.
.
.
Queen Adena Sasikirana Arundati,
seorang gadis cantik hidup di desa, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali sang ibu kandungnya saja (Dewi mustika), misteri kisah Dewi itu disimpan serapat-rapatnya.
mereka bahagia hidup di desa terpencil, berteman dengan binatang buas dan bergaul dengan alam.
suatu hari terjadi masalah yang membuat Nana harus ke Kota dan tujuan utama Nana adalah mencari tau siapa Papa kandungnya, Nana tidak suka konspirasi yang membuat hidup Mamanya menderita, mudah bagi gadis itu menemukan identitas Ayah kandungnya.
gadis yang tangguh, siapa Pria yang tidak akan jatuh hati padanya? Tuan Muda Arkatama jatuh cinta pada Gadis itu terlebih lagi saat tau identitas gadis tersembunyi di desa itu.
Nana kembali ingin membalas orang yang berani menyakiti hati Mamanya, Nana adalah gadis Ceria dan periang tapi jika dirinya sudah diusik, dendam !! Nana gadis yang sangat pendendam hingga bertekad untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti ibu nya.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kagum
.
.
.
di tempat lain
"ini tempat tinggal kita yang baru Ma". senyum manis Nana merangkul Dewi yang terkejut melihat tempat tinggal barunya.
"disini pasti kontrakannya mahal sayang ! kenapa kesini? lebih baik ditempat sebelumnya saja". Dewi hendak berbalik tapi Nana menahan lengan Dewi lalu memeluk Mamanya dengan penuh kasih.
"Ma..! disini bayar kontrakannya memang agak mahal tapi percayalah disini lebih aman, bahkan ada tempat gudang kecil dibelakang bisa buat tempat tinggal Aa kan? ". bujuk Nana
"tapi sayang disini sangat mahal, buang-buang uang saja kalau disini". bisik Dewi seolah takut ada yang mendengarnya.
Nana terkekeh pelan, "disini tidak mahal Ma karna bukan kawasan Apartemen, disini hanya ada 2 kamar, kelebihannya ada perlengkapan dapurnya walaupun tidak lengkap tapi Mama tidak perlu masak pakai tungku lagi, dan tidak mengeluh saat kayu basah kalau hujan hingga tidak bisa masak".
Dewi terdiam saja akan pengertian Nana, sebenarnya bukan maksud dirinya sengaja mengeluh didepan Nana hanya saja keluhan itu bukan bermaksud untuk diganti tapi hanya sekedar mengeluh saja, namanya saja manusia suka mengeluh.
"sekarang hari libur Nana mau keluar ya Ma? hehe.. udah lama Nana nggak jalan sama Aa". Alih Nana segera mengecup punggung tangan Dewi lalu berlari meninggalkan Dewi yang belum sempat berbicara apa-apa
Nana menaiki Aa lalu berjalan tenang dipinggiran jalan, untuk pertama kalinya ada seorang gadis tengah menunggangi kuda dipinggiran jalan, biasanya kan jalan kaki, motor, mobil atau sepeda tapi Nana malah naik Kuda.
"dasar aneh..! hanya karna aku naik kuda mereka menatapku begitu, apa mereka tidak pernah melihat orang naik kuda? ". batin Nana menggerutu
Nana yang mulai kesal pun mengelus surai Kudanya, "lebih baik kita pergi Aa..! mereka menyebalkan sekali".
betapa syoknya beberapa pengendara yang lainnya melihat Nana begitu lihainya berlari dengan kudanya tanpa pengaman apapun ditubuhnya, memang mereka tidak melihat wajah Nana tapi mereka tau kalau yang menaiki Kuda itu seorang perempuan.
hanya dalam waktu 1 bulan Nana sudah hafal jalan yang ada di ibukota, sebelumnya ia naik taksi karna tidak tau alamat tapi sekarang sudah tau tanpa menggunakan teknologi lagi.
Nana tiba di sebuah perumahan mewah, kini langkah kaki Kudanya menjadi lebih santai, Nana mengeluarkan kartu nama perempuan yang pernah ibunya Nana tolong.
"permisi..! apa disini Rumah Nona Intan? ". tanya Nana pada salah satu satpam yang berjaga di area perumahan mewah itu.
"iya Nona". sahut si satpam yang sempat terkejut melihat Nana menaiki Kuda.
zaman sekarang mana ada kendaraan orang dengan Kuda tapi Nana membawa Kuda gagah seperti seorang Tuan Putri yang sedang menyamar dan melarikan diri saja dari kerajaan.
"aah.. Maaf..! saya akan turun! ". Nana pun tersadar ia turun dari kudanya.
Nana membenarkan topinya, "bisa antarkan saya ke Rumah Nona Intan?".
"boleh Nona.. Boleh". jawab Satpam segera memanggil salah satu temannya yang sedang duduk santai diwarung kopi.
setelah bernegoisasi Nana diantar ke Rumah yang lumayan besar, terlihat sempit tapi sangat elegan dan pas untuk parkiran mobil.
tak berapa lama datanglah mobil mewah dan salah satu ibu rumah tangga dari Rumah Intan pun membukakan pintu bukannya memasukan mobilnya kedalam Rumah, seorang perempuan cantik keluar dari mobilnya dan berlari ke arah Nana.
