Kecelakaan mobil menewaskan kedua orangtua Aleesya saat berusia 5 tahun. Hanya Aleesya yang selamat dari kecelakaan maut itu. Dia diasuh oleh tante dan om-nya yang jahat.
Siap-siap banjir airmata yaa Readers !
Bagaimanakah nasib Aleesya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aleesya Anak Nania?
Selepas ijab Qobul, semuanya masih disana dan makan makan bersama. Aleesya juga senang mamah mertuanya sangat baik padanya. "Terima kasih mas, atas semuanya!" Gumam Aleesya dalam hatinya.
"Nak, maaf sayang mamah menanyakan ini, nama mamah kamu si-siapa?" Dengan sedikit ragu mamah Winda ingin tahu kebenarannya.
Karena dia merasa wajah Aleesya persis seperti sahabatnya Nania Subagyo. Padahal bu Winda sudah mengenal Lukman dan Mira, tapi mereka belum tahu jika Aleesya adalah anak dari adiknya Lukman.
"Nama mamah saya, Nania Subagyo, mah! Beliau dan papah kecelakaan 20 tahun lalu, saya tinggal bersama om dan tante saya!" Aleesya menunduk sedih, dia menitikan air matanya. Mamah mertuanya sangat terkejut, ternyata benar dugaannya dia anak dari sahabatnya.
Dulu sewaktu sekolah, Winda dan Nania pernah bercita cita ingin menjodohkan anak-anak mereka kelak mereka sudah menikah nanti. Mamah Winda menangis memeluk Aleesya dengan erat mencium kepala wanita itu dengan penuh kasih sayang. Aleesya pun sama terkejutnya dengan perlakuan mamah mertuanya. Dia sungguh merasa nyaman berada dipelukan mamah mertuanya.
"Nania anakmu sudah besar, dia sekarang menjadi istri anakku. Cita cita kita tercapai Nania... Seandainya kamu masih hidup!". Gumam mamah Winda dalam hatinya.
"Nak ... Dulu mamah mu adalah sahabat mamah, mamah engga nyangka bisa ketemu kamu!" Mamah Winda memeluk erat lagi Aleesya.
Mereka pun mengobrol mamah Winda juga menceritakan kisah persahabatannya dengan mamah Nania. Aleesya menatap hangat mamah mertuanya.
-
-
Hari sudah malam, Alarich membawa Aleesya ke kamarnya yang sudah di hias seperti kamar pengantin. Aleesya degdegan jantungnya bahkan seperti mau copot.
"Di lemari sudah ada beberapa baju baju kamu. Nanti lusa kita pindah kerumah baru. Kita buka lembaran baru.!" CUP Alarich mengecup kening istrinya itu. Aleesya masih bengong di tepian kasur dia belum melangkah lagi.
"Mas aku mau mandi yah gerah!" Ucap Aleesya. "Boleh sayang, disana sudah ada bathrobe baru kamu bisa pakai." Aleesya langsung ke dalam kamar mandi. Didalam sana Aleesya keringat dingin mengingat ini adalah malam pertama bagi Aleesya dan Alarich.
"Susah banget sih bukanya tadi waktu pakai bisa, kenapa jadi macet seletingnya!" Aleesya menggerutu di depan cermin. Dia kesulitan membuka kebayanya.
Tanpa di sadari ada tangan yang membantu Aleesya. Siapa lagi kalau bukan tangan kokoh suaminya. Aleesya menegang suaminya membuka bajunya. Diturunkannya pelan pelan kebaya yang melekat di tubuh Aleesya.
Hanya menyisakan bra saja yang membuat gundukan putih itu menyembul, sementara rok bawahnya belum Aleesya buka. Alarich mencium leher putih itu dengan lembut. Lalu ciuman itu menjalar ke pundaknya. Aleesya nampak pasrah dia diam saja tidak berkutik. Dadanya naik turun seolah tengah marathon.
Tangan Alarich menurunkan tali bra istrinya. Juniornya semakin tegang melihat kemolekan tubuh indah istrinya. Alarich juga membuka rok istrinya hingga jatuh ke lantai. Dan menyisakan celana dalam. Aleesya masih bergeming.
