Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
"Melakukan apa, Love?" Noah memandang Alea dengan matanya yang penuh tanya. Dia bersikap seolah tidak mengetahui arah pembicaraan Alea.
Noah menguraikan pelukan mereka. Alea menatapnya dengan pandangan penuh tanya. Noah tersenyum menyeringai karena menduga Alea mungkin cemburu padanya.
"Menurutmu, apa aku pria yang akan mengambil keuntungan dari seorang wanita?" tanya Noah.
Alea mengerucutkan bibir, tentu dia belum mengenal baik Noah. Tidak bisa dia memprediksi tentang sejauh mana hubungannya dengan Amanda. Namun, melihat dengan mata kepalanya sendiri Amanda melakukan hubungan terlarang itu dengan sang suami tepat di ruang kerja suami. Dapat dipastikan, Amanda mungkin pernah mengajak Noah melakukannya.
"Kamu masih berpikir untuk menjawab pertanyaanku? Apa kamu tidak memahami diriku setelah aku menyatakan cinta padamu?" ujar Noah dengan dahi berkerut.
"Dalamnya hati tidak ada yang tahu. Apa pun bisa terjadi, bukan? Aku...."
Noah mengecup sekilas bibir Alea. Dia kemudian menatap Alea dengan intens. Pandangan Noah membuat dada Alea berdebar. Alea menggeleng, mudah sekali hatinya beralih.
Bersama dengan Elang, dia merasa tubuhnya tidak dapat menolak sentuhan sang suami. Akan tetapi, bersama dengan Noah dia merasa berdebar dan penuh dengan perasaan yang tidak menentu. Alea tidak dapat menampik pesona dari Noah.
"Noah, kamu..."
"Aku tidak pernah melakukannya dengan Amanda. Beberapa kali dia memang menawarkan dirinya sendiri padaku. Akan tetapi, tidak pernah aku menginginkan hal itu."
"Jangan berbohong. Sebagai seorang pria tentunya kamu tergoda dengan tubuh Amanda," ucap Alea tidak mempercayai ucapan Alea.
Amanda memang gadis yang cantik mewarisi kecantikan Safira. Alea sempat menyalahkan dirinya sendiri ketika melihat Amanda berselingkuh dengan Elang.
Alea berpikir kalau dirinya bukanlah istri yang diinginkan oleh Elang. Ada kekurangan dalam dirinya yang membuat Elang berpaling. Tidak akan pernah Alea melupakan hal yang dilakukan Elang.
"Seribu Amanda pun, tidak akan pernah membuatku berpaling darimu. Jadi, jangan pernah meragukanku, Love."
"Semoga kau menepati ucapanmu, aku tidak ingin terluka lagi." Alea memandangi sendu Noah.
Noah menggenggam tangan Alea lebih erat, menatap dalam matanya. "Percayalah padaku. Aku hanya menginginkanmu, Alea."
Alea menarik napas panjang, mencoba menenangkan debaran di dadanya. Namun, matanya masih dipenuhi keraguan. "Noah, kadang aku takut. Takut jika suatu saat semuanya berubah dan kau berpaling seperti Elang."
Noah menangkup wajah Alea, memaksanya untuk menatap langsung ke dalam matanya. "Aku bukan Elang. Jangan samakan aku dengannya. Apa yang aku rasakan untukmu... ini nyata. Aku di sini bukan hanya untuk memberi kata-kata, tapi untuk menjaga dan membuktikan bahwa aku bisa menjadi orang yang kamu percayai."
Alea terdiam, hatinya perlahan-lahan mulai luluh. Tapi bayangan masa lalu masih mengintainya, menghantui ketakutannya untuk kembali percaya. "Aku ingin mencoba percaya, Noah. Tapi itu tidak mudah..."
Noah tersenyum lembut, menyentuh pipi Alea dengan ibu jarinya. "Aku mengerti. Aku tidak akan memaksa, Love. Aku akan menunggu sampai kamu benar-benar percaya padaku."
Alea tersentuh oleh kesabaran dan ketulusan Noah. Perlahan, ia mengangguk. "Baiklah, aku akan mencoba."
Noah mengangguk penuh keyakinan, lalu kembali menariknya dalam pelukan. "Kita jalani bersama. Perlahan, satu langkah demi satu langkah, sampai kamu tidak lagi merasa ragu."
Alea menghela napas lega di pelukan Noah, merasa sedikit demi sedikit beban keraguannya mulai terangkat.
