Feng Yan seorang pemuda yang tadinya di anggap jenius telah membangkitkan jiwa beladiri berupa manik hijau misterius yang tidak pernah di kenali dan tidak memiliki tingkatan kualitas sehingga semua orang mulai memandang rendah dirinya. dari yang tadi jenius yang di puja kini berubah menjadi sampah yang di pandang rendah.
tahun demi tahun berlalu. Feng Yang tidak pernah berputus asa hingga suatu hari dia kembali dengan kekuatan yang luar biasa. dia bangkit dengan kekuatan yang menggemparkan Dunia.
ikuti terus perjalanan Feng Yan untuk menjadi yang terkuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Identitas Liu Ying, Ibu Feng Yan.
Bab 27. Identitas Liu Ying, Ibu Feng Yan.
"Raja, jangan lupakan aku dan ayah angkat yang akan selalu berdiri di belakangmu." Ucap Ling Zilan yang dengan suara tegas yang tiba tiba juga angkat bicara.
Mendengar itu Feng Yan mengangguk lembut.
"Tentu saja, kamu dan paman Hong Meng adakah bagian dari keluargaku juga."
Feng Han, yang sejak tadi mendengarkan dengan penuh kecemasan, akhirnya berdiri dan memantapkan hatinya. Dia juga lupa jika putranya adakah Raja Penguasa Hutan Senyap. Dia tahu jika putranya sudah melewati halangan dan rintangan yang tak terhitung jumlahnya.
Wajahnya menunjukkan campuran kebanggaan namun sebagai ayah dia tetap menyimpan kekhawatiran. Setelah menarik nafas dalam-dalam dia akhirnya berkata
"Feng Yan, kau adalah kebanggaanku, tapi aku tidak ingin kehilanganmu. Jika ini keputusanmu, aku tidak akan menghentikanmu. Namun ingat, kau membawa harapan dan nama keluarga di pundakmu. Jangan pernah remehkan lawanmu, dan selalu ingat bahwa kami semua di sini mendukungmu."
Feng Yan tersenyum tipis, penuh keyakinan dan semangat. "Terima kasih, Ayah. Aku berjanji, aku akan membawa kehormatan kembali kepada keluarga kita. Siapapun yang berani menyentuh keluarga ini akan merasakan konsekuensi yang berat dariku"
Setelah mendengar restu ayah dan dukungan keluarganya, Feng Yan semakin mantap melangkah. Tekadnya tak tergoyahkan. Dia tahu sayembara ini lebih dari sekadar kompetisi, ini adalah pertarungan untuk kehormatan, harga diri, dan nasib keluarganya.
Dia menambahkan,
"Lagi pula, ini adalah kompetisi generasi muda. Tidak hanya Keluarga Utama yang akan menonton, tetapi juga Kerajaan-kerajaan lainnya. Jika aku bisa menunjukkan bakatku, mungkin mereka akan tertarik untuk merekrutku. Ini bisa menjadi kesempatan besar bagi keluarga cabang kita untuk mendapatkan dukungan yang lebih kuat. Bayangkan jika kita memiliki pendukung lain di luar sana. Keluarga Utama tidak akan bisa semena-mena pada kita lagi."
Feng Ma masih tampak ragu, mengernyitkan dahinya.
"Kau benar bahwa perhatian banyak pihak akan tertuju pada kompetisi ini, tapi apakah kau yakin bisa menarik perhatian kerajaan? Mereka hanya akan memandang bakat yang benar-benar luar biasa."
Feng Yan tersenyum percaya diri.
"Aku yakin, Paman. Aku telah berlatih tanpa henti selama empat tahun, menghadapi tantangan yang tak terbayangkan. Apa yang ku lalui tidak akan sia-sia. Aku akan menunjukkan kepada mereka bahwa aku bukan hanya anak dari keluarga cabang, tapi seseorang yang bisa bersaing di tingkat tertinggi. Jika kerajaan tertarik, itu akan membuka banyak peluang untuk kita."
