Lili gadis cantik yang masi berada di bangku SMA harus menikah dengan laki laki yang bahkan ia tidak kenal sama sekali gara gara sebuah wasiat dari bapaknya.
Ia di jodohkan dengan rendi pria tampan dan populer di sekolah. Rendi adalah anak muda yang suka pergaulan bebas seperti anak muda lainnya. Yang selalu melakukan kenakalan remaja seperti balapan liar, mabok dan bahkan terlibat dengan dunia gelap.
" Apa pendapat kak rendi soalnya perjodohan ini?" tanya lili pada rendi
" Entah la mungkin gw bakal menerimanya" ucap rendi yang sudah benar2 merasa tertarik kepada lili apa lagi ketika melihat lili yang terlihat lebih cantik dari pada di foto
" Mungkin aku juga bakal menerima perjodohan ini kak" ucap lili kepada rendi
Rendi yang mendengar kata kata itu sontak kaget, ketika semua orang yang di jodohkan akan merasa tertekan dan marah akibat pernikahan yang mereka tidak inginkan tapi beda dengan mereka. Apakah kehidupan mereka akan tenang walaupun mereka saling menerima!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chiqi17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. salah paham
Rendi saat ini sudah berada di meja bareng sahabatnya, ia hanya ingin mengambil ponsel yang masih berada di meja kantin itu dan berniat pergi mencari sang istri. " Gw pergi ya, mau cari cewek gw dulu." Ujar rendi dan langsung mengambil ponselnya
" Lu gak makan dulu gw yang terakir ini" ujar satria deng lantangnya.
" Wih mentang mentang udah balik ke rumah jadi banyak uangnya ya hahha" ucap bisma terkekeh menyindir satria
" Dari dulu aja lu sat harusnya pulang kan enak kalo punya uang" ucap vino yang juga menyahuti ucapan bisma
" Gak usah sat gw pergi ya." Ujar rendi dan langsung terburu buru pergi dari meja tersebut mencari keberadaan sang istri.
Vino yang melihat sahabatnya langsung pergi pun merasa heran karena rendi terlihat tergesa-gesa. " Tu anak kenapa si! Eh hari ini rendi ulta kan ya"
" La iya mau bikin pesta kecil kecilan ni di basecamp " sahut bisma mengusulkan
" Besok aja si menurut gw kan si rendi juga udah ada cewek siapa tau ceweknya udah nyiapin kejutan." Ucap satria karena ia sudah tau rencana lili apa lagi ia juga yang membantu beli kado buat rendi
" Cewek ya cewek temen ya temen la sat kita harus rayain jangan gara gara rendi ada cewek kita jadi nunda rayain ulta rendi" dengus bisma merasa heran dengan satria
" Iya sat to sebelum rendi punya cewek kita udah lebih dulu tiap ulta rendi selalu rayain gak pernah telat"
" Gw ngerti tapi kan udah beda gaes" ucap satria yang masi gak mau kalah
" Letak perbedaannya di mana sat lili kan cuma pacar rendi, dia bukan istri rendi yang jiwa raga rendi udah jadi milik dia." Ucap bisma yau udah terselut emosi
Satria yang melihat itu hanya tersenyum mendengar itu " Nah itu yang kalian gak tau kalo Rendi sudah nikah sama lili dan hanya gw yang tau" guman satria pelan
Rendi saat ini sudah ada di kelas dan bermain game ia sudah lelah mencari sang istri yang entah kemana perginya " padahal gw kangen sama bini gw sendiri tapi susah banget buat ketemu" dengus rendi kesal
Lili baru saja sampai di dalam kelasnya tapi ia langsung di tari oleh sahabatnya yang kini menatap ia dengan heran " Li lu kemana aja di cariin tadi sama kak rendi tau! " ucap luna sambil menarik tangan lili agar duduk
" Habis keperpus, emang kak randi cariin aku kenapa?" Tanya lili yang emang dari kemaren sore belum melihat rendi
" kamu ngambek li sama kak rendi?" Tanya luna yang emang melihat lili seperti sedang ada masalah.
