggil aku pak." Ucap Anton
"Baik m-mas." Susi tergagap dan Anton hanya tersenyum.
"Selamat siang Nyonya Mauren, saya diutus Tuan Dani untuk menyampaikan suatu hal." Ucap Anton ramah.
"Ya ya.. Aku sudah tau pasti surat cerai kan. Baiklah aku nggak bakalan mempersulitnya. Aku akan tandatangani secepatnya. Mana bawa sini." Mauren berucap congkak.
Anton meminta pengacara untuk memberikan surat cerai tersebut. Mauren mengambilnya lalu membubuhkan tanda tangannya di atas namanya.
"Sekarang anda sudah resmi bercerai dengan tuan Dani nyonya. Dan Tuan Dani menitipkan sebuah pesan yakni, raumah yang ditempati oleh Nyonya sudah dipindahkan atas nama Nyonya dan ini kartu atm isi saldo nya 1 milyar rupiah." Pengacara tersebut menjelaskan dengan detail.
"Apa… cuma 1 milyar. Haah… kebangetan Dani. Bener-bener ya tu orang. Mana bisa cuma 1 milyar." Mauren berteriak tidak terima.
"Maaf nyonya. Jika nyonya keberatan, tuan berpesan akan mengambil lagi rumah dan atm ini."
"Heh… jangan harap. Enak saja sudah diberikan kok mau diminta lagi." Mauren meraup atm dan sertifikat rumah itu dengan cepat.
"Baiklah nyonya Mauren, saya dan pengacara sudah menyelesaikan tugas kami. Kami pamit undur diri Semoga anda selalu bahagia."
Anton dan pengacara utusan Dani itu pun melangkah pergi meninggalkan rumah Mauren. Saat melihat Susi tengah menyapu teras Anton berhenti sejenak lalu membisikkan sesuatu, " Sus, jika kamu sudah tidak betah bekerja di sini bilang padaku aku akan mencoba mencarikan pekerjaan lain."
"Baik mas Anton terimakasih. Nanti Susi coba pikirkan."
Anton mengangguk tersenyum. Anton berharap Susi bisa berhenti kerja di rumah Mauren. Sejujurnya Anton khawatir karena banyak pria yang keluar masuk dari rumah Mauren. Anton khawatir kalau Susi dikerjai oleh salah satu prianya Mauren, karena pasti pria-pria itu adalah pria brengsek.
"Huuuh, aku harap Susi secepatnya keluar dari sana. Jangan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan", gumam Anton dalam hati.
"Pak Anton. Perasaan bu Mauren kok nggak ada sedih-sedihnya ya cerai sama suaminya." Ucapan pengacara yang bernama Mansur yang tengah duduk disampingnya itu membuyarkan pikirannya tentang Susi.
" Haaah. Namanya juga wanita gila harta. Ya intinya dapet duit udah deh kicep. Dia itu sebenarnya nikah sama Tuan Dani biar hidup enak dan nggak kerja aja. Sudah diberi sebanyak itu juga dia tidak bersyukur. Dulu bu Sita malah tidak dikasih apa-apa, padahal sedang hamil. Haih jadi ingat bu Sita . Lagian dia juga wanita maniak Sur. Udah lihat belum videonya. Bukannya pas acara ulang tahun itu kamu juga ada di sana." Anton menanggapi pernyataan Mansur.
"I-iya sih." Mansur bergidik ngeri mendengarkan ucapan Anton. Ingatannya kembali kepada Mauren yang tadi ia temui. Mauren menggunakan pakaian yang begitu sexy, yakni hanya memakai hotpant dan tanktop model kemben. Gaya duduk Mauren oun tampak menggoda, bahkan tadi dia kesulitan berkonsentrasi saat menyampaikan amanat Dani. Mansur susah berkonsentrasi bukan karena terpesona, tapi Mansur lebih ke takut diterkam Mauren mengingat betapa liarnya dia di video. Bulu kuduk Mansur seketika berdiri sempurna.
" Hayo… jangan ngebayangin yang aneh aneh lho ya."
"Hiiih apa an sih pak Anton. Yang ada saya geli pak dan jijik lihat perempuan model begitu. Kok ya pede gitu lho aurat kok diumbar-unbar, hiiih" Anton tertawa terbahak-bahak. Ternyata si pengacara itu sefrekuensi dengan dirinya yang geli jika melihat wanita menggunakan pakaian yang kurang bahan.
"Kan dia nggak tau aurat yang mana. Jadinya ya gitu." Ucap Anton menambahkan.
Sedangkan di rumahnya, Mauren masih bersungut-sungut. Akhirnya dia pun menelpon Dani.
"Heh, Dan. Apakah kau sangat miskin sehingga hanya memberiku segini."
"Ya Allaah Ren, sebanyak itu kau bilang segini. Kau lupa dulu Sita bahkan tidak dapat sepeserpun dariku. Aku memberimu segitu karena aku masih punya rasa kasihan. Memang ya dulu aku benar-benar buta telah membuang sebuah berlian hanya untuk batu kerikil. Itu kuberikan kepadamu agar kamu tidak lagi menggangguku dengan urusan uang mu yang tak pernah ada habisnya. Dan sebaiknya kau hati-hati dengan penyakit menular."
"Brengsek, jangan pernah menyumpahiku." Maureen menutup teleponnya dengan sangat kesal.
"Dasar Dani brengsek. Berani-beraninya ia membandingkanku dengan wanita kampung itu yang sekarang entah jadi apa. Bisa-bisa dia menggembel. Hahahhah. Sialan Dani, dia hanya memberikanku ini. Mana bisa hidup dengan uang satu milyar ini. Belum belanja baju, makeup, perhiasan. Sialaaan. Belum arisan sama genk sosialita itu. Haduuh mamp*s aku. Apa aku kerja lagi ya. Tapi masa kerja lagi, bisa turun dong pamorku depan mereka, Ooh iya.. Aku ada ide…" Setelah memaki dengan puas akhirnya mauren tersenyum smirk memikirkan jalan keluar dari permasalahan finansialnya.
TBC
Hayooo… mana jempol nya readers...😁😁😁
Yook jangan lupa tinggalin jejak, minimal like nya. Yook terus dukung Author, biar tambah semangat updatenya.
Terimakasih matursuwun 🙏🙏🙏