Anak kecil di larang baca, karena ada ****** ****** seperti belah duren dan juga kekerasan.
yang suka jangan lupa follow dan kasih ulasan.
yang gak suka skip dan tinggalkan.
kisah seorang gadis indigo yang sederhana dengan hantu mafia tampan yang berawal dari pertemuan mereka saat ritual pengusiran hantu.
awalnya mereka selalu bertengkar , namun seiringnya waktu timbul rasa cinta dalam hati kedua nya..
Apakah cinta mereka bisa bersatu??
yuk simak cerita nya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsa FF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 18
"Apakah mungkin dia kembali ke sini karena dia ada masalah dengan seseorang di kota?? " ucap arthur.
"Ya! bisa jadi, tapi kita tak nisa beropini begitu saja,, kita akan paksa mereja untuk berbicara,, agar tak memakan banyak waktu untuk menemukan siapa yang membuat tata begini... "bisik luna.
"Ya!! aku mengerti,, " arthur mengangguk anggukan kepalanya.
"Nona... saya sudah membawa seseorang untuk menerjamahhh kan apa yang di ucapkan tata..." seru nyonya elis dengan nafas terengah engah.
"Bawa beliau masuk nyonya... "ucap luna.
"baiklah"sahut nyonya elis.
"Silahkan nek!! " sambung nyonya elis.
Seorang wanita sekitar berusia 60 tahun pun masuk ke dalan kamar tata dengan penampilan sederhana memakai kain sarung dan juga atasan kaos lusuh yang terlihat kebesaran. rambut panjang dan tipisnya yang hampir uban seluruhnya terurai ke belakang. namanya adalah nenek sari. diapun masuk ke dalam kamar tata wajahnya sontak terkejut saat melihat keadaan tata yang mengerikan sekaligus menjijikan terduduk di atas ranjangnya.
"permisi... "ucap nenek sari dengan cadel karena giginya hampir ompong semua.
"silahkan duduk nek... "ucap luna mempersilahkan nenek sari duduk di kursi.
"Awas!! " bisik luna mengusir arthur yang tengah duduk santai di sana.
"astaga!! " arthur menekuk wajahnya.
"silahkan nek... " luna menepuk nepuk sofa yang berada di sudut itu.
Nenek sari berjalan menuju kursi itu sembari pandangannya terus terarah kepada tata,, beliau bergidik ketakutan saat tata menatap tajam dirinya di balik rambut yang menutup wajahnya.
"tak usah takut nek,,, ada kami diaini,, " ucap luna dan nenek sari pun perlahan duduk di sofa iti.
"sebelumnya sata terimakasih karena nenek telah bersedia membantu kami... nenek sudah tau kan apa tang perlu nenek lakukan? nenek hanya perlu menjadu penerjamahhh percakapan kami" sambungnya.
"Ya,, saya mengerti" sahut nenek saru sedikit gugup.
"baiklah... kita akan mulai.... " ucap luna.
Luna menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan
TAP TAP TAP TAP
luna berjalan perlahan maju ke depan mendekati ranjang. tata menatap luna dengan tatapan yang memburu.
WHHUUUSSSSSSSSSSSSS
tiba tiba angin yang sangat kencang mendobrak jendela kamar membuat daun daun kering masuk berhamburan dan menghempaskan gorden juga mengguncang benda benda di dalam ruangan sontak tata tersenyum menyeringai.
"Siapa yang menyuruhmu?? jawablah!!" ucap luna sembari melirik nenek sari untuk menerjemahkan.
"saha nu nitahhh anjeunnn?? sok gera walerrr!! " ucap nenek sari dengan suara bergetar.
"Sia te!! kudu nyahooo! ainggg hayang budak ieu,,,budak ieu kudu maottt!! " ucap tata dengan nada menekan dan masih dengan tatapan nya yang tajam.
"Kamu tak usah tau!! saya mau anak ini,,,, anak inj harus m4ti... " ucap nenek sari sontak ketakutan.
begitupun dengan nyonya elis dan tuan widodo, mereka sontak bersedih mendengar arti dari ucapan arwah yang berada di dalam tubuh tata.
"Pa,,, gimana ini pah?? " nyonya elis putus asa.
"tenang mah,, kita hanya cukup berdoa,, semoga gadis ini benar benar bisa menyembuhkan tata! " tuan widodo menenangkan istrinya.
"Cepat katakan! jika kalian tak ingin aku menyakitimu!! "Gertak luna membuka tutup botol air suci.
"Buru ngomong!!! lamun anjeunnn embung urang nyieunnn kanyeriii ka diri anjeunnn!!!!" nenek sari otomatis menerjemahkan nya.
"Hahahahahhahahaaaaahah..... hahahhahhhaah.. hhhhahaha.. "Sontak tata tertawa terbahak bahak, membuat semua orang ketakutan mendengarkan suaranya yang seperti puluhan orang yang tertawa
"ngenahhh wae,,ainggg teu sieun,......hahahahahhhhh..... " sambung tata.