" Gak"
" Jangan bohong li kak rendi tadi cariin kamu katanya dia juga chat kamu tapi gak di bales, kasian tau li kak rendi"
" Hp aku ketinggalan di apartemen, aku juga gak berantem kok sama kak rendi mungkin emang akunya aja yang salah" ucap lili dengan senyuman getir. ia merasa rendi la yang marah dengan dia apa lagi suaminya itu semalam gak pulang yang membuat lili merasa semakin bersalah.
"Kamu yakin li. kamu kalo ada masalah cerita aja ke gw, gak usah sungkan
" Gak papa kok sel." Ujar lili dan langsung tertunduk. Bukanya ia tidak mau berbicara hanya saja ini menyangkut masalah rumah tangganya
Rendi saat ini sudah berada di depan kelas istrinya, ia sengaja menunggu istrinya untuk pulang bersama. Apa lagi ia seharian ini tidak bertemu dengan sang istri sama sekali yang membuat ia benar benar sangat merindukannya. Cukup lama rendi meninggu sang istri, tapi lili tetap diam saja di tempat duduknya walaupun guru mata pelajaran telah pergi.
Rendi kemudian memutuskan untuk mendatangi istrinya itu " yank gak mau pulang?" Tanya rendi yang saat ini sudah ada di depan lili
Sebenarnya lili mau menanyakan kenapa rendi tidak pulang tadi malam, tapi ia urungkan karena masi banyak orang di kelasnya itu. "Ayo kita pulang kak" ucap lili yang kemudian melangkah keluar meninggalkan rendi yang masi berdiri di samping meja belajarnya.
Rendi yang melihat istrinya langsung melewatinya akhirnya menyusul lili dengan perasaan yang bingung, lili kenapa?. Batin rendi yang merasa di cuekin oleh sang istri.
Saat berjalan di lorong sekolah, tidak ada pembicaraan di antara mereka yang membuat suasana di antara mereka semakin canggung. "Yank?" Panggil rendi sambil mencekal tangan istrinya itu yang sedari tadi berjalan
Lili yang di tahan oleh rendi langsung berhenti dan mematung ia tidak mau melihat suaminya itu karena ia takut menangis. perasaan lili saat ini sedang berkalut karena kesediha mengingat kejadian semalam dengan suaminya yang cuek terhadapnya bahkan suaminya itu tidak pulang.
Rendi yang melihat lili tidak berbalik melihat ke arahnya langsung memutar tubuh sang istri agar berhadapan dengan dia, tapi ia terkejutnya ketika melihat lili yang sudah berlinang air mata. " Yank kenapa kamu nagis" ucap rendi heran dan membawa istrinya menuju markas yang ada di samping gedung yang emang gak jauh dari tempat mereka berdiri.
" Yank kamu kenapa?, ada yang bully kamu lagi? , atau kamu terluka coba liat sebelah mana? " tanya rendi kepada sang istri, tapi tidak ada sahutan dari lili sama sekali yang ada air mata lili mengalir lebih deras dari yang tadi " yank jawab aku kalo kamu diam kaya gini terus aku gak bakal tau! " ucap rendi meninggikan suaranya bingung dengan sang istri yang sedari tadi hanya diam sambil menangis.
" Kalo lili punya salah aku minta maaf kak!, jangan diemin lili kaya tadi malam tolong bilang kesalahan lili apa dan jangan tinggalin lili kagi. Aku gak mau hiks" ucap lili yang kemudian berjongkok dan menutupi mukanya dengan telapak tangannya
Tangisan lili benar benar pecah bahkan ia menagis terseduh seduh, ia sudah dari tadi menahan tangisan ini Sampai akhirnya melepaskannya.
