Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28
"Pak Rama, ada surat." Kata office boy yang mengantarkannya.
"Taruh saja di meja." Jawab Rama karna terlalu fokus membaca laporan dari tim nya.
Namun mata Rama melirik ke arah surat ber tuliskan pengadilan agama, membuat Rama menaruh berkas pekerjaannya, mengambil surat itu dan langsung membacanya.
"Gugatan cerai dari Ayesha?" Gumam Rama sambil meremmas kertas itu dengan genggamannya.
Rama pun melihat nama firma hukum pengacara yang menjadi kuasa hukum Ayesha, ia segera keluar untuk menemui pengacaranya Ayesha itu.
Rama sangat tau, nama Yoda Nathaniel bukanlah sembarang pengacara, Yoda Nathaniel adalah anak dari pengacara kondang Tristan Nathaniel yang tidak pernah kalah di persidangan membela kliennya. Bayaran merekapun sangat tinggi dan hanya para pengusaha, artis dan pejabat penting yang menggunakan jasanya. Rama berkeyakinan jika Ayesha sudah kembali ke orang tuanya karena itu Ayesha bisa menyewa pengacara sebagus ini.
Rama tiba di gedung firma hukum Yoda dan segera turun untuk menemui pengacara Ayesha itu.
Yoda pun menyambut kedatangan Rama dan mempersilahkannya untuk duduk.
"Dimana Ayesha? Saya harus bertemu dulu dengan Ayesha."
"Maaf Pak Rama, Nona Ayesha sudah tidak mau bertemu lagi dengan anda dan menyerahkan semuanya pada saya."
"Saya tidak mau bercerai dengannya, beritahu dimana Ayesha." Tekan Rama.
"Anda ini pemaksa sekali. Masih untung Nona Ayesha tidak melaporkan perselingkuhan anda dan menikahi wanita lain tanpa ijin dari Nona Ayesha sebagai istri anda yang sah, dan masih untung Nona Ayesha juga tidak melaporkan KDRT yang di lakukan oleh Ibu dan Kakak anda. Nona Ayesha hanya ingin bercerai dan jangan di persulit karena semua itu percuma." Tekan Yoda.
Rama mengusap wajahnya kasar. "Saya butuh bertemu dengan Ayesha, tolong bantu Saya." Rama menangis bahkan sampai berlutut di hadapan Yoda.
"Maaf Pak Rama, tapi klien saya tidak ingin ada urusan dengan anda lagi dan tetap meminta saya untuk mengurus perceraian."
Rama tidak dapat berbuat apa apa lagi, Yoda terkenal dengan ketegasannya dan sulit sekali di bujuk. Dengan langkah gontai, Rama keluar dari kantor Yoda untuk kembali ke kantornya.
Sementara itu, Ratna tengah membuka ponselnya, ia melihat story pria bernama Agam yang menawari investasi dengan keuntungan 20 juta perbulan.
"Banyak sekali yang sudah berhasil, aku juga mau mencoba tapi uang dari mana 100 juta? Atau aku gadaikan sertifikat rumah, dalam lima bulan sudah bisa ketebus dan aku tinggal menikmati hasil 20 juta perbulan." Gumam Ratna yang tergiur oleh story pesan Agam.
Ratna segera mencari sertifikat rumah yang berada di kamar Rama. Rama memang tidak membawa sertifikat rumah itu saat meninggalkan rumah karna dipikirnya sertifikat itu lebih aman jika berada di rumah. Tidak lama kemudian Ratna berhasil menemukan sertifikat surat rumah miliknya dan segera mendatangi bank keliling yang pernah meminjaminya uang untuk menggadaikan sertifikatnya.
"Berapa yang kau butuhkan?" Tanya rentenir itu? Hutangmu masih sisa 15 juta."
"Rumahku kalau di jual masih laku seharga 500 juta." Kata Ratna. "Tapi aku mau pinjam 150 juta saja, potong hutangku 15 juta dan aku terima 135 juta." Jawab Ratna yang sedang bernegosiasi.
"Kenapa tidak pinjam 200 juta saja?"
Ratna cukup tergiur mendengarnya, urusan bayar membayar bisa ia cicil dari investasinya nanti.
"Baiklah, pinjamkan aku 200 juta." Ucap Ratna yakin.
