Setelah terbangun dari mimpi buruk di mana ia dibunuh oleh pria yang diam-diam ia kagumi, Ellison, Queen merasa dunianya berubah selamanya.
Sejak hari itu, Queen memutuskan untuk tidak lagi terlibat dalam kehidupan Ellison. Dia berhenti mengejar cintanya, bahkan saat Ellison dikelilingi oleh gadis-gadis lain. Setiap kali bertemu Queen akan menghindar- rasa takutnya pada Ellison yang dingin dan kejam masih segar dalam ingatan.
Namun, segalanya berubah saat ketika keluarganya memaksa mereka. Kini, Queen harus menghadapi ketakutannya, hidup dalam bayang-bayang pria yang pernah menghancurkannya dalam mimpinya.
Bisakah Queen menemukan keberanian untuk melawan takdirnya? Mampukah dia membatalkan pertunangan ini atau takdir memiliki rencana lain untuknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ladies_kocak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Disinilah Queen berada didepan gedung megah,tepatnya restaurant permata seafood milik Alina kakaknya Ellison. Manik matanya sedari tadi tak bisa berhenti bergerak, melihat dekorasi dan interior gedung megah itu, membuatnya bertanya- tanya berapa banyak pengeluaran nya.
Karena keasikan melamun, Queen tersentak kaget tepukan bahu dari arah belakangnya.
Queen menoleh kesamping, dia memperdapatkan sang ayah yang sedang tersenyum kearahnya.
" Ayo masuk!Mereka sudah menunggu" Ajak Mario sembari melihat mata Ellison lekat, Mario dapat melihat rasa kekhawatiran yang dirasakan oleh anaknya ini.
Queen menghela nafas panjang menanggapi ajakan sang ayah.
" Non tenang saja, semua akan baik- baik saja"
Kata Renata yang baru datang dari arah parkiran.
" Aku takut dengan kak Ell, bagaimana nanti kak Ell enggak suka liat Uin?"
" Dia enggak akan benci sama kamu nak, dia masih manggap kamu sebagai kakaknya uin, kamu bukan orang asing baginya."Jelas Mario meyakinkan Queen, dia sangat tau Ellison lah yang sangat Queen takuti, apalagi setelah mengalami mimpi buruk itu.
"Harusnya nona muda senang karena sebentar lagi nona akan ketemu dengan kak Ellnya nona muda." kata Renata menghilangkan keraguan Queen.
" Memang, tapi.... "
" Sudahlah!Ayo masuk sayang" Kata Mario menarik tangan Queen.
Queen hanya pasrah ditarik oleh sang ayah.Dia harus mempersiapkan diri untuk tidak bergetar saat berada di hadapan Ellison.
Didalam sana terdapat meja makan yang lumayan panjang. Terdapat lima orang dewasa yang tengah asik mengobrol hingga saat mereka menyadari kehadiran orang-orang yang ditunggu dan sontak keluarga berdiri menghampiri mereka.
Mata Queen sedari tadi berkeliaran mencari seseorang yang sangat dia rindukan sekaligus yang sangat di takutkan saat ini.
" Calon mantu mommy sudah datang." Kata soya sembari memeluk hangat Queen.
Soya memberi pelukan hangat dan memandang penampilan Queen malam ini yang memakai gaun selutut berwarna putih ditambah dengan sepatu putih yang menambah keanggunan Queen. " Kamu cantik sekali malam ini sayang."
" Terima kasih mom. "
Queen hanya bisa membalas dengan senyuman manis nya.
"Wow senyumannya mengalihkan dunia mom" Kata Devan menjahili Queen dipelukan soya. Dia adalah kakak kedua Ellison.
" Kak Devan? " terkejut Queen tidak menyangka seorang pria yang begitu sibuk dengan dunia kedokteran masih sempat berkumpul dengan keluarga.
" Apa kabar Vale? Sudah sepuluh tahun kita tak bertemu ya. Kakak pikir kamu tidak akan kenal kakak lagi. "
" Mana mungkin Vale melupakan kalian, Vale masih sangat mengenal kalian kok"
" Baguslah. Jadi kakak tidak repot memperkenalkan diri lagi kepada calon adek ipar, yakan mommy? "
" Iya sayang.... "
" Apa kabar kak alina? " Kata Queen menghampiri alina dengan senyuman.
" Baik,Malah sangat baik"
Mario dan Richard hanya tersenyum tipis melihat keakraban dua keluarga ini, mereka harap keharmonisan keluarga ini akan bertahan selamanya hingga anak cucu mereka.
" Sampai kapan kalian akan berdiri terus, nggak capek apa berdiri" Kata Richard.
" Ayo duduk sayang, Kita ngobrol ngobrol sambil nunggu Ell datang, dia lagi dalam perjalanan. "Ajak soya kepada Queen.
Hal yang dicari oleh Queen dari tadi akhirnya terjawab juga. Queen pikir Ellison tidak akan datang ke acara makan malam dia keluarga ini.
Tidak lama setelah mereka duduk di kursi masing masing, masuklah Ellison Seperti biasa penampilannya malam ini dengan tema gelap, dia memakai kaos hitam dan switer layaknya seperti anak motor.
