Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34 : •••
Oberon bangkit dari duduknya, “Aku sudah selesai.”
Sebelum beranjak pergi, Bianca mencegahnya, “Raja Oberon, kau baru makan sedikit, tidak usah terburu-buru.” Ucapnya.
“Aku ingin melihat keadaan Tania.” Ucap Oberon dingin dan langsung pergi menuju kamar Tania.
Aku yakin, Tania sekarang sudah bersama Janus dan tidak ada di kamarnya. Batin Bianca sambil tersenyum miring.
Oberon memasuki kamar Tania yang bersama Selir Larissa, “Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Oberon.
“Aku di sini karena Tania—“ Belum selesai Larissa berucap Tania sudah langsung memeluk Oberon.
“Oberon.. Tolong aku!!” Dapat Oberon dengar suara Tania yang merendah membuatnya khawatir, “Kau kenapa?” Tanyanya sambil menangkup ke dua pipi Tania lembut.
“Aku.. Tidak tau. Hahh.. Tubuhku rasanya panas sekali, Oberon.” Tania terus menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa panas di tubuhnya.
Tangannya mulai mengelus dada Oberon sensual, berlanjut ke lehernya membuat Oberon terkejut, “Tania, apa yang kau lakukan?”
Tania menggeleng, ia memejamkan matanya menahan hasrat di tubuhnya saat ini, “Oberon, tolong aku..”
Oberon yang mulai mengerti apa yang terjadi pada Tania sekarang segera menahan tangan Tania yang semakin liar, perlahan ia menuntun Tania menuju tempat tidurnya.
Namun ia memberi kode pada Selir Larissa seolah menyuruhnya keluar, Mereka keluar dan langsung mengunci pintu Tania dari luar.
“OBERON!” Pekik Tania dari dalam kamarnya.
Oberon berusaha mengabaikan, ia menghadap Selir Larissa yang tengah khawatir, “Apa yang terjadi pada Tania?” Tanyanya tak kalah khawatir.
“Akan ku ceritakan nanti, lebih baik sekarang kita fikirkan cara untuk membantu Tania dulu.” Jawab Larissa cemas.
“Haruskah aku melakukannya?” Gumam Oberon namun masih dapat di dengar Larissa.
“Selir Larissa, Tania sudah menganggapmu seperti ibu kandungnya, aku harap kau membiarkanku melakukannya pada Tania.” Ucap Oberon.
Selir Larissa mengangguk, matanya sudah berkaca-kaca, “Lakukanlah, aku tidak tega melihatnya tersiksa seperti ini.”
Oberon kembali membuka pintu kamar Tania, sedangkan Selir Larissa segera kembali dan mencoba bersikap biasa saja agar semua orang tidak curiga.
“Hiks.. Oberon..” Sungguh, hati Oberon serasa teriris melihat Tania yang menangis seperti ini.
Oberon membawa Tania ke pelukannya, namun Tania menginginkan lebih dari itu.
Tania menempelkan bibirnya pada bibir Oberon, sedikit menggerakkan membuat Oberon menikmatinya. Oberon membawa tubuh ringan itu ke ranjang dan menindih nya tanpa melepaskan ciuman mereka.
“Oberon..” Cicit Tania ketika ciuman mereka terlepas, ia menatap Oberon sayu membuatnya terlihat sangat menggemaskan bagi Oberon.
“Kau yakin? Sudah siap?” Tanya Oberon serak, Tania mengangguk dengan cepat.
Oberon mulai melepaskan semua pakaiannya, membuat Tania semakin menatapnya penuh gairah. Oberon pun melucuti pakaian Tania perlahan, melihat tubuh polos gadis kesayangannya ini.
Oberon kembali mencium bibir Tania, menjilat dan meIumatnya membuat Tania mendesah keenakan. Ciumannya turun ke leher, dada dan terakhir pada perut rata Tania.
Mungkin memang saatnya Putra Mahkota Corvus hadir. Batin Oberon.
Dan saat itulah Oberon melakukannya dengan penuh kelembutan, membuat Tania sendiri yang memohon untuk terus melakukannya. Kamar Tania pun diisi oleh suara desahan mereka satu sama lain.
Sementara itu, Bianca sudah selesai memakan makan malamnya. Ia hendak menuju ke kamarnya, namun merasa ada yang ganjal.
Kenapa Raja Oberon tidak kembali? Batinnya.
Harusnya setelah pergi tadi Oberon kembali lagi sebab tidak menemukan keberadaan Tania, dan saat itulah seisi istana mencarinya. Ia akan menemukan Tania bersama Janus, tentu setelah itu seisi istana akan heboh dan Oberon merasa kecewa pada Tania.
Harusnya seperti itu rencananya berjalan, namun kenapa sampai sekarang semuanya terlihat baik-baik saja?.
Bianca melihat kamar tamu tempat Janus berasa tadi, ia sedikit membuka pintunya berniat mengintip, namun ada Janus yang langsung menarik tangannya masuk.
Bianca sontak terkejut, “Apa yang kau lakukan? Dan di mana Tania?” Tanyanya.
Janus tidak menjawab, melainkan membanting tubuh Bianca pada ranjang di kamar itu membuatnya memekik kaget, “Aku.. Tidak tau.” Janus mendekat padanya membuat Bianca perlahan mundur.
“Kenapa tidak tau? Tania sudah kembali ke kamarnya dari tadi!” Bianca terus mundur ketika Janus mendekat, membuatnya berhenti ketika di ujung kepala ranjang.
Bukannya menjawab, Janus malah menarik tangan Bianca agar berbaring, “Ssh... Putri Bianca, aku tidak tahan!!” Dari matanya dapat Bianca lihat Janus tengah di kelubuti nafsu yang besar.
Dalam hati ia merutuki karena telah memberi Janus obat perangsang tadi, sekarang ia yang merugi. Janus melakukan seperti apa yang tengah dilakukan Oberon bersama Tania sekarang, ia melakukan dengan kasar tanpa peduli pada Bianca yang sampai menangis sekarang.
***
Dear kakak² yang baca, maaf kalau kurang gimana gitu, aku ga mau buat terlalu impresif, pasti di sini banyak bocil yang baca:)
Gak kasian tuh sama Bianca dihujat terus😂