"Isi perjanjian dulu, bunganya 20% sebesar 40 juta, kau harus melunasinya dalam waktu dua tahun, jika dalam dua bulan berturut turut tidak ada pembayaran, maka rumah itu akan ku ambil alih menjadi rumahku."
Ratna dengan percaya diri mengisi surat perjanjian diatas materai itu, kemudian ia membubuhkan tandatangan setelah mengisinya. Ratna sangat yakin jika sertifikat rumahnya itu akan di tebusnya kembali.
"Rama, Mira, lihat saja kalian, Ibu tidak akan memberi kalian uang jika investasi Ibu balik modal." Gumam Ratna dalam hatinya dengan sombong.
Uang sudah di tangan, karna di potong sisa hutangnya, Ratna menerima 185 juta. Ratna segera menghubungi Agam agar transaksi investasi itu berjalan dengan segera.
Dalam hitungan kurang dari satu jam, Agam bersama seorang temannya sudah datang dan agar Ratna semakin percaya, Agam memberikan berkas berkas palsu yang bisa membuat Ratna percaya.
Ratna memberikan uang 100 juta begitu saja pada Agam. "Jadi kapan aku menerima bunganya?" Tanya Ratna berambisi.
"Di tanggal lima setiap bulannya."
Ratna menggosok gosokan kedua telapak tangannya, ia sudah berkhayal tinggi akan menerima uang setiap bulan sebesar 20 juta.
Setelah transaksi itu selesai, Ratna melihat uang yang tersisa 85 juta itu. "Aku mau ke salon dan belanja, lalu mau makan enak di restoran." Ucapnya lalu segera merapihkan dirinya untuk pergi.
Ratna bagai kalap, ia membeli banyak pakaian, tas, hingga parabot yang jelas tidak pernah ia pakai. Ratna pun pulang memakai taxi karna membawa banyak barang barangnya.
"Hah enaknya punya banyak uang. Aku tidak butuh lagi uang dari si Rama yang cuma kasih dua juta sebulan buat uang saku, bulan depan akan ku tolak mentah mentah uang si Rama." Gumam Ratna dengan sombong.
Berapa hari ini, Rama merasa heran karena Ratna tidak lagi menghubunginya dan meminta uang lagi padanya. Rama biasanya memberikan uang untuk kebutuhan pribadi Ratna sebesar dua juta, begitu pun pada Ayesha, Rama memberikan dua juta untuk kebutuhan pribadi Ayesha, sementara uang untuk membayar listrik, air, iuran dan belanja kebutuhan rumah itu diluar dari uang kebutuhan pribadi. Namun ternyata selama ini Ratna selalu merampas uang kebutuhan pribadi Ayesha, dan membuat Ayesha hanya memiliki uang pas untuk kebutuhan rumah.
Rama menyempatkan diri pulang ke rumah orang tuanya untuk melihat keberadaan ibunya, Rama terkejut karena ternyata Ratna juga meninggalkan ibunya seorang diri di rumah hanya karna Mira tidak mau membayar kebutuhan rumah.
Rama melihat ke sekelilingnya, ia melihat televisi baru dan juga dapur yang kini memakai kitchen set, Rama juga melihat sang Ibu memakai perhiasan berlebihan, dari kalung, gelang, dan jangan lupakan cincin cincin yang berjejer di jari jarinya.
"Ibu punya uang dari mana membeli semua itu?" Tanya Rama curiga.
"Apa perdulimu, dan jangan harap kamu pinjam uang sama Ibu, ya."
"Rama cuma nanya, Bu. Ibu punya uang dari mana? Bukan mau minta."
"Pokonya itu bukan urusan kamu, dan jangan harap kamu bisa pindah kesini lagi. Ibu gak mau kamu numpang sama Ibu." Ucapnya sombong.
Rama hanya menggeleng gelengkan kepalanya, ia hanya berharap sang Ibu tidak lagi terlibat hutang. Rama sudah cukup pusing dengan masalahnya, ia tidak mau lagi pusing jika sampai Ratna membuat ulah lagi.
"Pulang sana, jangan lama lama disini." Kesal Ratna.
"Rama harap Ibu tidak berulah lagi, jangan sampai membuat Rama marah, Bu. Rama sedang banyak masalah." Kata Rama dengan nada sedih namun di abaikan oleh Ratna.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mumpung senin, aku minta vote nya dong.. Nanti aku Up satu bab lagi kalo Votenya naik.