"Ka.. kamu penyelamat itu kan? ". tanya Intan yang hampir tergelincir oleh heelsnya sendiri.
"iya.. ternyata anda ingat saya Nona". senyum manis Nana membenarkan topinya
"ya Ampun..! berkatmu mamaku sembuh total dan tidak perlu kemo atau operasi lagi, Mamaku sangat ingin bertemu denganmu..! ". heboh Intan merasa senang melihat gadis misterius yang menyelamatkan nyawa ibunya
"bagaimana keadaan ibu Nona? apa memang sudah baik-baik saja? ". tanya Nana dengan sopan.
"Mamaku ada didalam Rumah..! ayo masuk..!". ajak Intan
"saya hmm.. saya.. bawa kuda". jawab Nana
"kamu punya Kuda ya? kalau begitu bawa masuk aja..! aku masukkan mobilku dulu ya? ". bujuk Intan
"iya.. iya". sahut Nana tersenyum lebar.
satpam yang tersadarpun segera pamit pergi, dan IRT Rumah Intan segera membantu Nana yang membawa masuk kudanya.
gerbang di tutup, Nana memperingati Kudanya untuk tidak merusak tanaman milik Keluarga ini.
"sudah..! ayo..! ". ajak Intan begitu semangat membawa Nana masuk ke Rumahnya.
sesampainya di dalam Rumah, Intan berteriak memanggil Mamanya dan tak lama datanglah wanita paruh baya ke Intan, Nana tersenyum sopan karna tau siapa wanita itu.
"Ma..? ini gadis yang menolong mama dengan pengobatan jarum akupunturnya". bisik Intan dengan senang.
betapa terkejutnya Ibu Ida, "ka.. kamu yang menolong Tante nak? ".
"iya Bu..! saya Nana, kebetulan saya ada urusan di Rumah Sakit itu dan tidak sengaja mendengar Nona Intan berteriak panik". Nana
"tidak perlu terlalu sopan nak..! ". Bu Ida membawa Nana masuk dan duduk di sofa ruang tamu sementara Intan meminta Bibi IRT nya membawakan minuman dan makanan enak untuk tamunya.
hanya dalam hitungan jam saja Nana sudah akrab dengan Ibu Ida dan Intan, sepertinya mereka memang orang baik tidak seperti yang dikatakan media dan orang-orang bahwa Intan adalah perempuan karir yang sangat sombong dan sulit diajak kerja sama.
"kalau begitu Nana pulang ya Tante..! Nana sudah memastikan keadaan Tante baik-baik saja". senyum tulus Nana.
"kamu hebat sekali sayang..! Tante saja kagum mendengar cerita Intan apalagi melihatnya, kemampuan pengobatan tradisionalmu sangat hebat". puji Ibu Ida.
Nana tersenyum menggaruk pipinya yang terasa gatal, sedangkan Intan tersenyum manis terlihat bahagia sekali dirinya memiliki teman sehebat Nana.
"kamu bekerja dimana Nana? ". tanya Intan
"aku bekerja jadi OG di Perusahaan Arkatama Group". jawab Nana
"hah? tanganmu sehebat itu kenapa tidak dipergunakan dengan baik? ". tanya Intan
"kebetulan saja Tante ada disana dan aku juga disana Intan, aku hanya sekedar iseng saja bisa mengobati". jawab Nana
Intan dan Ibu Ida berdecak kagum akan kerendahan hati Nana, mereka bertanya-tanya siapakah kedua orangtua Nana hingga bisa menjadi sehebat ini, bahkan Intan yang merasa dirinya sangat hebat dibanding Nana tidak ada Apa-apanya.
setelah bercengkrama, Nana pun kembali dengan kudanya. Nana duduk tenang dipunggung Kudanya sementara kudanya berjalan dengan kaki empatnya begitu santai dan Nana tak sadar tatapan semua orang, sekarang Nana terlalu fokus dengan pemikirannya hingga tidak sadar.
"hmm...? tapi kenapa Perusahaan Intan tidak bekerja sama dengan Perusahaan Papa ya? apa mereka bermusuhan? tapi sepertinya tidak". gumam Nana
"mereka memang tidak bersinggungan kali ya? ". gumam Nana mengangguk-ngangguk saja lalu tersadar saat terdengar teriakan anak-anak yang terlihat senang melihat Nana naik kuda.
Nana melihat kesegala arah dan menghela nafas panjang, "sepertinya aku harus terbiasa ditatap oleh mereka Aa, sebelum aku bisa membeli kendaraan seperti mereka". keluh Nana ke Kudanya.
Nana hanya bisa tersenyum saat anak-anak itu semakin riang menyapanya, ia terpaksa membujuk kudanya berlari hingga semakin senang saja orang-orang melihatnya.
"uuuh..! aku belum terbiasa menjadi pusat perhatian, bagaimana jika mereka semua tau kalau aku adalah Putri Tunggal Keluarga Wijaya yang sebenarnya? bisa habis wajahku difoto-foto mereka". oceh Nana dengan kesal.
alasan Nana tidak muncul lagi didepan Papanya adalah demi ketentramannya sendiri, Nana merasa belum siap menjadi sorotan publik.
.
.
.
tapi lanjut