Zahra gadis manis 21 th pintar ramah periang, tiba tiba di hadapkan dengan masalah hidup yang tidak pernah sedikitpun ada dalam bayangan hidupnya, kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan kakak kandung beserta kakak iparnya dalam waktu bersamaan dalam sebuah kecelakaan dan harus memikul beban menyekolahlan ke dua adik kembarnya dan satu orang keponakan berusia 3th.
Bagaimana kisah hidup zahra??, yukkk... kepoin yukk....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6
Zahra keluar dari dalam rumah itu dengan wajah menahan tangis, namun dia tidak sudi memperlihatkan air matanya di depan kedua orang laknat itu.
"Ara...." panggil dua orang di depan Zahra itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah Cinta dan Sari.
"Kalia... kenapa ada di sini?" tanya Zahra bingung.
"Kami tadi melihat loe, lagi ngebuntutin mereka, jadi kami ngikuti loe, takut terjadi apa apa sama loe" ucap Sari sendu.
"Jadi kalian tau perbuatan mereka di belakang gue?" tanya Zahra kecewa, kenapa teman temannya tidak bilang kepada dirinya.
"Loe tenang dulu biar kami jelasin" ucap Cinta.
Zahra menurut saja, sudah malas untuk berdebat.
"Sebenarnya kami sudah curiga beberapa bulan ini, namun ngak ada bukti kuat, gue pernah lihat mereka di mall beriringan, namun gue masih cuek, pikir gue mungkin ngak sengaja ketemu, dan beberapa kali gue ketemu mulai deh gue curiga, tapi gue belum ada bukti, begitupun dengan sari, kita mau bilang ke loe, takut loe ngak percaya dan salah paham nanti sama Tia jadi kami diam aja, karena belum dapat bukti.
"Nah... kemaren saat Keluarga loe meninggal kita nyari nih orang dua ngak ketemu, jadi kami ini siatif datang ke rumah Tia, untuk ngasih tau kelurga loe lagi dapat musibah, secara kan loe akrab banget sama dia, dan nyatanya kami dapatkan fakta lain, Ray dan Tia lagi *** *** di sana, kami syok... tapi kami sempat rekam perbuatan mereka dan omongan mereka" ucap Cinta.
"Kami mau ngasih tau loe, belum berani Ra, loe masih berkabung, ke dua loe lagi mau ujian susulan, kami belom mau nambah pikiran loe, mau tidak mau kami simpan semuanya dari loe, namun loe sendiri yang tau perbuatan mereka" tambah Sari.
"Iya ngak pa apa, makasih ya" ucap Zahra sendu.
"Sari dan Cinta lansung memeluk Zahra.
"Loe klau mau nangis, nangis aja, jangan di tahan, keluarin aja biar dada loe plong, setelah itu loe lupain semuanya, jangan sampai loe sakit gara gara orang ngak penting itu, ingat loe masih ada beban yang harus loe tanggung, ada adek adek loe, ada ponakan gembul loe, jadi lupain mereka, ngak penting buat loe ingat, penghianat tetaplah penghianat, loe bersyukur di kasih tau betapa bejatnya dia saat masih pacaran, bagaimana dengan yang lain. sudah menikah di selingkuhi sakitnya lebih parah" ucap Sari.
"Iya... benar yang kalian bilang, mereka ngak penting buat gue, iya benar untung gue kenal dia saat masih pacaran, dan hati gue belum terlanjur cinta banget sama dia" ucap Zahra.
"Bagus... loe harus bangkit, lihatin sama mereka yang pernah nyakitin loe, klau loe mampu dan loe ngak butuh dia" ucap Cinta memberi naseta.
"Ya udah yuk.. kita pulang, ngapain di sini" oceh Sari.
" Yuk... gue juga sudah kangen banget sama ponakan gue" ucap Zahra tersenyum.
"Nah... gini baru cakep.... !" ucap sari dan cinta berbarengan melihat senyum manis Zahra.
"Ncek... kalian ini!" dengus Zahra, lansung berlalu mengambil motornya, yang dia titipkan di warung tadi.
"Eh... loe mau ngapain...?" tanya cinta.
"Mau... bawa motor lah... kenapa nanya lagi?" kesal Zahra.
"Motor loe biar Nina yang bawa, loe duduk manis aja di belakang gue, tenang aja gue siap jadi sopir loe hari ini" kekeh Sari.
"Gue bisa kok, tenang aja" Zahra meyakinkan teman temannya.
"Ngak ada biar Cinta yang bawa" tegas Sari.
Zahra hanya pasrah dan mengikuti perkataan Sari.
"Bersambung..."