Tamara Lourine Aditama, biasa dipanggil dengan tama, dia seorang gadis yang lemah lembut dan cerdas. walaupun selalu di kucilkan keluarga dan tidak pernah di anggap sebagai anggota keluarga aditama tetapi Tamara selalu menjadi gadis yang ceria.
suatu ketika Tamara di fitnah oleh adik kembarnya Tamariska yang merasa iri dengannya. dia di fitnah dan terusir dari rumahnya, menjadi terluntah-luntah namun karena sikapnya yang baik hati dan suka melakukan kebaikan maka iyapun lantas menuai kebaikan itu dengan di tolong oleh sesilia yang merupakan seorang anak yatim piatu yang pernah di bantu Tamara, Sesilia mengajak Tama untuk tinggal dirumah kontrakannya itu.
bersama temannya seusai pulang sekolah mereka bekerja akan tetapi adiknya masih selalu menganggu dan meneror hidupnya bahkan selalu membuat iya di berhentikan dari pekerjaannya berulang kali.
Mampu kah Tamara menemukan kebahagiaannya ?
mampukah Tamara bertahan untuk menghadapi semuanya ?
yuk, ikuti kisahnya...............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hulwund, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terkunci
"Gila banget sih, ngasih syaratnya yang nggak masuk akal banget sih! Ya tapi ada untungnya juga sih buat gue, tapi masa iya sih gue harus nikah mudah? Akhhh... pusing banget" gerutu Tamara sambil terus berjalan menjauhi ruangan Jemmy.
"Kenapa muka Lo kusut begitu Tama?" tanya Diana sambil duduk di sampingnya.
"Lo dari ruangannya Pak Jemmy, nggak di apa-apain kan?" timpal Nadia
"Gue nggak di apa-apain kok, kita itu cuman ngomongin agar gue bisa tetap dapat beasiswa sampai perguruan tinggi"
"Lalu mengapa muka Lo masih bete?"
"Nggak apa-apa sih, gue cuma sedang kesal sama seseorang aja sih" jawab Tamara.
"Sama siapa? Pasti sama Tamariska ya?" tanya Diana
"Bukan... tapi ya ada deh pokoknya!" Jawab Tamara yang nggak mau cerita
"Ih...kok gitu sih, Lo sekarang banyak rahasia-rahasia segala" protes Nadia
"Kita itu sahabat, jadi sudah seharusnya saling terbuka tapi ya mungkin ada sih yang privasi" ucap Diana.
" gue nggak apa-apa, hanya saja kadang kesal sih kenapa kayak rasanya sulit banget sih ngejalanin semuanya, dan yang membuat gue kusut sih ada alasannya tapi jika sudah saat yang tepat, gue pasti bakalan cerita sama kalian, tapi bukan sekarang!"
Mereka akhirnya menghargai keputusan sang sahabat, mereka tidak memaksa Tamara untuk memberitahu. Sampai jam pelajaran selesai, Tamara masih murung, bingung entah keputusan apa yang harus di ambilnya. Ketika semua murid meninggalkan kelas, Tamara pun berjalan ke Taman belakang sekolah, dia berencana duduk sejenak di tempat yang sepi untuk memikirkan semuanya. Jujur saja Dia tidak ingin menikah muda namun tapi di satu sisi dia juga memikirkan tawaran dari Jemmy yang juga menguntungkannya. Kakinya terus melangkah ke arah taman belakang sekolah.
"Ah... udahlah gue pasrah saja, apapun yang akan terjadi selanjutnya, gue pasrah saja sama Allah, semoga Allah memberikan jalan terbaik untukku dan untuk masq depanku"
Sedang asik berdebat dengan pikirannya, tiba-tiba Tamariska muncul bersama teman-temannya.
"Hei mantan keluarga sedang apa Lo disini dan belum pulang?" Seru Tamariska bertanya pada Tamara
"Bukan urusan Lo, permisi gue mau lewat" jawab Tamara cuek.
"Oh... jadi Lo udah berani melawan gue sekarang Lo!" Ucap Tamariska sambil mendorong Tamara hinggah tersungkur ke belakang.
"Sorry gue nggak ada waktu buat ngeladenin kalian, gue permisi mau pulang, gue harus ke tempat kerja" ucap Tamara berusaha menghindar dari mereka.
"Eittsss.... mau kemana Lo? Emang kita bilang Lo bisa pergi dari tempat ini?" Ucap salah satu teman Tamariska.
"Biarin aja dia lewat, kayaknya udah ketakutan banget sih dia... entar nangis bombay lagi hahaha..." ejek Tamariska.
"Seius Lo mau biarin dia lewat gitu aja? Mending kita buat dia supaya nggak bisa lagi menganggu hidup Lo kalau bisa pergi sejauh-jauhnya dari hidup Lo dengan begitu hidup Lo bakalan tenang riska" timpal salah satu temannya lagi.
"Dek.. gue mohon biarin gue lewat, tolong jangan ganggu gue sekarang, karena gue harus berangkat ke tempat kerja sekarang" pinta Tamara pada sang adik kembar.
