Pencarian nya untuk mendapatkan wanita idaman yang bisa menerima diri dan anak-anak nya, melalui proses panjang. Tidak heran hambatan dan ujian harus ia hadapi. Termasuk persaingan diantara wanita-wanita yang mengejar dirinya karena dia termasuk pria yang mapan, tampan dan punya banyak aset yang berharga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naim Nurbanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
"Ada apa pak? Anda memanggil saya?" tanya Vievie sang sekretaris pertama di kantor nya Fauzan. Vievie masih berdiri dan menunggu untuk dipersilahkan duduk oleh Fauzan.
"Duduklah, Vie! Aku ingin bicara serius dengan kamu," ucap Fauzan serius.
Vievie terlihat menyipit bola matanya. Dia pikir duda tampan dan tajir serta bos nya itu akan menyatakan cinta padanya. Atau mungkin saja mengajaknya menikah. Vievie tiba-tiba saja menjadi gemetaran dan gugup. Dia sudah tidak sabaran menunggu pernyataan indah itu dari mulut seorang Fauzan.
"Begini Vie! Di rumah ku itu ada dua pengasuh dan perawat anak-anak ku. Mereka berdua itu masih gadis. Bahkan cantik-cantik dan mempesona seperti kamu. Mereka berdua suka menggoda ku. Aku rasa mereka berdua sekarang ini berusaha mencari perhatian dariku. Cuma aku tidak bisa jika harus bersikap kasar dengan salah satu dari mereka. Karena mereka telah membantu aku menjaga, merawat, mengasuh dan ikut mendidik anak-anak ku," cerita Fauzan.
Vievie kini menarik nafasnya dalam-dalam. Ternyata bos nya lagi ingin curhat dengan masalah nya. Bukan ingin mengatakan cinta terhadap Vievie.
"Lalu, pak?" sahut Vievie.
"Aku ingin minta bantuan kamu, Vie! Tapi ini jika kamu mau menolong ku yah, Vie!" ucap Fauzan.
"Tentu saja, saya ingin menolong bapak! Apa yang harus saya lakukan, pak?" sahut Vievie bersemangat.
Vievie juga seorang gadis yang masih polos. Usia Vievie masih sangat muda. Masih berusia sekitar dua puluh tiga tahun. Usia yang masih muda sekali yang baru beberapa tahun ini menyabet gelar sarjana. Dan beberapa tahun ini baru mendapatkan posisi menjadi sekretaris Fauzan di perusahaan itu.
"Kamu mau kan, jika menjadi calon istriku?" tanya Fauzan.
Sukses membuat Vievie melebar bola matanya dengan sempurna. Bahkan jantung nya nyaris berhenti berdetak. Vievie sangat bahagia mendengar pernyataan itu. Apa yang ditunggu dan dia dengar ternyata terjadi. Pak Fauzan benar-benar mengajak menikah.
"Tapi itu hanya bohongan, Vie! Aku mengajak kamu mengakui pada dua pengasuh anak-anak ku kalau kamu itu adalah calon istriku. Aku yakin kamu bisa berakting dan menyakinkan keduanya bahwasanya kamu adalah wanita pilihan ku. Kamu mau kan Vie?" sambung Fauzan.
"Mau, pak!" jawab Vievie cepat.
"Astaga, pak Fauzan! Aku pikir ini beneran dan serius. Ternyata aku hanya di suruh mengakui bahwa aku adalah calon istri bapak? Jangankan berpura-pura, beneran pun aku akan ikhlas menerima nya pak. Aku tentu saja mau menjadi calon istri pak Fauzan," batin Vievie.
"Syukur lah, kamu mau menolong ku! Terimakasih Vie!" sahut pak Fauzan.
"Sama-sama pak!" kata Vievie.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Apa? Bang Fauzan pulang bersama dengan seorang wanita?" ucap Erlina.
Bibi yang bekerja di bagian dapur memberi tahu pada Sabrina dan Erlina, kalau majikan nya baru saja pulang bersama dengan seorang wanita. Yang diduga wanita itu adalah calon istri Fauzan. Karena Fauzan mengenalkan Vievie pada salah satu asisten rumah tangga nya kalau Vievie adalah calon istrinya. Ini supaya salah satu pembantu rumah nya dibagian dapur itu menyampaikan hal ini pada Sabrina dan juga Erlina.
"Benar! Kalian kalau tidak percaya, lihat saja pak Fauzan bersama non Vievie di ruang tamu. Aku sudah membuatkan minuman dingin nih. Kalian bisa mengantarkan minuman ini sekaligus melihat non Vievie, calon suami pak Fauzan," sahut bibi yang kini melihat Sabrina dan Erlina secara bergantian.
"Biar aku saja yang mengantarkan minumannya," kata Sabrina.
"Aku saja, Sabrina!" sahut Erlina.
"Aku saja!" kata Sabrina.
"Ya sudah! Kalian berdua bisa melihat calon istri pak Fauzan dengan mengantarkan ini. Sabrina membawa minuman dingin ini. Sedangkan Erlina membawa piring ini yang berisi pisang keju coklat kesukaan pak Fauzan," ucap bibi yang paling mengerti jika antara Sabrina dan Erlina sama-sama menyukai pak Fauzan.
"Nah itu ide yang bagus, bibi! Terimakasih bibi!" sahut Sabrina dan Erlina pun ikut semangat mengantarkan minuman dingin itu serta pisang goreng coklat keju itu pada pak Fauzan dengan non Vievie.