Dengan tekad yang semakin kuat, Feng Yan berjanji pada dirinya sendiri untuk tak hanya berjuang demi kemenangan, tetapi juga demi masa depan keluarganya. Sayembara ini akan menjadi batu loncatan baginya untuk membuktikan bahwa Keluarga Cabang Feng bukan pihak yang bisa dipandang sebelah mata, dan dia akan memastikan bahwa nama keluarganya akan kembali dihormati di mata Klan Feng dan kerajaan-kerajaan lainnya.
Setelah keputusan itu diambil, akhirnya suasananya menjadi lebih baik. Saat itulah Feng Yan menatap ayahnya, Feng Han, dengan sangat serius. Dia ingin menanyakan sesuatu yang selama mengganjal di hatinya. Ini tentang Ibunya. Setelah menarik napas dalam-dalam, akhirnya Feng Yan memberanikan diri untuk bertanya.
"Ayah, aku ingin bertanya sesuatu padamu."
Mendengar itu, Feng Han sedikit terkejut karena wajah putranya tiba-tiba berubah menjadi serius. Perasaan tidak enak mulai muncul dalam hatinya. Apakah dia akan menanyakan tentang ibunya? pikir Feng Han.
Dan benar saja, dugaan Feng Han terbukti ketika pertanyaan berikutnya dari Feng Yan membuatnya terkejut.
"Ayah, sebenarnya di mana Ibu? Kenapa dia pergi? Dan mengapa sampai sekarang dia tidak pernah kembali?"
Feng Han langsung terdiam. Suasana menjadi hening. Pertanyaan ini sangat sensitif bagi keluarga mereka.
Setelah menarik napas panjang, Feng Han akhirnya berkata, "Saudara-saudaraku, tolong tinggalkan kami berdua."
Ketiga paman Feng Yan, Feng Ma, Feng Heng, dan Feng Guo, saling berpandangan sebelum Feng Ma berkata, "Ya, kami akan pergi. Mungkin sudah saatnya keponakan Feng Yan mengetahui kebenarannya, kakak."
Feng Han hanya mengangguk pelan sebagai tanggapan.
Melihat semua ini, Feng Yan semakin penasaran. Ling Zilan, yang berada di dekatnya, juga keluar ruangan untuk memberi ruang kepada Rajanya dan juga ayahnya agar dapat berbicara dengan serius. Feng Yan berterima kasih dalam hati karena Ling Zilan mengerti tanpa harus diberi tahu.
Setelah semua orang pergi, Feng Han menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara berat, "Ini akan menjadi cerita yang panjang, Yan'er."
Feng Han tersenyum, mengingat masa mudanya.
“Saat itu, aku berusia sekitar 20 tahun, seorang kultivator bebas yang belum bergabung dengan sekte mana pun. Aku suka mengembara dan menikmati kebebasan. Suatu hari, aku berkelana ke Hutan Kematian, Hutan paling di takuti di Wilayah Selatan Kerajaan Burung Vermillion. Tapi aku tidak peduli, dan di sanalah semuanya dimulai.”
Feng Yan mulai menyimak dengan seksama, inilah hal yang selama ini ingin dia ketahui.
“Aku berlatih keras setiap harinya dan menemukan sebuah gua, tempat yang tenang, dan memutuskan untuk tinggal di sana sebentar. Hidupku sederhana, hanya melatih kultivasi dan berburu. Namun, setelah enam bulan, semuanya berubah. Suatu malam, saat aku baru saja berburu monster Ular Hijau aku menemukan seorang wanita tergeletak di luar gua. Dia terluka parah, tubuhnya membiru karena racun ganas. Luka-lukanya sangat dalam, dan aku tidak yakin dia bisa bertahan,” Kata Feng Han dengan nada serius.
“Wanita itu...apakah dia ibu?” Feng Yan bertanya perlahan.
Feng Han mengangguk.
