Nindya seorang sekertaris yang sangat amat sabar dalam menghadapi sikap sabar bosnya yang sering berubah suasana hati. Hingga tiba-tiba saja, tidak ada angin atau hujan bosnya dan keluarganya datang ke rumahnya dengan rombongan kecil.
Nindya kaget bukan main saat membuka pintu sudah ada wajah dingin bosnya di depan rumahnya. Sebenarnya apa yang membuat bos Nindya nekat datang ke rumah Nindya malam itu, dan kenapa bosnya membawa orang tuanya dan rombongan?
Ayo simak kelanjutan ceritanya disini🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20
"Kalau masalah harga kamu tidak perlu takut karena kamu tahu sendirikan kalau uangku tidak akan habis hanya untuk beli gaun saja" ucap Kaivan membanggakan dirinya yang membuat Nindya memutar bola matanya malas.
"Iya pak saya percaya" ucap Nindya.
"Sekarang kamu pilih gaun manapun yang kamu suka tidak perlu melihat harga, ambil yang kamu suka."
Nindya menuruti ucapan Kaivan, Nindya memilih satu gaun pengantin yang sedari tadi menarik perhatiannya. Nindya melihat harganya secara sembunyi-sembunyi agar Kaivan tidak mengetahuinya. Setelah melihat harganya, Nindya malah langsung beralih ke gaun yang lain karena harganya terlalu mahal untuknya.
Melihat harga gaun yang lain tidak kalah malah pun membuat Nindya mengurungkan niatnya untuk membeli gaun disini. Dia mendekati Kaivan lalu berbisik di samping Kaivan.
"Pak kita jangan beli gaun disini, kita beli saja ditempat lain yang lebih murah atau kalau tidak kita menyewa saja lagiankan hanya digunakan dalam sehari."
"Kenapa? Kamu pasti enggak mau karena harganya mahal kan?" Nindya mengangguk membenarkan.
"Kan tadi saya sudah bilangkan tidak usah melihat harga ngapain kamu ngelihatin harganya?"
"Ya saya kan penasaran saja harga gaunnya berapa, pas saya lihat ternyata harganya sampai ratusan juta. Sayang pak uang segitu hanya untuk beli gaun pengantin saja."
"Sudah kamu tidak perlu memikirkan itu, kamu tinggal pilih gaunnya lalu kamu coba kalau kamu cocok kita ambil gaunnya kalau enggak cocok ganti gaun yang lain" ucap Kaivan yang tidak mau ribet.
Nindya cemberut mendengar ucapan Kaivan, saat Nindya diam saja melamun Widi pemilik butik datang lagi menghampiri mereka berdua.
"Bagaimana apakah anda sudah mendapatkan gaun yang anda sukai nona?" tanya Widi.
"Belum bu, saya bingung harus memilih gaun yang mana karena gaun yang ada disini bagus-bagus semua."
"Bu Widi tolong pilihkan gaun yang paling cocok untuk Nindya, saya takut nanti kelamaan disini dan berakhir pulang malam" ucap Kaivan.
"Baik tuan muda akan saya carikan gaun yang cocok untuk nona Nindya."
Widi mulai melihat satu persatu koleksi gaun yang ada di butiknya. Hingga Widi mengambil satu gaun yang memang menarik perhatiannya tadi.
"Ini nona gaun pengantin yang sangat cocok untuk anda, ini adalah koleksi gaun pengantin terbaru dan hanya ada satu yang ada di butik ini" Widi memperlihatkan sisi depan dan belakang kepada Kaivan dan Nindya.
"Iya itu gaun yang sangat bagus, Nindya cepat kamu coba gaunnya pas atau tidak di tubuhmu" suruh Kaivan.
"Tapi pak Kai...." mengerti Nindya yang akan protes tidak mau pun membuat Kaivan menyela ucap Nindya terlebih dulu.
"Bu Widi tolong antarkan dan bantu Nindya mengenakan gaun itu" ucap Kaivan tanpa mau mendengar penolakan dari Nindya.
"Baik tuan muda, mari nona saya antarkan anda ke ruang ganti" Widi membimbing Nindya untuk mengikutinya, Nindya pun hanya bisa pasrah saja.
Kaivan setelah ditinggal oleh Nindya pun hanya duduk di sofa sambil memainkan teleponnya. Saat asik menjawab email dari koleganya, Kaivan mendengar langkah yang mendekat ke arahnya. Kaivan mendongakkan kepalanya dan melihat Nindya yang tampil cantik dengan gaun pilihan Widi tadi.
