Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
"What! Istri! Bapak sudah menikah?" tanya Maura dengan wajah tak percaya. matanya sampai mendelik dan bibirnya melongo.
Rey tersenyum dan mengangguk yakin. "Benar Miss, baru seminggu kami menikah. kalau begitu aku permisi dulu, istriku sudah menunggu!" kata Rey hendak berpamitan. Tapi sebelum pergi ia mendengar sang ayah memanggilnya.
"Rey!" panggil Dude yang baru keluar dari ruangannya.
"Pi, baru mau pulang?" tanya Rey dan mendekati sang ayah.
"Iya, kamu belum pulang?"
"Ini mau pulang pah, kita bareng ke parkirannya ya. Mami tadi menyampaikan pesan sama Bella kalau aku dan istriku harus menginap malam ini di rumah Mami dan Papi." terang Rey. mendengar perkataan Rey Dude mengerutkan keningnya.
Ia lalu mengikuti gerak pandang bola mata Rey yang mengarah pada Maura yang sejak tadi berdiri. Dude langsung mengerti, ia tau jika Maura memang menyukai Rey, seluruh guru dan staf di sekolah ini mengetahui hal itu.
"Aah, bagus itu, eeh ada Miss Maura!" kata Dude berpura-pura tidak melihat Maura sejak tadi. "Belum pulang Miss?" lanjut Dude.
Maura hanya menggeleng dengan senyum kecut. Hatinya benar-benar getir setelah mengetahui sang pujaan hati sudah menikah. "Pak Rey sudah menikah kenapa tidak memberi tahu pihak sekolah?" tanya Maura dengan suara serak. Ia hampir tak bisa bersuara karena tenggorokannya terasa tercekat. Matanya yang sudah panas ia tahan sekuat mungkin agar cairan bening itu tidak keluar.
"Memang hanya keluarga inti saja yang mengetahuinya Miss. Tapi beberapa bulan lagi kami akan mengadakan resepsi dan akan mengundang semua orang." terang Dude.
Maura hanya mampu mengangguk lemah, pertahanannya nyaris roboh karena tak sanggup menerima kenyataan ini. Ia pikir pria itu masih sendiri, tapi ternyata kenyataan yang ia dapatkan jauh lebih parah. Karena Rey bukan hanya sudah memiliki kekasih, atau tunangan melainkan istri.
"Ya sudah Miss, kami duluan ya. istriku sudah menunggu!" putus Rey sebelum meninggalkan Maura. Ia juga sengaja menekan kan lagi kata istriku agar Maura sadar akan posisi nya saat ini. Ia ingin Maura mencari pria lain yang lebih pantas untuknya. Bukan dirinya yang sudah memiliki istri.
Maura hanya mampu mengangguk patuh dan membiarkan ayah dan anak itu pergi meninggalkannya yang masih tergugu dengan rasa sakit yang hampir membunuhnya. Dadanya terasa sangat sesak sehingga membuatnya sulit bernafas.
Saat Maura mengedipkan matanya luruh juga pertahanannya. Air matanya langsung luruh begitu saja tanpa di komando. Maura menangis dengan suara tertahan dan menepuk dadanya yang sesak sambil berjalan dengan berpegangan tembok menuju ruang guru.
.
"Kenapa kamu mengatakan hal itu pada Maura? Papi yakin besok semua orang akan mengetahui status mu itu." kata Dude saat mereka berdua berjalan menuju parkiran.
"Aku risih Pi, Maura bagaikan ulat bulu yang selalu menempel. Aku juga tidak ingin membuat Hana melihat Maura menciumku lagi. Membayangkan hal itu membuatku mual. Huwek!" terang Rey dan benar-benar ingin muntah ketika mengingat momen dimana Maura mencium pipinya.
Dude terkejut mendengar penjelasan Rey. "Jadi Maura pernah menciummu dan Hana melihatnya?" tanya Dude tak percaya.
"Hmm." Rey mengangguk. "Saat itu Hana masih menolak perjodohan ini. Jadi dia tidak mempermasalahkannya. Tapi jika nanti hal itu terulang lagi tentu akan membuat Hana marah. Aku tidak ingin membuat Hana marah dan cemburu. Lebih baik kita jujur saja jika memang aku sudah menikah. tentang siapa istriku katakan saja jika itu masih rahasia." pinta Rey.
