Seorang murid mesti mematuhi apa kata gurunya. meskipun itu sulit. yah mengambil senjata ampuh memang bukan perkara mudah. bakalan ada halangan dan rintangan. baik di perjalanan maupun menghadapi musuh. namun semua di perlukan untuk melakukan perjalanan ke barat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3112, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 20
“Sudah?“ ujar Yin-ying saat sudah lumayan lama mereka berhenti di Lokasi tersembunyi tadi, sembari memperhatikan sekitar.
Kalau-kalau masih ada kelebatan manusia yang Tengah memburu mereka. Karena bagaimanapun lawan mereka juga bukan orang main-main yang bisa saja sudah ada di situ tanpa di ketahui. Walau kali ini Nampak senyap.
“iya…“
Hong-li segera berdiri dan posisi luka sedikit terlindungi juga oleh kain dan sedikit istirahat tadi sekiranya mampu untuk memulihkan kekuatan dan tenaganya agar sedikit baik. Dengan begini, sudah sedikit tidak sakit. Serta kalau ada benturan juga sedikit di redam. Namun kalau sangat parah juga tak bakalan mampu menahannya. Setidaknya kalau untuk yang sekedarnya, maka akan bisa di tahan. Terutama nanti kalau berkendara dengan kecepatan tinggi, paling tidak, tak terpengaruh oleh guncangan hebat. Sebab, namanya luka, kalau terkena seperti itu, pasti ada pengaruhnya. Walau bagaimanapun Namanya juga perjalanan, pasti ada pengaruh terhadap luka tadi. Sehingga apa-apa menjadi satu hal yang mengerikan. Dengan begitu pelindung yang kuat bakalan bisa menjadi sesuatu yang menyelamatkan. Walau bukan hal yang Istimewa. Namun demikian saja sudah menjadi hal yang bagus. Jadi membuat segala sesuatu ada manfaatnya. Begitu saja baik. Apalagi dengan pengobatan yang bagus dan dengan obat yang special, maka akan semakin cepat proses penyembuhannya. Apalagi dengan kondisi badan yang baik akan semakin cepat hal tadi berlangsungnya. Juga di imbangi dengan istirahat yang cukup, akan semakin membantu.
“Ayo, naik lagi.“
“Heeh..”
Kuda di persiapkan. Dia juga sedikit bisa menata nafas. Walau belum sempat berbuat apa-apa, dan belum mengisi perut. Tapi bisa ngaso sedikit, sudah bisa untuk melakukan kegiatan berikut nya. Hal demikian saja sudah lumayan.
“Kau di belakang,“ ujar Yin-ying sebelum mereka naik ke pelana kuda. Dengan posisi begitu maka akan bisa lebih cepat Langkah kaki kuda mereka. Karena dalam mengendalikan juga agak lega. Serta luka yang di sandang bisa sedikit terlindungi. Baik dengan memegang atau dengan menangkupkan tangan. Serta pandangan tidak terhalang oleh badan Perempuan itu.
“Tapi… “
“Ya…“
“Biar kita bisa lebih cepat sampainya di perguruan. dan kita bakalan banyak di bantu anak-anak lainnya.“
Sambil berkata demikian, mereka menata diri di atas kuda. Lalu mulai berjalan. Awalnya pelan. Lalu mulai cepat. Kuda itu masih sangat Tangguh dalam membawa beban dua orang saja. Walau jika dalam perjalanan Panjang juga belum tentu akan seperti sekarang. Apalagi sebelumnya terjadi duel maut. Sehingga sedikit banyaknya ada luka gores pada diri si kuda. Walau tidak terlampau parah, sedikit banyaknya ada rasa perih pedih.
“Apa mereka sudah kelihatan?“
“Belum sih.“
Di belakang belum ada derap Langkah orang. Dan di sekeliling sana tak Nampak ada pergerakan. Menandakan belum ada orang lain selain mereka. Serta tidak menampakkan kedatangan musuh. Ini yang membuat pikiran mereka sedikit bingung. Antara nyaman atau justru bahaya mengintai. Itu yang malah membuat semakin mewaspadai diri. Jangan sampai lena, karena berpikiran tak ada siapapun, nyatanya apapun bisa membuat bencana. Alam yang tenang ini jangan sampai hidup serta bergerak sendiri-sendiri yang mengakibatkan segalanya menjadi kacau di belakangnya.
“Cuma, di takutkan, mereka malahan sudah di depan, dan mencegat kita. mengingat jumlah mereka sangat banyak. jadi beberapa di antaranya, mungkin bakalan menghadang kita.“