Kaivan yang melihatnya tidak bisa berkedip karena tampilan Nindya yang sangat cantik. Widi yang melihat Kaivan melongo saat melihat tampilan Nindya pun menahan senyumnya. Widi merasa bahwa tuan mudanya itu memang sudah suka dengan Nindya.
"Bagaimana tuan muda apakah nona Nindya cocok menggenakan gaun ini?" pertanyaan Widi membuat Kaivan langsung tersadar dari rasa terkesimanya.
"Ekhmm...ya Nindya sedikit cocok menggenakan gaun itu" Kaivan memalingkan wajahnya ke arah lain supaya bisa menguasai dirinya agar tidak terlihat biasa saja.
"Kalau sedikit cocok berarti nona Nindya harus mencoba gaun yang lain tuan agar anda melihat perbandingan mana sekiranya gaun yang paling cocok untuk nona."
"Tidak perlu, Nindya pakai gaun itu saja" putus Kaivan.
"Baik tuan muda, tapi apakah nona Nindya suka dan merasa cocok dengan gaun yang anda kenakan saat ini?" tanya Widi.
"Saya nyaman dan suka gaun ini" ucap Nindya dengan menampilkan senyum manisnya.
"Ya sudah kalau begitu bungkus gaun yang ini ya bu Widi" ucap Kaivan yang langsung diangguki oleh Widi.
"Baik tuan, ayo nona Nindya kita ganti baju terlebih dulu."
Nindya dan Widi masuk kembali ke ruang ganti, Kaivan mencoba untuk fokus kembali ke teleponnya.
"Tuan Kaivan, sekarang anda yang harus memilih jas untuk pernikahan anda nanti" ucap Widi yang baru saja keluar dari ruang ganti bersama Nindya.
"Mana jas yang perlu saya pilih?"
"Sebentar tuan muda saya akan mengambil beberapa jas untuk anda pilih" Widi keluar dari ruangan.
"Pak Kai terima kasih ya pak Kai mau membelikan saya gaun mahal tadi."
"Tidak perlu mengucapkan terima kasih seperti itu, memang seharusnya saya membelikan kamu gaun untuk pernikahan kita kalau saya tidak membelikan kamu gaun bisa dimarahi saya dengan ibu."
"Tapi saya tetap harus mengucapkan terima kasih kepada anda pak."
"Ya terserahmu sajalah kalau begitu" setelah mengucapkan itu Kaivan kembali lagi fokus ke teleponnya.
"Pak Kai apakah ada pekerjaan yang perlu saya bantu? Sepertinya sedari tadi anda sibuk membalas email dari telepon?"
"Tidak perlu, saya hanya membalas beberapa email dari kolega saja dan semua email yang saya jawab ini tidak terlalu penting."
"Permisi tuan muda dan nona, ini tuan saya membawakan beberapa jas keluaran terbaru dari butik saya" ucap Widi yang baru saja masuk ke dalam ruangan dengan beberapa pelayan butik yang membawa kemeja di tangan masing-masing.
Kemeja tadi pun di jejer rapi di gantung khusus di depan Nindya dan Kaivan. "Silahkan dipilih tuan jas yang menurut anda bagus sesuai dengan selera anda."
Kaivan mulai melihat-lihat jas yang terjejer rapi, tapi saat dia memilih sendiri menurutnya tidak ada yang cocok untuknya. "Apakah jas keluaran terbaru hanya ini saja tidak ada yang lain?"
"Semua ini keluaran terbaru tuan muda."
"Sepertinya tidak ada yang cocok sama sekali dengan selera saya" ucap Kaivan yang asal ceplos itu membuat Nindya merasa tidak enak kepada Widi, padahal Kaivan yang mengatakannya.
"Em...tunggu sebentar ya bu Widi, mungkin saat ini pak Kai belum bisa memilih jas yang bagus menurutnya jadi dia perlu waktu untuk memilih" ucap Nindya berusaha untuk meralat ucapan Kaivan yang asal ceplos itu.
"Kalau begitu saya tinggal untuk memberikan tuan muda memilih jas yang cocok."
"Iya bu Widi, terima kasih atas pengertiannya."
"Iya nona" bu Widi dan para pelayan pun keluar.
"Kenapa kamu harus meralat ucapan saya tadi sih? Apa yang saya ucapkan tadi itu benar, saya tidak tertarik dengan koleksi jas disini."