DI RATUKAN SETELAH DI BUANG KELUARGA

DI RATUKAN SETELAH DI BUANG KELUARGA

Tamara & Tamariska

" Bi, biar aku yang nyapu dan ngepel,ya, bibi masak aja buat sarapan, takutnya sebentar lagi mereka bangun dan meminta sarapan sebelum semuanya selesai" tutur Tama pada sang bibi.

"baik non Tama, kalau gitu bibi pamit ke dapur sekarang ya, mau nyiapin sarapan" pamit Bibi surti sambil segera berlalu meninggalkan Tamara.

Setiap hari Tamara selalu membantu pekerjaan Bibi Surti. Dia membantu Bi surti yang membantu di rumahnya. Karena hanya Bi Surti lah satu-satunya orang di rumahnya yang selalu perduli dan sayang pada dirinya, dan Bi Surtilah orang yang selama ini merawatnya dan selalu ada untuknya. Kerap kali ketika ditanya keluarganya, Tama selalu menjawab mereka sibuk, begitulah jawaban yang diberikan Tama kepada guru dan teman-temannya. Kenapa ia selalu menjawab seperti itu? Itu karena dia nggak pernah merasakan kasih sayang dan juga perhatian kedua orang tuanya setelah ia SD karena adik kembarnya yang hilang telah di temukan kembali. Ya, saudara kembar Tamara ditemukan kembali setelah di culik oleh saingan bisnis keluarganya selama 1 tahun. Setelah ditemukan semua perhatian dan kasih sayang orang tuanya di curahkan kepada adik kembarnya Tamariska.

"waktunya beres-beres......ayoo semangat...!!" seru Tamara menyemangati dirinya sendiri.

Tamara dengan semangat membersihkan seluruh ruangan dan lantai yang ada di rumah tersebut, hinggah terkahir di ruang keluarga. Hampir selesai pekerjaannya, Tamariska yang merupakan adik kembarnya memanggil.

"Tama....!! Teriak sang adik kembar Tamariska.

"Tama....!!"

"Tamara....!!"

Sampai tiga kali saudari kembarnya memanggil pun Tamara tak mau menjawab panggilannya. Karena percuma aja menjawab, toh pasti ujung-ujungnya akan tetap di salahkan.

"hei Tama....!! emang ya kamu udah tuli ya?"seru Tamariska dengan nada marah

"emang lo manggil ya, gue pikir loh panggil siapa? ngomong-ngomong gue nggak tuli, itu mah salah lo sendiri, ngapain manggil Tama, padahal nama lo sendirikan juga Tama?" jawab Tamara cuek sambil terus melanjutkan kegiatannya.

"uhhh ngeselin banget sih,lo udah berani ngejawab gue ya? Awas aja gue aduin lo ke ayah dan ibu, biar lo tau rasa" jawab Tamariska dengan murka.

"dimana lo taruh seragama sekolah gue?!"

"ada di tempat setrikaan." jawab Tamara dengan cuek sambil terus menyelesaikan tugasnya.

" buruan ambilin!" Perintah Tamariska

"ambil sendiri bisa kan? Gue sedang sibuk nih"

"oh udah berani melawan ya sekarang!"

"ini nanggung dek, sebentar lagi udah selesai kok, kalau emang kamu nggak sabar ya udah ambil sendiri aja sana"

Tanpa aba-aba Tamariska menyiram Tamariska dengan air bekas pel lantai.

Byuuur....

"Aaaakkkh....Lo apa-apaan sih dek! Kenapa lo mala nyiram gue?!" teriak Tamariska terkejut.

"maknya lo jangan coba-coba untuk melawan gue,itulah akibatnya" jawab Tamariska sambil tersenyum senang.

"ada apa sih ini?! Kenapa pagi-pagi kalian sudah ribut begini?" tanya Debora Ibu dari kedua kembar itu.

"ini loh Ma, masa aku suruh ngambilin baju seragam sekolah untuk hari ini eh.....malah dia mau nyiram aku pakai air pel itu, ya udah gue nyiram balik aja Ma" jawab Tamariska sambil memutar balikan fakta.

"benar begitu Tama?" tanya Debora lagi

"bukan Tama yang akan menyiram itu Ma, tapi......" jawab Tamara mencoba membela diri, tapi percuma saja Ibunya tak pernah mau mendengarkan penjelasan darinya.

"CUKUP......!!! Mama tidak mau mendengar lagi apapun alasanmu, mending sekarang kamu ambilin pakaian seragam milik adikmu!" tegas sang ibu sambil berkacak pinggang.

Tamara pun berlalu dari hadapan adik kembar dan ibunya, namun langkahnya terhenti oleh perkataan adik kembarnya.

"sama sekalian sepatunya ya!" ucap Tamariska menambah perintah.

Tamariska tidak mempedulikan ucapan Tamariska, dia segera melakukan apa yang di perintahkan ibunya, dia mengambil seragam dan sepatu adik kembarnya. Setelah mendapat apa yang di perintahkan Tamara pun kembali ke tempat semula untuk memberikan barang bawaan milik adik kembarnya kepada orang yang paling di hormatinya.

"ini Ma,seragam sama sepatunya" ucap Tamara sambil menyerahkan semuanya.

Walaupun sang Ibu tidak pernah menganggap keberadaannya lagi, namun dia tetap menyayangi dan menghormati ibunya.

"sekarang kamu bereskan kekacauan ini! Jangan sampai Papamu tau atau melihat kekacauan ini!" ucap Ibunya sambil beelalu meninggalkannya sendiri di ruang keluarga.

Meski hatinya sakit namun Tamara tetap mengerjakan perintah dari Mamanya. Tamara segera membersihkan seluruh air yang mengenang di ruangan itu hingga bersih. Baru setelah itu Tamara menuju ke kamarnya untuk bersiap-siap ke sekolah.

Terpopuler

Comments

Irma Jois

Irma Jois

menyimak

2024-10-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!