Dahayu gadis manis dari desa berniat mengadu nasib ke kota.untuk memperbaiki ekonomi dan juga biaya pendidikannya.namun selain itu ada hal yang lebih penting untuk dia lakukan yaitu membalaskan dendam atas rasa sakit yang ibunya terima pada seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Buah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
setelah menerima telpon dari Tuan Dariano mereka segera bergegas ke rumah sakit.begitu juga dengan Nyonya Utari dengan berderai air mata dia mengendarai mobil dengan kecepatan sedang dia tidak ingin membahayakan nyawanya sendiri.
Dirumah sakit tampak ramai oleh keluarga besar kedua belah pihak meski sebagian keluarga Tanoearja tidak datang.karena mereka tinggal diluar negri seperti Abang dan Adiknya Tuan Dariano.
Isak tangis tak terelakan lagi untuk Nyonya Utari.dia sampai lemas menangisi kepergian putri semata wayangnya.
"Kamu harus kuat Sayang,jangan buat Putri kita sedih,kamu harus ikhlasin kepergiannya.putri kita sudah tidak merasakan sakitnya lagi"Tuan Dariano berusaha menguatkan sang istri.meski dia juga butuh dikuatkan.sedangkan anak sulungnya ditenangkan oleh Opanya,Ayah dari Istrinya.
"Opa adik aku pergi ninggalin aku sendirian,dia pergi tanpa pamit pada kami"meski hanya isakan yang terdengar samar Arthur menyesali kenapa harus adiknya.
"Adik mu sudah tenang dia sudah tidak apa apa sekarang.jadi kamu juga harus tenang jangan buat adikmu sedih"Opa menenangkan sang cucu.meski dia juga sedih kehilangan cucu perempuan satu satunya.YA,di keluarga Tanoearja dan Atmaja Taya cucu perempuan semata wayang.
"TIDAK JANGAN TINGGALKAN MAMA SAYANG !"Nyonya Utari histeris saat berankar sang Putri didorong keluar kearah ambulan yang akan membawa jenazah Taya kekediamannya.dia lemas merasa tidak percaya akan apa yang terjadi didepanny.sang anak terbujur kaku dengan kulit yang putih pucat pasih.
"Ayo kita pulang Taya segera harus dimandikan.jangan sampai dia menunggu terlalu lama"ujar Tuan Dariano.dia memang terlihat tenang tapi tidak dengan hatinya.
"Kenapa kamu sangat tenang mas,anak kita !!"balas Nyonya Utari setengah berteriak.dia tidak melihat raut sedih diwajah sang suami.
"Aku juga sedih tapi harus bagaimana,kita tidak bisa mengubah takdir tuhan Mah"jelas Tuan Dariano.pada sang Istri.
"Benar apa yang dikatakan suamimu sayang kita harus ikhlas dan tabah.jangan sampai Taya sedih melihat kita seperti ini"sambung Nyonya besar Atmaja pada sang Putri,Nyonya Utari.
"Sudah kita pulang untuk mengurus Taya kerumah barunya.tidak baik menunda nundanya"ucapan Tuan Barra di ikuti oleh mereka semua.sebenarnya tidak banyak hanya orang tua Nyonya Utari dan Tuan Barra Tanoearja,serta Arthur.selebihnyar tidak ada yang mau datang.mereka sengaja tidak ingin datang.
Kita beralih kerumah besar Tuan Dariano.disini tampak ramai oleh para pelayat yang kebanyakan tetangga dekat mereka.dan beberapa teman dari Taya Prambudi.
Banyak maid yang berlalu lalang menyiapkan jamuan untuk yang datang melayat.digerbang besar itu terdapat bendera kuning melambai menandakan adanya pihak keluarga yang berpulang.tak lama terdengar suara Ambulan jenazah mendekat.
dengan sigap para laki laki termasuk Tuan Dariano dan Tuan muda Arthur mengangkat tubuh tak bernyawa Nona muda Taya Prambudi.
"kerja bagus bang,aku sudah muak dengan sikap angkuh dan sombongnya"ujar Dahayu pada sang Abang lewat jalur pesan.
"Hm..bukan kah Abang harusnya dapat bayaran yang mahal"balas Sang Abang dengan sedikit lirikan mata pada Adiknya diujung ruangan,ruang tamu besar itu.
"sudah banyak uang masih saja meminta imbalan.sudahlah aku akan membantu yang lainnya lagi.takut mereka curiga"setelahnya Dahayu menyimpan ponselnya disaku rok yang digunakannya.
Acara pemakaman berjalan lancar.meski diringi Isak tangis dari Nyonya Utari dan Nyonya Melati Atmaja.