"Enak aja.... saya tidak takut. "
"baiklah!! ..rasakan ini,,, " luna menyiram kan air suci ke wajah tata sontak tata menjerit kesakitan.
"Aaaaaaaaaaahhrrrrrggggg..... Aaaaaaaaarrrrhhhhhgggggg... "
suara jeritan nya memekik kesunyian malam itu. suara jeritannya pun terdengar seperti teriakan puluhan orang dengan suara wanita,pria dan bahkan anak kecil bercampur aduk jadi satu.
"cepat katakan!! " tegas luna.
"Buru ngomong!! "
Tata sontak menunduk tak bergeming ,,,,
"Hiks,,,, Hiks,,,, Hiksss,,, mah,,,, pah,,,,, sakit,,, tolong,,, tata mah,,, pah,,, hiks,,,, hiks... "ucap tata meringis sontak nyonya elis dan tuan widodo terhentak .
"Tata,,, " gumam nyonya elis.
"hentikan!!! anak kami sudah kesakitan!!! " tegas tuan widodo.
Seketika menghampiri tata dan duduk di sebelah nya.
"tuan,,, dia telah,,, memanipulasi kalian,,, yang berbicara barusan bukan lah tata,,, arwah itu menipu kalian !!" tegas luna.
"Pers*tan,,,pergi kalian!! " teriak tuan widodo.
"pah,,, "ucap nyonya elis gelisah antara percaya atau tidak bahwa anak nya yang berbicara barusan.
"Luna,,, sudahlah!! biarkan saja orang orang tak tau di untung ini ,,mereka sangat bodoh!! ayo kita pergi saja dari sini!! biarkan saja anak nya m4ti!! " ucap arthur yang kesabaran nya setipis tisu itu.
"Tapi,, kita butuh mereka arthur !! kita harus menemukan sesuatu tentang mu,,,aku sudah janji padamu!! kita tak bisa pulang tanpa informasi penting tentangmu! " bisik luna sontak hati arthur terenyuh melihat ketulusan gadis mungil ini.
"Tapi.....
"sudah lah arthur ,,,kita harus sabar menghadapi mereka... mereka begitu karena mereka tak tau apa apa ,,,orang tua mana yang tak iba melihat anaknya meringis kesakitan " bisik luna.
"baiklah kalau begitu!! terserah kau saja!! " ucap arthur menahan rasa jengkelnya pada kedua orang tua tata.
"Nak,,,, mana yang sakit nak,,maafkan kami nak,, papa terpaksa membelenggu mu"ucap tuan widodo sedang kan nyonya elis hanya berdiri ketakutan memperhatikan gerak gerik tata.
"ini sakit pah,,, tangan dan kaki ku sakit pah,, tolong lepaskan pah,, apa papah tak menyayangi ku? ,,ini aku pah,, mah,, percayalah,, aku anak kesayangan kalian,,, " ucap lirih tata sembari menatap tuan widodo dan nyonya elis dengan tatapan memelas dan berkaca kaca.
"baiklah,, akan papa lepas kan,, anakku...."ucap tuan widodo mengeluarkan kunci gembok rantai itu dati sakunya.
"Jangan tuan itu berbahaya!! " seru luna sontak tuan widodo berhenti sejenak.
"Pah,,,, sakit pah,, setelah rantai ini lepas,,, aku mau makan pah ,,,aku juga mau mandi,,, aku lapar sekali pah,,,, Tolong,, apakah papa ingin aku m4ti karena tak makan dan tak minum,,,gak mungkin kan pah,, apa papa lebih percaya kepada orang asing dari pada aku,,, anak papah sendiri,,, tolong pah,,,, sakit pah,,, Hiks,,,, hiks,,,... " ucap lirih tata dan tuan widodo kembali terenyuh oleh tatapan dan suara anaknya ...tanpa pikir panjang tuan widodo membuka satu persatu kunci gembok rantai yang tangan dan kaki anak nya sontak tata menatap tajam ke arah luna dan tersenyum menyeringai.
"Ya tuhan!!! " luna tak kuasa menahan mereka dan hanya menatap mereka dengan rasa khawatir di benaknya,,,, luna sontak memegang erat pedang miliknya.
"Arthur sepertinya aku salah... " sambungnya.
"Apa yang salah?? " tanya arthur .
"prediksi ku tentang mereka salah .arwah arwah di tubuhnya lebih berbahaya dari yang kita duga,,, sepertinya mereka berani menyakiti kita semua,,, " ucap luna dengan mata terbelalak menatap tajam sorot mata tata yang seakan siap siap menerjangnya.
"Hhhhh.... Hhhhhh.. Hhhhh... "tiba tiba luna merasa sesak di dadanya.