“Ya, Itu ibumu, Liu Ying. Aku tak tahu dari mana dia datang atau apa yang menimpanya. Tapi melihat betapa parahnya luka lukanya, aku tahu aku harus menolongnya. Aku membawanya ke dalam gua dan merawatnya selama berhari-hari. Aku menggunakan jantung dan empedu ular hijau sebagai ramuan obat. Kemudian aku juga menambahkan beberapa herbal lainnya."
"Kebetulan ayahmu ini memiliki ilmu pengobatan sederhana. Dengan mencampur bahan bahan yang lain Akhirnya jadilah ramuan yang bisa menetralisir racun.
Apakah kau tahu, ramuan yang d di minum ibukmu itu adakah racun ganas. Jadi ayah menggukan metode melawan racun dengan racun untuk menyembuhkanya."
Singkat cerita kondisinya membaik. Ketika dia akhirnya siuman, aku bertanya padanya apa yang telah terjadi.”
Feng Han menoleh ke Feng Yan, seolah-olah kembali ke momen itu.
"Dari mana asalmu? Siapa yang melukaimu? Apa yang terjadi?’ tanyaku padanya. Namun, dia hanya menatapku dan berkata dengan nada meminta maaf."
"Maaf... aku tidak bisa menceritakannya. Itu terlalu rumit." hanya itu kata kata yang keluar darinya.
Feng Yan tampak bingung.
“Jadi Ibu tidak pernah memberitahu Ayah apa yang sebenarnya terjadi?”
Feng Han menggeleng.
“Tidak, dia tetap bungkam soal masa lalunya. Namun, kami mulai mengenal satu sama lain. Dia tinggal bersamaku di gua itu, dan hari demi hari, aku semakin menyukainya. Dia adalah wanita yang kuat, tapi menyimpan banyak misteri di balik senyumnya. Kami sering berburu monster bersama. Yang aku heran saat itu aku tidak pernah bisa melihat tingkat kultivasi ibumu. Padahal saat itu tingkat kultivasi ayah lumayan tinggi. Yaitu Tingkat 8 Tahap setengah Dewa level 5.
Singkat cerita dan seiring waktu, kami jatuh cinta. Pada akhirnya, kami memutuskan untuk menikah.”
Feng Han berhenti sejenak, mengenang kebahagiaan masa lalu.
“Setelah menikah, aku tidak pernah peduli lagi tentang masa lalunya. Hidup kami sederhana tapi bahagia. Dan ketika kamu lahir, Yan’er, kebahagiaan kami terasa sempurna.”
Feng Yan tersenyum kecil.
“Lalu apa yang terjadi, Ayah? Kenapa Ibu pergi?”
Feng Han menarik napas panjang sebelum melanjutkan.
“Lima tahun setelah kita hidup bersama. dia suatu malam seorang pria misterius melayang dia atas kediaman kami. Aku segera tahu dia bukan orang sembarangan. Karena dia memancarkan aura yang sangat mengerikan. fluktuasi energi yang keluar dari tubuhnya luar biasa dahsyat. Seolah-olah hanya lambaian tangannya maka Kerajaan Naga Emas akan hancur lebur tak tersisa.
Ternyata dia adalah kakak ibumu.
Sosok itu berkata
"Liu Ying aku tahu kamu ada di dalam. sekarang cepat ikut aku pulang ke Alam Dewa dan kembali Istana Bulan Sabit untuk menerima hukumanmu. Kamu pergi dari Istana diam diam berkeliaran kemanapun tanpa pengawalan dan kini merusak nama baik Istana Bulan Sabit dengan menikahi seseorang dari alam rendah. Cepat keluar jika tidak aku meratakan benua ini menjadi tanah datar." Katanya dengan suara yang bergema di langit.
Akhirnya Ibumu pun keluar. Saat itu kamu sudah tidur, ibumu memakai sebuah tehnik khusus agar kamu terlelap sepanjang malam.
