Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

BAB 1

Saat ini keadaan kantor yang sangat sibuk membuat Nindya yang menjadi sekertaris pun juga ikut sibuk. Banyak berkas yang ada diatas meja Nindya yang perlu dia berikan pada bosnya agar ditanda tangani. Tapi sebelum diberikan Nindya harus memeriksanya sedetail mungkin agar tidak terjadi kesalahan dan membuat bosnya marah-marah.

Kaivan Pramuja nama bos Nindya yang sering disapa dengan pak Kai, pria yang suka marah-marah saat ada kesalahan sedikit. Pak Kai itu suasana hatinya sering berubah-ubah sesuai keinginannya yang membuat Nindya bingung sendiri.

"Nindya masuk ke dalam ruanganku saat ini juga!" ucap Kai dari interkom yang terhubung di ruangan Nindya.

Baru saja namanya diomongin orangnya sudah memanggil Nindya untuk masuk ke dalam ruangan bosnya itu. Nidya langsung berdiri lalu berjalan ke ruangan bosnya. Sebelum masuk tidak lupa Nindya mengetuk pintu terlebih dahulu, baru saat sudah diizinkan masuk Nindya masuk ke dalam ruangan.

"Ada apa ya pak anda memanggil saya?" tanya Nindya sopan.

"Apakah perlu alasan saya memanggil kamu kesini?" Nindya mengerutkan keningnya bingung.

"Bukannya memang harus ada alasan ya saat anda memanggil saya kemari."

"Kalau bagiku sih tidak perlu alasan."

"Berarti anda memanggil saya kemari karena tidak ada kepentingan apapun pak?"

"Siapa bilang tidak ada, itu kamu bersihkan sofa saya karena habis diduduki oleh perempuan gatal saya takut nanti saya juga ikut ketularan gatalnya."

"Bukannya yang habis keluar dari ruangan anda itu nona Michael model papan atas, apakah mungkin nona Michael memiliki penyakit kulit? Kulit nona Michael saja sang putih seperti porselen."

"Pokoknya aku enggak mau tahu kamu harus bersihin sofa itu sampai bersih hingga tidak ada bekas Michael sama sekali."

"Saya panggilkan OB saja ya pak."

"Ngapain panggil OB aku maunya kamu yang bersihkan sofanya."

"Tapi pak pekerjaan saya masih banyak yang perlu saya kerjakan."

"OB pun juga sama, mereka saat ini pasti juga banyak kerjaan jadi daripada nambah kerjaan OB mending kamu kerjakan saja tidak perlu membantah."

Nah disaat seperti ini Nindya hanya bisa menurut daripada nanti dia malah dipecat, kan sekarang susah sekali mencari pekerjaan dengan gaji yang besar. Jadi mending Nindya cari aman saja.

"Baik pak akan saya kerjakan."

Nindya mulai mengambil vacuum cleaner dan mulai membersihkan sofa sesuai perintah dari Kai sang bos jahat. Kai yang melihat Nindya membersihkan sofa dengan mulut ngedumel pun tersenyum senang karena bisa mengerjai sekertarisnya.

"Sudah saya bersihkan pak" Kai melirik sekilas.

"Apakah sudah bersih semua?"

"Sudah pak, apakah saya boleh mengerjakan kerjaan saya lagi?" tanya Nindya dengan menampilkan senyum karirnya. Kai berdiri lalu melihat dan memutari sofa, dia mengangguk-anggukan kepalanya.

"Hmm...sepertinya sudah bersih sekarang kamu bisa pergi."

"Baik pak" Nindya menundukkan sedikit kepalanya lalu keluar ruangan. Setelah keluar ruangan Nindya bisa bernafas lega.

"Kenapa sih tuh orang nyuruh aku bersihin sofa yang jelas-jelas masih bersih, alasannya apa tadi biar enggak gatal? Cihh...dia mungkin yang gatal karena tidak mengerjaiku" dumel Nindya sambil berjalan ke meja kerjanya.

Saat baru lima menit duduk di kursi kerjanya, interkom berbunyi kembali. Nindya menghela nafas kembali, kenapa sih bosnya itu menghubunginya terus menerus? Apakah dia kurang kerjaan?

"Iya ada apa pak?"

