" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Coba saja
" Ada apa Lagi" Tanya Sulaiman kembali menatap lurus ke depan membiarkan Zahra duduk di sampingnya.
"Aku ingin berkunjung ke rumah teman ku.. Boleh ya..." Bujuk Zahra tersenyum manis pada suaminya.
" Untuk apa lagi kau ke tempat teman mu. Lebih baik kau kemas beberapa barang yang ingin kau bawa. Kita akan tinggal di rumah kau menginap tempoh hari" kata Ustadz Sulaiman tanpa melihat pada Wajah Zahra Yang sudah Cemberut.
Zahra mengepal kan tangannya " Ya sudah, aku tetap ingin ke rumah teman ku. meski tanpa ijin mu'' Ketus Zahra pada Suaminya
" Coba Saja jika kau berani Zahra.. " Kata Sulaiman berdiri dari Duduknya dengan wajah Datar nya.
Melihat wajah Datar suaminya Zahra langsung bungkam. Dia tiba tiba jadi Ciut melihat wajah Suaminya.
Ustadz Sulaiman melangkah Naik ke kamar Zahra. Zahra juga menyusul suaminya dari belakang.
Zahra melihat Suaminya yang masih dengan wajah Datarnya. Zahra melangkah pelan menghampiri suaminya.
" Mas... " Panggil Zahra dengan suara Lembut mencoba membujuk suaminya. menggunakan panggilan terbaik nya
Tapi ustadz Sulaiman diam Saja dengan Tasbih di tangannya sambil berzikir. emosinya benar benar terpancing dengan sikap Zahra Yang tidak ingin mendengarnya.
" Baik lah.. Aku minta Maaf... Sebenarnya aku ingin mengunjungi sahabat ku yang bernama Ayuna.. Kemarin dia tidak hadir di hari pernikahan kita. Aku mengkhawatir kannya... Ayuna beda dengan teman teman ku yang lainnya. Dia juga sering kok temani aku ke Panti Abi" Jelas Zahra membujuk Suaminya.
Ustadz Sulaiman masih diam. Tapi emosinya sudah mereda mendengar ucapan istri.
Melihat wajah suaminya sudah tidak sedatar tadi Zahra kembali meneruskan ucapannya. " gimana jika pak ustadz temani aku saja. agar pak ustadz tau jika aku tidak bohong." ajak Zahra pada suaminya.
Sulaiman melihat pada Zahra yang memelas. " Bersiap la" singkat ustadz Sulaiman.
Zahra mengembang kan senyuman nya. " Makasihhhh" Antusias Zahra tanpa sadar memeluk suaminya dan mengecup pipi Ustadz Sulaiman yang membuat nya membeku di tempat oleh perlakuan Zahra.
Zahra juga tersadar dari perlakuannya. dia langsung menarik tangan nya dari tubuh Sulaiman dan berusaha terlihat santai.
" Aku bersiap dulu." kata Zahra membalikan tubuhnya untuk menutupi wajahnya yang bersemu merah
Apa yang kau lakukan Zahra... lancang sekali kau... ingat Zahra, kalian sudah menikah, dia bisa meminta haknya kapan saja. jangan mancing deh Zahra. Batin Zahra memegang dadanya yang berdebar debar Melangkah ke ruang ganti untuk mengganti pakaian nya.
Setelah siap Zahra dan suaminya pamit pada ibu Zahra.
,,,,,,,,,,,,,,
Ustadz Sulaiman dan Zahra sudah tiba di kontrakan Ayuna. " Bentar ya pak ustadz " Zahra turun dari mobil menghampiri kontrakan Ayuna.
Tok tok tok
Zahra mengetuk pintu kontrakan Ayuna dan ibunya.
" Assalamualaikum buk, Ayuna" panggil Zahra tapi tidak ada yang menyahutinya.
" Kemana mereka " gumam Zahra.
Kebetulan ada bapak bapak yang lewat " Neng Zahra. cari Ayuna nya Neng" tanya bapak bapak itu.
" Iya pak. apa bapak liat Ayuna dengan ibunya enggak pak?" tanya Zahra
"Mereka ada di kuburan Yang tidak jauh dari sini Neng. ibu neng Ayuna meninggal semalam. ini kami juga baru kembali dari memakamkan ibunya Neng Ayuna." jelas bapak bapak itu yang membuat Zahra benar benar kaget
karena Ayuna tidak menghubungi nya tentang Ibu nya yang baru saja meninggal.
suara nya sudah kembali kah Thor??
katanya gak bisa keluar suaranya thor