Bukan area bocil, harap minggir💃🏻
Divya hanya seorang wanita rumah tangga biasa, berbakti pada suami yang memintanya menjadi ibu rumah tangga yang baik dengan hanya mengurusi perihal pekerjaan di rumah dan mengurusinya sebagai suami. Meskipun Divya lulusan S-1, namun wanita itu menurut pada lelaki yang sudah sah menjadi suaminya itu dengan tidak menjadi wanita karir.
Namun, seketika rumah tangga mereka yang baru saja menginjak usia 2 tahun hancur karena orang ketiga. Bahkan orang ketiga itu sudah mempunyai seorang suami.
"Kau tega mengkhianati ku dengan wanita murah4n ini, Bang!" Divya menjambak selingkuhan suaminya itu dengan emosi.
Dughh!!!
Tubuh Divya tersentak, bagian belakang kepalanya dipukul dengan benda keras. Tak lama tubuh Divya terjatuh ke lantai, meregang nyawa dengan dendam yang ia bawa mati.
Namun, tiba-tiba Divya terbangun kembali. Dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 18 tahun lalu dengan memakai tubuh gadis yang bernama Ellia itu, Divya membalas dendam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Aku Nggak Suka Di Khianati.
Divya masih terdiam dengan pertanyaan Fayyana tentang dia yang memanggil Fayyana wanita bin4l, yang dia khawatirkan justru pemikiran Emilio padanya.
"Om, aku udah kenyang. Berangkat yuk," ajak Divya seraya bangun dari pangkuan Emilio, menarik tas sekolah di kursi. Tampilan Divya hari ini ala anak SMA dengan rambut di kuncir kuda biar kelihatan rapi, dengan rok sekolah pas selutut dan hanya ber make-up tipis.
"Kau belum menjawab Tante, Ellia. Kenapa kau panggil Tante wanita bin4l?!" Fayyana tetap mengejar jawaban.
"Emang Tante wanita bin4l, weekkkk...." lalu Divya berjalan cepat pergi dari ruang makan, kalau saat ini dia menghina-hina Fayyana dengan wanita pelakor pasti Fayyana membalikkan kata-kata itu padanya karena dia juga merebut Emilio dari wanita itu.
Divya menunggu di depan teras Mansion, di undakan tangga paling bawah. Menunggu Emilio keluar dari garasi membawa mobilnya, tak lama mobil pun datang.
Emilio segera turun sengaja ingin membukakan pintu untuk Divya, saat pintu depan sudah dibuka lelaki itu tersenyum lebar. "Silahkan masuk, My Incesss."
Divya tak kuat menahan tawa, akhirnya dia tertawa dengan keras sampai terdengar ke dalam. Fayyana sengaja mengintip di jendela, ingin tau kelakuan dua orang itu. Wajahnya semakin kesal.
"Aku nggak nyangka tuh jallang lebih pro dariku, dengan wajah lugunya berhasil menjerat Emilio. Apa aku juga berpura-pura lugu untuk menggoda Emilio?" Namun seketika Fayyana menggeleng dengan pemikirannya barusan, "Nggak bisa, Emilio terlalu mengenal dalam luar ku."
Lalu tiba-tiba terbesit satu ide, "Ah! Aku berpura-pura lugu di depan Finn aja! Aku goda dia dengan tampang polos dan berpura-pura semenyedihkan mungkin karena sudah dicerai Emilio. Pasti Finn kasihan padaku dan akhirnya jatuh ke pelukan ku lagi."
"Emilio bisa ku goda lagi nanti, yang penting aku bisa ngeruk harta si Finn dulu buat jaga-jaga biar pas aku tiba-tiba diusir dari sini aku punya banyak uang. Ya, semangat Fay!"
Wanita itu bersiap-siap akan pergi ke Perusahaan Finn, Emilio sulit didapatkan Finn pun jadi lah.
Sedangkan di dalam mobil, Divya membalas chat dari Maxime memberitahu pemuda itu jika dia sedang dalam perjalanan menuju sekolah. Dia minta Maxime menunggu di depan gerbang sekolah, soalnya dia tidak tau dimana letak kelas Ellia. Tak lama Maxime membalas dan mengatakan iya.
"Anteng bener yang lagi chatting an sama pacar," kental terasa kecemburuan si Om.
"Cuma minta Max nunggu aku di depan gerbang, soalnya ingatan El kan belum penuh semuanya jadi nggak tau dimana kelas El berada, Om. Cemburu terus sih Om ganteng-ku ini," rayu Divya.
"Makanya jangan terlalu asik sama lelaki lain," masih ketus tuh ucapan si Om.
"Iya, iya. El salah, maaf ya. Nih, El udah kunci ponselnya."
Emilio menoleh sebentar ke arah Divya lalu fokus kembali ke depan, hari ini dia sengaja ingin berdua jadi tidak membawa supir.
"Om, kok nggak tanya-tanya tentang yang Om denger di rekaman Cctv itu? Tante Fay aja nanya tadi."
"Bukan nggak mau nanya atau nggak penasaran, tentu aja Om penasaran tapi Om nunggu kamu jelasin sama Om. Jadi mau jelasin sekarang?"
"Nggak sekarang, tapi nanti El janji jelasin semuanya ke Om. Asal Om percaya sama aku dan Om pun bisa dipercaya," ujar Divya.
Emilio terdiam namun kepala lelaki itu mengangguk.
"Ingat ya Om, aku udah ngasih Om kesempatan buat kita bisa bersama. Tapi aku nggak suka dikhianati. Om sudah pernah merasakan di khianati, jadi pasti tau gimana rasanya. Jaga mata dan hati Om, jangan jadi pria brengsek dengan genit sama wanita lain atau Om akan kehilangan aku untuk selamanya!"