Ellison tipe cowok yang tidak terlalu suka memakai pakaian formal, jadi dia malam ini tidak akan memakai jas.
Ellison menghampiri meja yang diduduki oleh kedua keluarga tersebut, dia hanya melihat Queen sekilas dengan wajah datar dan langsung duduk di sebelah Devan.
" Ini dia pemeran utamanya yang ditunggu, akhirnya datang juga" Kata Devan
" Maaf saya terlambat" Jawab Azgara
" Tidak apa... Kami baru saja sampai"
Queen terus memandang Ellison dalam keadaan takut, tiba-tiba tangannya gemetar di bawah meja mengingat mimpi buruk yang sangat nyata itu. Namun orang yang dipandang hanya acuh tidak berminat.
Kemudian Queen mengalihkan pandangan nya kearah belakang disana terlihat Renata dan paman dilan.
" Kenapa kalian enggak duduk? " Tanya Queen
" Kami berdiri saja nona" Jawab Renata.
" Tidak boleh... Kalian harus duduk. Kalian keluarga akujuga, jadi silahkan duduk samping aku ya"
Renata dan dilan memandang kearah Ke kepala keluarga meminta persetujuannya, mereka sadar mereka hanya sebatas pelayan di keluarga ADELIO makanya mereka tidak langsung menuruti permintaan nona muda.
Karena Mario tau maksud mereka, dia mengangguk sedikit untuk menyetujui permintaan Queen.
Queen tersenyum kearah sang ayah yang menyetujui permintaan nya. Queen bersyukur ayahnya tidak pernah membedakan status antar manusia.
" Ok.Ayo mulai makan malamnya. Bagaimana dad? " Tawar soya.
"Terserah mommy aja kita ngikut aja" Jawab Richard.
Butuh beberapa menit mereka memerlukan waktu untuk makan, pada saat itu cuma suara dentingan sendok yang terdengar. Sudah menjadi kebiasaan dari dua keluarga ini tidak berbicara saat makan.
" Ikut gue," Ellison sudah berdiri menghampiri bangku Queen yang dari tadi terus menunduk.
Queen mendongak dengan tatapan ketakutan menggeleng cepat,"enggak mau!"tolaknya sambil menggeser bangku lebih dekat dengan Mario.
"ikut gue sebentar Vale, " titah Ellison dengan nada dingin datar membuat Queen semakin gemeteran.
"Jangan paksa kalo enggak mau,Ell. Perempuan enggak suka di paksa," kata Devan.
Namun Ellison tak mendengarnya seolah tuli atas perkataan Devan.
"Sayang, ayo ikut kak Ell. Mungkin saja kak Ell ingin menyampaikan sesuatu kepadamu," kata Mario menyentuh punggung tangan Queen.
Queen menggeleng cepat. "enggak mau ayah, Vale enggak mau ikut kak Ell."
"ck!"
Ellison berdecak keras menarik tangan Queen untuk di bawa ke belakang restaurant membuat seluruh keluarga hanya diam tidak bisa mencegah keinginan Ellison. Mereka sudah mengenal watak Ellison, semakin di tegur semakin keras kepala.
" Duduk"
Queen duduk dibangku panjang yang ada di taman tersebut diikut Ellison disamping nya.Gasis itu menggeser bokong ke ujung bangku taman sambil meremas kuat dres yang sedang di pakainya.
Ellison mengernyit kening melirik Queen gemetaran sambil meremas dres, dia tidak mengerti kenapa gadis itu takut kepadanya sekarang.
" To The point aja" Kata Ellison mengalihkan pandangannya dari Queen, dia hanya melihat kearah depan dengan wajah datarnya.
"lo tahu kan apa yang akan lo lakukan saat di sekolah?jauhi gue, jangan caper lagi sama gue,karena gue muak liat muka lo,"
Tiba-tiba dada Queen sesak mendengar penuturan orang yang sangat dia cintai, menjauhi.... Apakah dia bisa? Tentunya Queen tidak akan bisa, Ellison segalanya bagi Queen.
" Sekeras apapun pun lo berusaha, tetap gue enggak akan bisa mencintai lo. Gue masih sangat mencintai uin, Vale. Gue tau uin enggak akan bisa kembali lagi,separuh hidup gue sudah hilang apakah gue bisa hidup?"
Ellison menundukkan kepalanya kebawah, dia berusaha tidak menangis didepan Queen. Saat ini dia sangat merindukan uinnya.
" Baik kak. Aku akan dengerin perkataan kamu" Kata Queen berusaha keras untuk tidak bergetar.
" baguslah kalo lo nyadar"
Ellison bangkit dari duduk nya dan berjalan ke dalam untuk menghampiri keluarganya meninggalkan Queen yang hanya memandang punggung pemuda itu yang mulai hilang dari pandangan matanya.
Perasaan Queen bercampur aduk, senang karena Ellison masih sangat mencintainya. Sedih karena Ellison tidak bisa mengenalnya.
"maafkan aku, aku enggak bisa jujur sama kak Ell, " lirih Queen mulai menangis.
seru cerita nya🙏
GK jd mewek UIN🤭
ko ada aja yg GK suka