"Segera datang ke ruangan saya!" saat Nindya akan bertanya interkom sudah dimatikan oleh Kai, sungguh rasanya Nindya ingin berkata kasar kepada bosnya itu tapi dia coba menahan.

Nindya masuk kembali ke ruangan bosnya dengan tetap menampilkan senyum karirnya. "Ada yang bisa saya bantu pak?"

"Nih kenapa laporan bulanan kantor banyak kesalahan kata seperti ini? apa kamu tidak becus kerja sih?!" dengan marah Kai membentak lalu menggebrak meja dan membanting map itu ke lantai.

"Saya minta maaf pak atas kesalahan saya" sungguh saat ini Nindya ingin menumpahkan air matanya karena bentakan dari atasannya yang sangat keras. Tapi Nindya berusaha tetap tegar agar harga dirinya tidak turun begitu saja dihadapan bosnya itu.

"Apakah dengan maafmu bisa memperbaiki kesalahan yang kamu buat ini?!" Nindya menundukkan kepalanya.

"Jawab Nindya! Jangan hanya menunduk seperti orang bodoh seperti itu!" bentak Kai membuat Nindya terlonjak kaget.

"Tidak bisa pak" ucap Nindya berupa cicitan.

"Cepat ambil laporan itu dan berikan pada pihak direksi agar memperbaiki kesalahan mereka."

"Baik pak" dengan secepat kilat Nindya mengambil laporan yang teronggok di lantai.

"Saya permisi pak" Kai hanya diam saja tidak menyahut.

Saat sudah menutup pintu Nindya langsung mendongakkan kepalanya agar air matanya tidak jatuh. Hari ini terasa berat bagi Nindya, eh tidak cuma hari ini saja yang berat tapi setiap hari berat baginya hanya gara-gara bos kampret.

"Kamu pasti kuat Nindya menjalani semua ini, jangan pantang menyerah hanya karena sebuah bentakan dari bos kampret itu. Bangkit Nindya jangan lemah" ucap Nindya mencoba menyemangati diri sendiri.

Nindya memang sering mengalami hal itu, saat ada kesalahan sedikit pun pasti Nindya yang akan kena bentakan atau omelan dari Kai terlebih dahulu. Walaupun kesalahannya bukan murni kesalahan Nindya tapi dia yang selalu terkena imbasnya.

Sesudah suasana hatinya lumayan mendingan, Nindya pun menuju ke lantai tiga tempat tim direksi. Saat masuk ke dalam ruangan tim direksi, semua orang langsung melihat kehadiran Nindya.

"Ada apa Nin?" tanya Fadli ketua direksi.

"Ini nih laporan bulanannya banyak kesalahan, kata pak Kai harus dibenerin" Nindya meletakkan map laporan bulanan itu diatas meja Fadli.

"Kesalahan bagian mananya?" tanya Fadli.

"Aku juga kurang tahu, kata pak Kai banyak kesalahan gitu aja sih."

"Kenapa kamu enggak tanya kesalahannya bagian mana aja?"

"Mana berani aku tanya seperti itu, yang ada aku malah tambah disemprot sama dia. Kalau kamu berani tanya aja sendiri."

"Aku sih enggak berani, perasaan laporan ini udah aku benerin bolak-balik deh tapi kok ya mesti ada kesalahan lagi sih. Eh Nin kamu tadi diapain aja sama dia?" tanya Fadli kepo.

"Yang pasti bisa bikin mental kita down."

"Wah bahaya juga ya, untung aja kamu yang dimarahi bukan aku."

"Iya kamu untung sedangkan aku yang buntung" ucap Nindya sinis.

"Eh ada apa nih Nin kamu ke tim direksi?" tanya Adel kepo.

"Ngapain kamu ikut kesini? Kerjaan kamu memang udah selesai?" tanya Nindya.

"Belum sih, tapi saat aku lihat kamu kesini ya aku kepo ada apa jadinya ya melipir ke sini dulu."

Mereka bertiga itu sahabatan dari awal meniti karis hingga saat ini. Walaupun beda divisi mereka tepat kompak dalam urusan ngerumpi hal-hal yang hot di perusahaan.

Terpopuler

Comments

aku udah mampir ya nak /CoolGuy/

2024-10-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!