Ibumu melayang di udara. Suara bergetar saat dia berkata
"Kakak! Aku akan ikut pulang ke alam dewa, aku akan kembali Istana. Aku akan menerima hukuman apapun tanpa mengeluh, tapi tolong ampuni mereka semua. Meraka
tidak bersalah dan tidak tahu apapun tentang identitasku." Ucapnya.
Saat itulah aku menyadari jika identitas ibumu tidak sederhana dia. berasal dari Alam Dewa, dari Istana Bulan Sabit. Dia melanggar banyak aturan dengan meninggalkan istana dan bahkan menikah dengan seseorang dari alam bawah yang menjadi aib bagi kehormatan mereka.
Feng Yan menatap ayahnya dengan serius.
“Jadi... Ibu dipaksa kembali?”
Feng Han tersenyum kecut dan berkata. " Ya, begitulah, kakaknya datang untuk membawanya kembali. Liu Ying tak punya pilihan selain ikut dengannya. Namun, sebelum pergi, dia bernegosiasi agar kami dibiarkan hidup. Kakaknya setuju, tapi sebagai hukuman, aku kehilangan sebagian besar kultivasiku. Dari tingkat 8 tahap setengah Dewa level 5, aku jatuh ke tingkat 4 tahap transformasi.”
Feng Yan terdiam, memahami beratnya pengorbanan itu.
Dia mengepalkan tangannya dengan erat. Kekuatan. Semua ini tentang kekuatan. Jika ayahnya cukup kuat maka ibunya tidak akan pergi. Jika saja ayahnya cukup kuat maka sosok yang merupakan kakak dari ibunya itu tidak akan bersikap angkuh dan bahkan sampai menurunkan basis kultivasi ayahnya.
Kekuatan, Feng Yan merasa benar benar haus akan kekuatan yang sangat besar. Dia menyadari jika ingin melindungi orang yang di sayanginya dia membutuhkan kekuatan yang sangat besar. Fikirannya berkelana di kehidupan yang sebelumnya. Dia mati karena dia tidak cukup kuat.
"Kaisar Dewa Tak Terkalahkan. Aku harus mencapai tingkatan itu lagi. Bahkan lebih."
Feng Han tersenyum pahit, mengingat saat terakhir bersama istrinya.
"Inilah pesan terakhir ibumu sebelum dia pergi."
Mendengar itu Feng Yan pun langsung fokus untuk mendengarkan kata kata ayahnya.
"Maafkan aku, kakak Han. Aku harus pergi, tapi kumohon jaga Yan’er dengan baik. Jika dia cukup kuat, ceritakan semuanya. biarkan dia tahu identitas ibunya." Itu adalah kata-kata terakhirnya sebelum dia menghilang bersama kakaknya.”
Feng Yan menundukkan kepala, merasakan kesedihan ayahnya. “Ayah... terima kasih sudah menceritakan semuanya. Aku akan mencari ibu, membawanya kembali sehingga kita berkumpul bersama seperti dulu lagi.”
Feng Han tersenyum, menepuk bahu putranya dengan bangga. “Ayah percaya padamu. Kamu adalah anak kami, Yan’er. Ibumu pasti bangga melihatmu sekarang.”
Dan begitulah cerita itu berakhir. Dan kini Akhirnya Feng Yan tahu kenapa ibunya pergi dan tidak pernah kembali. Itu karena ibunya saat sedang menerima hukuman dari keluarganya karena menikah dengan ayahnya yang merupakan kultivator dari alam bawah.
"Ibu ! tunggu aku, aku pasti akan menjemput mu dan membawamu pulang." Gumamnya penuh tekad.
Pagi berikutnya, suasana Kota di Kerajaan Naga Emas dipenuhi kegaduhan.
Feng Yan tiba di alun-alun utama bersama tiga saudaranya.Feng Tian, Feng Zhen, dan Feng Chen yang kini telah sembuh sepenuhnya. Kejadian ini membuat banyak orang terkejut dan tak percaya. Desas-desus mulai menyebar dengan cepat, mengundang pertanyaan di benak setiap orang yang menyaksikan pemandangan itu.