Rendi yang melihat istrinya mengis pun bingung harus melakukan apa pasalnya ia tidak pernah menenangkan orang menangis. Ia kemudian ikut berjongkok dan membuka tangan lili dari mukanya dan mulai mengusap air mata dari sang istri
" Yank aku minta maaf ya karena tadi malam aku gak pulang aku ketiduran di basecamp aku gak marah sama kamu aku gak tau kalo kamu sampai berfikir kek gitu" ucap rendi yang saat ini masi menatap lili
"Bohong! pas aku baru pulang tadi sore pun kak rendi sangat cuek ke lili, bahkan ketika lili ngomong panjang kali lebar kak rendi hanya men jawab oh dan ya" ucap lili yang mengingat tadi malam " kalo lili ada salah tolong bilang aja tapi jangan diemin lili kek gitu kak" timpal lili yang masi menagis terseduh seduh
Rendi saat ini bingung harus bilang apa jujur dia gak sengaja melakukan itu pikiran dia selalu mengarah ke sana dan bahkan tadi malam ia tidak berani menatap lili karena mata dia selalu melihat ke arah tubuh sensitif dari sang istri. Dia gak nyangka istrinya sampai berfikir seperti itu batin rendi
" Li aku gak bermaksud, intinya aku gak marah" ucap rendi bingung menjelaskannya
" Lili gak mau di diemin kaya gitu lagi kak, lili sadar emang lili belum bisa jadi istri kak rendi dengan baik. jadi tolong kalo lili salah bilang kak lili akan berusaha buat jadi yang lebih baik lagi, lili bakal belajar jadi istri yang baik" isak lili
Rendi yang melihat istrinya malah menyalahkan dirinya sendiri semakin bingung dengan keadaan ini, "aku mohon jangan salahin diri kek gitu yank kamu udah lebih dari cukup buat jadi istri aku, kamu juga sempurna di mata aku yank kamu gak salah emang otak akunya yang salah" ucap rendi yang kemudian memeluk sang istri
" Tapi ak__" ujar lili yang langsung di potong oleh rendi
"Yank maaf. aku gak bermaksud buat cuekin kamu, jujur waktu tadi malam aku bener bener lagi sa*ge. aku gak berniat buat cuekin kamu kek gitu, pikiranku emang lagi gak fokus bahkan aku gak berani buat natap kamu yank. Maaf yank aku bener bener minta maaf aku gak tau kalo itu bisa bikin kamu sakit hati" ujar rendi yang masi memeluk sang istri
Lili yang mendengar itu sontak langsung melepaskan pelukan dari sang suami, ia jadi merasa bersalah gara gara penolakan tadi malam. Hubungan rumah tangganya juga malah jadi kacau. " Ayo kita pulang kak" ucap lili menarik tangan suami untuk pulang.
Rendi yang di tarik seperti itu hanya diam, ia bener bener merasa bersalah dengan kelakuan tadi malam. Bahkan ia sampai tidak pulang dan membuat istrinya jadi salah paham.
Mereka saat ini sudah ada di dalam kamar, lili juga mulai menutup mata sang suami agar tidak melihat dirinya. " Jangan di buka." Ujar lili dan mengikat mata suaminya itu dengan dasi dari seragam sekolah.
Lili kemudian langsung mengambil lingerie yang tadi ia beli, dan melangkah pergi menuju kamar mandi. ia bahkan mandi terlebih dahulu agar tubuhnya harum. Sambil menyiapkan dirinya sendiri untuk di serahkan pada dang suami. " Kamu pasti bisa li." Ujar lili sambil menatap dirinya sendiri di cermin dengan pakaian yang minim bahan itu.
Rendi saat ini masi duduk diam di pinggir kasur. Ia bahkan sudah benar benar bosan menunggu sang istri yang terlalu lama. Ia bahkan sedari tadi tidak membuka ikatan pada kepalnya itu " Yank. Kamu masi di sini kan?" Panggil rendi karena sedari tadi ia ditutup matanya.
" Yank?" Panggil rendi tapi masi tidak ada panggilan dari dang istri
Rendi akhirnya membuka ikatan tersebut dan tidak melihat satu orang pun yang ada di kamar itu ia sedari tadi memindai setiap sedut di ruangan itu, tapi nihil istrinya sudah tidak ada di ruangan itu.
" Yank?"