***
Sementara itu, Julian menyeret Elang keluar dari ruangan Alea. Dia menghajar Elang hingga babak belur. Sudah lama dia menantikan hal ini, hanya saja dia menahan semua hal yang terjadi hingga menantunya itu melakukan perbuatan yang hendak melecehkan Alea.
"Pa, dengarkan dulu ucapanku. Aku menyesal. Semuanya terjadi karena Amanda merayuku. Tidak ada keinginanku untuk berkhianat. Hanya saja..."
"Tidak ada keinginan kamu bilang? Selingkuhanmu itu hamil! Apa aku harus menyeret perempuan itu juga di hadapanmu agar dia dapat mendengar ucapanmu?" balas Julian memandang tajam Elang.
"Anak itu bisa menjadi anakku dan Alea, Pa. Alea tidak perlu bersusah payah untuk hamil dan melahirkan. Dia hanya perlu menerima anakku itu menjadi bagian dari dirinya dan mengasuhnya bersamaku," balas Elang masih tidak tahu diri.
"Ke mana otakmu, Elang?" Julian menunjuk tepat di dahi Elang.
Tubuh Elang bergetar tidak mampu bergeming sama sekali. Dia menyadari ucapannya telah menyakiti mertua dan juga Alea. Akan tetapi, tidak ada cara lain untuk menghentikan keinginannya.
Perusahaan cabangnya sudah diambang kehancuran. Bila Alea memutuskan untuk bercerai, dipastikan bahwa Julian akan mencabut semua bantuannya selama ini. Belum lagi beberapa perusahaan memang bekerja sama berdasarkan rekomendasi Perusahaan Herlambang yang dipimpin oleh mertuanya itu.
Tentu saja, Elang tidak ingin kehilangan tambang emasnya dengan menceraikan Alea. Dia ingin serakah dengan tidak menceraikan Alea dan tetap melakukan hubungan dengan Amanda.
"Jangan bodoh dengan menduakan putriku! Aku tidak terima kau melakukan hal ini padanya. Kau berselingkuh dan menghamili adik Alea. Meskipun Amanda adalah adik tiri dari Alea, tentunya hal itu sangat menyakiti Alea!" balas Julian.
Tidak ada yang ingin putrinya disakiti dan dikhianati. Walaupun, Alea hanyalah anak sambungnya. Kasih sayang Julian tidak terhingga untuk putrinya itu. Dari dalam kandungan hingga secantik saat ini, Alea adalah putri kesayangannya.
"Maafkan aku, Pa. Aku mohon jangan pisahkan aku dengan Alea. Aku akan memperbaiki semuanya, Pa." Elang meminta maaf dan memohon pada Julian.
Alvarez datang kemudian menatap sinis pada Elang. "Tidak ada kesempatan kedua. Kamu telah melakukan hal yang fatal dengan menghamili Amanda. Satu-satunya yang dapat kamu lakukan hanyalah menerima perceraian kalian," ujar Alvarez.
"Kamu masih kecil Alvarez, kamu tidak tahu apa pun. Jadi, lebih baik kamu diam saja." Elang menatap nyalang Alvarez yang dianggapnya hanya anak kecil. Pria itu tidak mau Julian terpengaruh dengan perkataan Alvarez.
"Dia bukan anak kecil, Elang. Dia adalah putraku yang akan menjadi pewarisku di masa depan. Aku hanya memberikan pilihan padamu, Elang. Permudah perceraian kalian atau aku akan menghancurkan perusahaan bahkan keluargamu dalam hitungan jam!" ancam Julian dengan memegang kerah Elang.
Elang meneguk ludahnya sendiri, dia berpikir dengan keras. Keduanya tentu merugikan dirinya. Bercerai dengan Alea akan membuat perusahaannya diambang kehancuran. Akan tetapi, tidak bercerai dengan Alea. Bukan hanya perusahaannya yang hancur tetapi keluarganya juga ikut hancur.
"Pikirkanlah Elang. Aku tunggu jawabanmu sekarang juga. Jawabanmu akan menentukan nasibmu di masa depan."
***
Bersambung....
Terima kasih telah membaca...
Teman-teman pembaca, karena aku suka ceritaku yang sat set set. Next aku buat perceraian Alea dan Elang berakhir dengan mudah, ya. Mohon maaf kalau tidak sesuai dengan perceraian di dunia nyata yang mungkin menguras waktu dan tenaga. Terima kasih. ❣️
Kecuali kalau mereka berulah baru keluargamu bergerak Alea.......
dan sang adik pun g ada ahklak xa daniri hati yg begitu besar mendorong ia menhalal segala cara