“Bagaimana mungkin mereka sembuh dengan cepat? Apakah ada seseorang yang diam-diam membantu keluarga cabang Klan Feng?” Gumam beberapa warga, menganggap ini sebagai misteri yang sulit dipecahkan.
Tiba-tiba, seorang warga di kerumunan berseru penuh keterkejutan. "Eh, aku ingat pemuda itu! Bukankah dia yang beberapa hari lalu menimbulkan kegemparan di gerbang kota dengan kekuatannya yang luar biasa?" katanya dengan penuh keyakinan.
"Oh iya, benar! Itu dia! Wajahnya memang sama persis!" sahut yang lain. "Siapa sebenarnya dia? Apakah dia tamu terhormat yang sengaja diundang oleh keluarga Feng?"
Mendengar itu Feng Yan tidak tahu harus tertawa atau menangis. Tamu terhormat yang sengaja diundang oleh keluarga Feng? Yang benar saja.
Keterkejutan tidak hanya dirasakan oleh para warga. Para tetua Sekte Api Naga, termasuk pemimpin sekte, ikut terperangah. Mata mereka melebar seolah-olah sedang melihat hantu. Desas-desus tentang pemuda kuat yang memasuki kota memang telah terdengar, namun tidak ada yang menduga bahwa mereka akan melihatnya berjalan bersama para jenius keluarga cabang Klan Feng, yang seharusnya masih dalam kondisi terluka parah.
Feng Tian, Feng Zhen, dan Feng Chen, yang sebelumnya dikabarkan dalam kondisi kritis, kini tampak baik-baik saja. Kondisi mereka yang mendadak pulih sempurna menjadi teka-teki besar di benak semua orang.
Namun, di tengah kehebohan ini, ada seseorang yang tampak lebih bahagia dari siapapun dialah Jia Yu. Saat matanya bertemu dengan Feng Tian, senyum manis terpancar di wajah mereka. Keduanya saling bertukar pandang dengan penuh kehangatan, semakin membuktikan kedekatan mereka yang selama ini menjadi bahan bisik-bisik.
Feng Yan, yang menyaksikan interaksi itu, tak mau ketinggalan menggoda saudaranya. “Jadi, itu yang namanya Jia Yu, ya? Wah, dia sangat cantik! Tidak heran kau jatuh cinta padanya. Bahkan aku yakin Bibi Mei Ling akan langsung setuju jika kalian menikah sekarang,” Ujar Feng Yan blak-blakan dengan senyum jahil.
Wajah Feng Tian langsung memerah. Dengan suara lirih, dia menjawab, "Saudara Yan, kau terlalu blak-blakan..." Malunya tampak jelas.
Feng Yan tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Feng Tian. Dia baru sadar bahwa saudaranya itu ternyata memiliki sisi yang begitu lucu. Feng Zhen dan Feng Chen pun ikut menggoda.
"Saudara Feng Tian memang sangat beruntung! Entah sihir apa yang dia gunakan untuk memikat gadis secantik itu," kata Feng Zhen, yang langsung disambut tawa riuh oleh Feng Yan dan Feng Chen.
Feng Tian hanya bisa tersenyum kecut, semakin malu karena diolok-olok menggunakan "sihir."
Tak lama kemudian, sayembara yang dinantikan pun dimulai. Setelah sekitar dua jam berlalu, sebanyak 100 orang kandidat berhasil terkumpul. Para peserta ini terdiri dari murid-murid Sekte Api Naga dan juga para kultivator bebas dari luar, yang datang untuk menguji keberanian dan kekuatan mereka.
Pertarungan besar akan segera dimulai, dan di tengah sorotan mata banyak orang, Feng Yan berdiri dengan keyakinan penuh. Baginya, inilah kesempatan untuk mengukir sejarah bagi keluarga cabang Klan Feng.
terlalu lama bulet di sini aja hadeh lebih baik cabut by by by