Dude pun mengangguk setuju, ia tidak ingin ada yang mengganggu rumah tangga anaknya. Biar bagaimanapun mereka harus menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kekhawatiran yang Rey katakan.
Setelah sampai di parkiran anak dan ayah itu berpisah untuk menuju mobilnya masing-masing.
"Papa mau ke rumah sakit dulu ada beberapa pekerjaan di sana. Katakan pada mami kalau papi pulang sedikit terlambat!" kata Dude sebelum menuju ke mobilnya.
"Baik pi, kalau gitu Rey duluan. Hana sudah menunggu di mobil." kata Rey berpamitan seraya berjalan menuju mobilnya.
Sesampainya di dalam mobil Rey langsung melihat Hana yang sudah tidur. sepertinya memang sudah sangat mengantuk karena semalam mereka tidur larut.
Membayangkan malam panas semalam membuat darah Rey berdesir. Meskipun belum menyatu karena setau Rey Hana masih belum bersih tapi mereka sudah saling memuaskan.
Rey kemudian melajukan mobilnya tanpa membangunkan Hana karena tak tega untuk membangunkannya.
Setelah beberapa menit mobil yang Rey kendarai sudah masuk ke halaman rumah keluarga Dude.
Hana juga sudah bangun, ia bangun saat Rey mengerem mendadak karena kendaraan di depannya juga mengerem mendadak.
"Ayo sayang, kalau masih mengantuk nanti lanjut tidur di kamar." ajak Rey sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Hana keluar dari dalam mobil.
Mereka berjalan memasuki rumah dengan bergandengan tangan. Mereka langsung berjalan menuju ruang tengah karena di bagian dalam anggota keluarga biasa berkumpul. Bella dan Olla sedang duduk di sofa sambil menonton drama China favorit mereka. Sementara sang Mami sedang membuat kue di dapur.
"Assalamualaikum mah!" Seru Rey dan Hana memberikan salam. Mereka bisa melihat sang Mami langsung menatap mereka berdua dengan tersenyum.
"Waalaikumsalam. Balas Mami Risa, Olla dan Bella bersamaan.
"Kalian sudah datang, langsung istirahat di kamar saja ya. Pasti lelah kan." kata Mami Risa dengan senyum manis meminta anak dan menantu nya untuk langsung beristirahat.
Tapi Hana sudah tidak mengantuk saat melihat Olla dan Bella sedang menonton drama yang juga kesukaannya.
Ia bahkan langsung duduk di sofa sebelah Olla.
"Hya, kenapa Dylan Wang ganteng banget. Oh my waw. Aduuh meleleh adek bang!" kata Hanna sambil terus menatap layar televisi.
Rey sampai dibuat melongo karena sang istri mengabaikannya.
Ia mengerucutkan bibirnya melihat sang istri terlibat obrolan seru bersama kedua adik kembarnya.
Mami Risa sampai menggelengkan kepalanya melihat tingkah menantunya. Tapi ia senang karena Hana tidak merasa canggung seperti bayangannya.
Ia berjalan mendekati Rey dan mengusap lengan putranya agar tidak marah.
"Hana masih seumuran adikmu Rey. Bersabarlah menghadapinya." kaya Risa mengingatkan Rey. Mendengar perkataan sang mami Rey kembali mengingat. Jika Hana masih seumuran dengan adiknya. Ia tidak jadi marah dan memaklumi Hana.
"Hana, ke kamar dulu ganti pakaianmu! Mami sudah siapkan pakaian untukmu dikamar Rey. Rey ajak Hana naik!" kata Risa setelah mendekati anak-anaknya yang sedang menonton drama favorit mereka.
Hana langsung berdiri dan mengikuti perintah ibu mertuanya. Ia tidak ingin dianggap menantu yang kurang ngajar karena mengabaikan perintah mertuanya.
"Aku ganti baju dulu, nanti kita nonton lagi ya." kata Hana sebelum bangkit dari sofa