Glek!
Ancaman Divya membuat Emilio ketar-ketir, semampu mungkin dia harus berusaha setia. Tidak! Bukan berusaha tapi harus bertekad setengah mati untuk bisa setia.
Setelah Emilio mengantar Divya ke sekolah, dia melanjutkan perjalanan menuju Perusahaan.
Di Perusahaan, laporan tentang Finn sudah menunggu tentunya ada Vanny disana.
"Wah, sebuah kehormatan bekerja sama dengan putri orang penting di kota Jakarta ini." Ujar Emilio.
"Anda belum bosan meledek saya seperti di telepon, Tuan." Namun senyum tipis terbit di bibir Vanny, wanita itu tau jika Emilio hanya bercanda.
"Saya penasaran kenapa kamu bekerja seperti saat ini, bukankah gaji mu sebagai pegawai BPN itu besar. Belum komisi dan bonus, ck!"
"Ini hanya hobi saya, Tuan. Sejak kecil saya tergila-gila akan bau-bau tentang detektif, gara-gara menonton serial anime Detective Conan. Tapi karena orang tua saya yang begitu mencintai saya, mereka melarang anaknya ini membahayakan dirinya sendiri jadi saya nggak bisa menjadi seorang Detektif asli."
Emilio tertawa, sungguh wanita menarik.
Deg!
Emilio seketika ingat ancaman Divya tadi di dalam mobil.
'Ingat ya Om, aku udah ngasih Om kesempatan buat kita bisa bersama. Tapi aku nggak suka dikhianati. Om sudah pernah dikhianati jadi pasti tau gimana rasanya. Jaga mata dan hati Om, jangan jadi pria brengsek dengan genit sama wanita lain!' Ingatan itu menyentil pikiran Emilio saat ini karena menganggap Vanny wanita menarik.
Maafin Om ya, sayang. Tadi Otak Om sudah salah karena berpikir wanita lain selain kamu menarik. Duh! Padahal Ellia juga nggak bakal tau isi pikiran ku barusan tapi kenapa aku merasa bersalah dan ketakutan ya. Batin Emilio.
"Tuan, halo. Anda sedang melamunkan apa? Saya harus pergi, apa masih ada lagi yang ingin ditanyakan?" Vanny mengetuk meja membuyarkan lamunan Emilio.
"Astaga, maaf Van. Saya tadi sedang memikirkan--"
"Memikirkan Ellia, yang malam itu bikin Anda mengumpat. Haha... tenang saja mulut saya aman."
Emilio mengangguk meskipun agak malu karena ketahuan oleh orang lain dia mempunyai perasaan pada keponakan mantan istrinya.
'Hei! Kenapa harus malu?! Bahkan jika nanti seluruh dunia tau tentang hubungan ku dengan Ellia, aku akan tetap bersamanya.' rutuk Emilio mengingatkan dirinya sendiri.
"Emm, mengenai laporan mu tentang Finn yang sedang berbuat sesuatu yang mencurigakan, apa maksudmu?"
"Oke, saya jelaskan. Apa Anda sudah membaca laporan mengenal Tuan Rendra Robinson?" tanya Vanny.
"Sudah, Perusahaan Ayah Max sedang goyah karena kabar tentang bahan baku palsu itu. Apa kabar itu benar?"
"Itu lah yang saya tulis pada informasi yang saya berikan pada Anda. Ternyata seseorang sudah memanipulasi keadaan, orang itu sepertinya sengaja ingin menjatuhkan Perusahaan Robinson dan membuat Perusahaan itu bangkrut. Coba Anda tebak, siapa orang itu?"
Karena Emilio memerintah Vanny untuk memata-matai Finn dengan segala kegiatan lelaki itu, kemungkinan orang yang dimaksud adalah Finn.
"Apa orang itu, Finn?"
"Bingo!" seru Vanny.
"Lalu?"
"Saya lalu menelusuri riwayat hidup Tuan Finn sejak kecil meskipun masih belum lengkap dan ternyata Tuan Rendra ini dulunya pernah menikah dengan Ibu nya Tuan Finn. Namun saya belum mengetahui secara pasti, apa alasan Tuan Finn ingin menghancurkan Tuan Rendra. Apa karena saat Tuan Finn bayi, Tuan Rendra meninggalkan nya dengan menikah lagi dengan Ibu Tuan Max? Saya mengetahui itu dari para tetangga Tuan Finn di kota asalnya dulu."
Emilio terdiam, ternyata Finn bukan lah orang biasa. Lelaki yang menjadi selingkuhan mantan istrinya itu ternyata sosok orang misterius juga.
"Baik, cukup laporan mu hari ini. Tolong selidiki lebih lanjut tentang alasan kenapa Tuan Rendra tega meninggalkan Finn saat bayi dan menikah lagi dengan Ibu Max. Meskipun aku meragukan Tuan Rendra adalah orang yang jahat, karena aku sedikit mengenal nya. Pasti ada alasannya Tuan Rendra berbuat seperti itu, dan mengenai penyelidikan tentang keberadaan Nyonya Divya kamu juga terus lanjutkan."
"Siap, Tuan. Saya pergi."
Akhirnya Vanny pergi keluar dari Perusahaan Emilio menuju tempat yang memang harus dia selidiki. Sebenarnya dia tidak bekerja sendirian, ada beberapa orang yang bisa diandalkan namun berada di belakang layar dan hanya dirinya yang menampakkan diri. Bahkan setelah penyamaran nya terbongkar di pesta Meli, dia hanya perlu merubah penampilan berbeda-beda setiap melakukan penyelidikan atau pun jika sedang menguntit target, misalnya seperti hari ini dia berpenampilan dengan rambut wig pendek.