"Nggak usah dengarin dia Riska, biarin aja dia gimana kalau kita bersenang-senang sama dia, jika dia nggak bisa melewatinya itu artinya Lo sendiri yang bakal jadi puteri Aditama dan nggak perlu lagi iri sama kaka kembar Lo" seru temannya.
Karena perkataan teman-temannya, membuat permohonan Tamara tak di gubrisnya.
"Emang gue pikirin! Lo mau telat masuk kerja atau di pecat bos Lo, gue nggak perduli itu semua Tamara!" teriak Tamariska
"Udahlah mendingan kita kunciin saja dia di gudang pojok sana, biar dia merasakan bagaimana menginap di sekolah malam ini, terus ini kan hari jumat jadi otomatis besok hari sabtu kita libur jadi nggak ada yang bisa menolongnya" usul salah satu dari teman Tamariska
"Benar banget, lagian di sekitar area belakang ini, nggak ada CCTV jadi kita bakalan aman" timpal salah satu temannya
"Wah ide yang sangat bagus itu! Gue setuju banget! Gimana Lo Riska jangan bilang Lo kasihan sama orang yang buat Lo selalu iri" Ucap salah satu sahabatnya.
"Hahaha... ya nggak lah malah menurut gue itu benar banget, jadi gue setuju" ucap Tamariska.
"Jangan dek... kaka mohon jangan melakukan itu, kita masih saudara dek.." mohon Tamara pada sang adik kembar
"Ya udah gaes, tunggu apa lagi!" Seru Tamariska
BRAAK...
CEKLEK....
CEKLEK...
Mereka benar-benar mengunci Tamara di gudang bagian pojok belakang. Tas dan handphonenya di buang ke dalam gudang setelah handphonenya di rusak.
"Hahaha...!" Tawa mereka menggelegar di sana
"Dek tolong bukain pintunya dek... disini gelap banget...kaka takut dek... tolong" teriak Tamara sambil mengendor-gendor pintu.
BRAK....
BRAK....
BRAK...
"Selamat menikmati malam indah di sekolah kaka kembarku, semoga Lo tidur disana dan dapat bertahan hidup" ucap Tamariska
"Hahaha...benar banget semoga Lo nyeyak tidur disana!" timpal salah satu sahabat Tamara.
"Dek gue mohon bukain pintunya dek!" teriak Tamara
"Udah nggak usah buang-buang tenaga Lo buat teriak-teriak, mending Lo berdo'a saja semoga umur Lo sampai besok!hahaha...." ucap Tamariska
"Kenapa Lo begitu tega sama gue?! Apa salah gue sama Lo dek?" tanya Tamara
"Salah Lo banyak sama gue paham!" Jawab Tamariska
"Udah kita tinggalkan dia yuk!" Ajak salah satu sahabat Tamariska.
"Yuk gue juga udah nggak betah di sini, padahal masih siang tapi udah kelihatan gelap dan juga pengap banget" ujar Tamariska.
"Hei! Dek tolong bukain pintunya! Dek jangan tinggalin gue sendirian di sini! Adik Tamariska...!..dek!" Tamariska terus memohon kepada adik kembarnya, akan tetapi semuanya hanya sia-sia belaka, karena mereka justru malah meninggalkannya di sekolah itu sendiri.
Tamara tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena dia terkunci di ruangan gudang paling pojok di belakang sekolah. Gudangnya pengap dan gelap gulita, kini dia hanya bisa menangis sambil sambil memeluk lututnya, berharap ada seseorang yang menolong dirinya.
"Ya Allah hamba mohon tolong kirimkanlah seseorang untuk menolong hamba saat ini, hamba pasrah siapa saja yang bisa menolong hamba" do'a Tamara dalam tangisnya.
"Tamara pun mencoba memeriksa tasnya yang berada di sampingnya, handphonenya rusak parah. Tamara berharap ada sahabat-sahabatnya yang akan mencari keberadaannya. Karena handphonenya sudah benar-benar rusak, Tamara memilih untuk menyerahkan semuanya kepada sang pencipta, karena hanya Allah yang Maha Kuasalah yang akan menolong dirinya.
Hinggah menjelang malam, Tamara masih terkurung di gudang pojok belakang sekolah, tidak ada orang di sekolah tersebut kecuali satpam penjaga pintu gerbang sekolah. Kondisi Tamara saat ini sangat memprihatinkan dia sudah lemas kehabisan tenaga, juga kelaparan karena sejak pagi belum masuk apapun makanan maupun minuman, Tamara juga merasa semakin lama semakin sesak nafas sebab gudang itu bukan hanya gelap tetapi juga sempit dan pengap.
Di kesadaran terakhirnya sebelum pingsan, Tamara tetap berdo'a
"Ya Allah... tolong gerakan hati siapapun untuk berpikir mencari keberadaan saya dan permudahkanlah mereka untuk menemukanku" pinta Tamara sebelum pingsan.
seharusnya Tamara balas dong kelakuan adik kembarnya