⭐⭐⭐⭐⭐
"Sabrina, Erlina, ke marilah! Kenalkan ini Vievie calon istri ku,"ucap Fauzan.
Vievie terlihat mengulurkan tangannya untuk mengajak bersalaman Sabrina dan Erlina. Kedua pengasuh anak-anak Fauzan itu terlihat menyambut uluran tangan Vievie yang mengajak nya berjabat tangan.
"Sabrina!" ucap Sabrina dengan tersenyum ramah pada Vievie.
"Erlina," kata Erlina dengan terlihat kurang suka dengan Vievie. Fauzan memperhatikan Sabrina dan Erlina sambil tersenyum lebar.
"Kalian duduk saja di sini! Itu kalau kalian sudah tidak ada kerjaan," kata Fauzan. Sabrina dan Erlina saling berpandangan. Lalu keduanya memperhatikan Vievie secara sekilas.
"Tidak bang! Terimakasih! Kami berdua harus kembali bekerja," ucap Sabrina.
"Benar, bang! Kami harus menjaga Hamzah," kata Erlina.
"Oke, baiklah! Terimakasih minuman dingin dan pisang goreng keju coklat nya. Vievie paling suka dengan pisang goreng yang ditaburi dengan coklat dan keju seperti ini," sahut Fauzan sambil memberanikan dirinya merengkuh pinggang Vievie. Sukses sikap yang ditunjukkan Fauzan itu membuat Sabrina dan Erlina menjadi melebar bola matanya. Ditambah lagi Vievie tanpa ragu ikut membalas memeluk Fauzan.
"Benar, sayang! Terimakasih kamu sudah menyuruh asisten rumah tangga kamu untuk membuatkan cemilan kesukaan ku. Terimakasih banyak yah Kak Sabrina dan kak Erlina," kata Vievie sambil tersenyum menunjukkan gigi putihnya yang berderet dengan rapi.
Melihat pemandangan romantis antara Fauzan dengan Vievie itu membuat Sabrina dan Erlina menjadi cemburu dan sebal dengan Vievie. Mereka berdua menjadi tersingkir oleh wanita kantoran yang merupakan karyawan dari majikannya. Sedangkan Sabrina dan Erlina di rumah itu hanya bekerja sebagai perawat anak-anak Fauzan. Tentu saja kedudukan antara Sabrina, Erlina dengan Vievie sangat jauh. Hal itu semakin membuat keduanya ingin mundur dan mengaku kalah. Nyatanya memang Fauzan mengenalkan Vievie sebagai calon istrinya. Itu sudah sangat jelas kalau Sabrina dan Erlina telah kalah dan tereliminasi oleh pak Fauzan.
🌸🌸🌸🌸🌸
"Setelah melihat wanita itu, aku mengaku kalah Erlina! Dia begitu cantik dan berpendidikan. Ditambah dia sudah diposisi yang lebih dekat dengan bang Fauzan daripada kita yang hanya sebagai pengasuh anak-anak nya bang Fauzan. Wanita itu sekretaris dari majikan kita yang setiap hari selalu ketemu dengan bang Fauzan. Bahkan saat melakukan perjalanan bisnis di luar kota pun, aku rasa Vievie juga ikut mendampingi bang Fauzan. Walaupun mereka belum tentu berjodoh dan menikah. Tetapi bang Fauzan sendiri sudah jelas-jelas mengatakan bahwa Vievie adalah calon istrinya. Vievie bakal menjadi ibu sambung bagi ketujuh anak-anak Fauzan," kata Sabrina yang terlihat sedih.
Berbeda dengan Erlina yang berpikir lain. Erlina terlihat tersenyum lebar lalu berkata.
"Kamu sudah keliru Sabrina! Aku pikir, bang Fauzan ini telah menipu kita. Aku rasa bang Fauzan dan Vievie ini hanya berakting saja. Mereka tidak saling berpacaran. Mereka hanyalah berpura-pura saja. Kamu tahu? Bang Fauzan melakukan ini dengan tujuan supaya ingin membuat kita cemburu. Dan bang Fauzan berhasil membuat kita cemburu dengan datang nya Vievie bersama dengan bang Fauzan," ucap Erlina panjang lebar. Sabrina menyipitkan bola matanya.
"Erlina, kamu yakin kalau bang Fauzan dengan Vievie itu hanyalah bohongan? Mereka hanya menipu kita saja?" sahut Sabrina.
"Benar! Seratus persen aku tidak mungkin salah menilai. Sejak tadi yang aku perhatikan adalah Vievie. Apalagi Vievie terlihat sangat gugup saat bang Fauzan tiba-tiba memeluknya. Itu terlihat jelas banget kalau keduanya terlihat kaku menunjukkan kemesraan nya di depan kita. Kalau asli mereka menjalin hubungan, aku pikir hal sepele seperti itu tidak perlu ditunjukkan pada kita. Apalagi kita memang tidak sungkan dan malu sedang mencari perhatian majikan kita itu. Benar kan?" kata Erlina.
"Kau benar Erlina! Semoga salah satu dari kitalah yang akan menjadi istri dari bang Fauzan," sahut Sabrina.
"Tidak, tidak! Aku dan kamu akan sama-sama menjadi istri-istri dari bang Fauzan," ucap Erlina. Sukses ucapan Erlina membuat Sabrina melebar bola matanya. Rasanya ia ingin menjitak kepala Erlina karena telah berpikiran untuk menjadi madu nya.
🌸🌸🌸🌸🌸