Alarich membalikan tubuh Aleesya ke hadapannya. "Kamu cantik sayang!" CUP Alarich mencium daun telinga sang istri. Aleesya mengalungkan kedua tangannya ke leher suaminya.
Awalnya dia masih ragu, tapi bukankah melayani suami adalah sebuah kewajiban? Itu yang ada di pikiran Aleesya sekarang.
"A-aku siap mas!"
Tanpa aba aba lagi, Alarich menggendong Aleesya ke dalam kamar. Pupus sudah rencana mandi Aleesya tadinya. Sekarang Aleesya pasrah bersama suaminya.
Alarich mengukung sang istri dibawahnya, kedua tangan istrinya diangkat ke atas. Gunung kembar itu semakin menyembul keluar. Hasrat Alarich sudah tak terbendung lagi.
Dia menciumi wajah istrinya tak melewatkan seinchi pun. Alarich terus menyesap bibir ranum sang istri. Aleesya juga membalas ciuman itu penuh hasrat. Entah apa yang sekarang yang dirasakan hati Aleesya. Yang jelas dia bahagia berada di sisi Alarich walaupun baru beberapa hari kenal. Dia percaya, Tuhan mengirim Alarich sebagai pelindungnya.
"Aleesya ... Cintai aku sebagaimana aku sudah mulai mencintaimu!" Ucap Alarich sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya. Aleesya mengangguk patuh. Dia juga sudah mulai membuka hatinya untuk suaminya ini.
Ciuman Alarich turun ke dada gembul sang istri. Dia memainkan gunung kembar yang cukup besar ditangannya. Ternyata dibalik pakaian sang istri terdapat harta yang sangat berharga. Alarich terus menyesapnya tanpa henti hingga sang istri melenguh nikmat.
Aleesya terus mendesah dia meremas rambut suaminya yang lembut. "Ahhh ...sssh mas...!" Ciuman Alarich makin turun ke perut hingga ke lembah nirwana.
"Mas... Jangan... Aku ahhhh malu...!" Suara Aleesya terbata bata sungguh dia seperti terbang ke nirwana. Alarich mampu mengobrak-ngabrik bagian lembah nirwana itu. "Mas aku mau pi-pis !" Alarich terus me lu mat nya dan menghisapnya.
"Keluarin sayang !" Aleesya mengeluarkan pelepasan pertamanya. Sekarang giliran junior suaminya yang sudah menegang. "Mas pelan pelan yah, aku takut!" Lirih Aleesya
"Iya sayang sakitnya hanya di awal, kamu akan merasakan kenikmatan!" CUP Alarich mencium lagi bibir istrinya
JLEB
Alarich langsung menjebol gawang pertahanan itu, cairan merah menjadi saksi percintaan mereka. Aleesya menangis dia bergetar kakinya juga menekuk. Tangan Aleesya bahkan mencengkram bahu kokoh suaminya.
"Mas aaaaaarrrghhhhhhhhh .... Sakit mas!" Aleesya menangis dia merasakan seperti ada yang sobek didalamnya. "Mas katanya pelan pelan!"
"Maaf sayang aku pelan kok ini." Alarich mendiamkan dulu Juniornya agar beradaptasi. Lalu pelan pelan dia memaju mundurkan juniornya. "Ahh kamu sempit sayang!" Alarich memompa sambil mencium bibir istrinya.
Malam pertama yang awalnya sakit sekarang terasa nikmat bagi keduanya. Aleesya juga lama lama menikmatinya. Sang suami mampu memanjakan istrinya. Aleesya sudah 3x pelepasan, begitu juga suaminya yang terus menyemburkan benih cinta ke dalam rahim sang istri. Berharap akan ada calon bayi di rahim istrinya.
Keduanya ambruk, Aleesya merasakan lembahnya perih sekali. Alarich membawa istrinya tidur dulu dia merasa kasihan istrinya sudah kelelahan karenanya. Mereka terlelap malam itu, malam penuh kebahagiaan. Aleesya menelusup.ke dada bidang suaminya.
"I LOVE YOU ALEESYA" CUP
siapa alarich itu ..