NovelToon NovelToon
Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Petir Abadi Dan Tawa Di Antara Kematian

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Reinkarnasi / Fantasi Isekai
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Raven Blackwood

mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.

Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.

Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Panggung Para Pejuang

Suara sorak-sorai penonton semakin memekik ketika seorang petarung lain memasuki arena. Kaelan duduk di salah satu bangku tribun, matanya memerhatikan pergerakan di bawahnya. Baru saja dia menyelesaikan pertarungan pertamanya, namun sensasi adrenalin masih mengalir deras dalam darahnya. Arena kini menampilkan pertarungan antara dua petarung yang tampaknya jauh lebih berpengalaman dari kebanyakan peserta lain.

Di hadapannya, dua petarung besar saling berhadapan. Yang pertama adalah seorang pria bertubuh raksasa dengan otot sebesar baja, mengenakan pelindung logam hitam yang tebal. Pedang raksasa tergenggam di tangannya, tampak seperti cabang pohon tua yang siap ditebaskan kapan saja. Di sisi lain, lawannya adalah wanita berambut merah dengan baju zirah ringan. Dia membawa tombak panjang yang berkilauan di bawah cahaya matahari, gerakannya lincah dan berbahaya.

Kaelan dapat merasakan ketegangan di udara saat kedua petarung ini siap untuk bertarung. Mereka bukan petarung biasa. Dari aura kiryoku mereka yang memancar kuat, Kaelan tahu bahwa kedua orang ini adalah lawan-lawan yang sudah berkali-kali merasakan pertempuran hidup dan mati.

“Menarik,” gumamnya sambil memperhatikan, “mereka lebih kuat dari kebanyakan di sini.”

Dari sisi lain tribun, seorang pria duduk mendekati Kaelan. Wajahnya dipenuhi senyum ramah, dan tubuhnya dilapisi pakaian petualang biasa, tidak ada yang istimewa dari penampilannya. Namun, Kaelan bisa merasakan sesuatu yang berbeda dari pria ini. Dia memancarkan aura ketenangan yang dalam, seperti orang yang sudah lama terbiasa dengan bahaya.

“Kau terlihat tertarik dengan pertarungan ini,” kata pria itu tanpa memperkenalkan diri. Suaranya tenang, seolah sudah akrab dengan kekerasan dan kekuatan.

Kaelan melirik ke arahnya, merasa penasaran. "Tentu saja. Mereka berbeda dari yang lain."

Pria itu tertawa kecil. "Mereka adalah petarung yang sudah pernah masuk ke daftar 100 orang terkuat di dunia, meskipun sekarang mungkin hanya bertahan di peringkat bawah."

Mendengar hal itu, Kaelan tersentak. Daftar 100 orang terkuat adalah legenda tersendiri di dunia ini. Tidak hanya sekadar menunjukkan kekuatan fisik, tetapi juga kekuatan spiritual, teknik, pengalaman, dan nama besar. Mereka yang masuk daftar itu tidak hanya diakui karena kemampuan bertarungnya, tetapi juga memperoleh berbagai keistimewaan yang luar biasa.

"100 orang terkuat, ya?" Kaelan tersenyum, merasa tertarik.

“Ya. Orang-orang yang masuk daftar itu mendapatkan banyak hal yang orang biasa hanya bisa impikan. Mereka mendapatkan kebebasan untuk masuk ke dungeon milik kerajaan manapun tanpa prosedur, tanpa izin,” jelas pria itu, matanya berkilat penuh pengetahuan. “Mereka juga bisa melangkah masuk ke tempat-tempat rahasia atau yang butuh prosedur rumit tanpa perlu melalui birokrasi. Bahkan identitas mereka, jika mereka ingin, bisa dilindungi dari catatan publik.”

Kaelan menatapnya dengan serius. "Jadi mereka bukan hanya kuat, tapi juga punya keistimewaan?"

"Betul," pria itu mengangguk. "Banyak kerajaan yang bahkan membebaskan mereka dari hukum biasa, selama tidak ada pembantaian massal atau pelanggaran berat terhadap perjanjian antar-kerajaan. Mereka dianggap sebagai sosok yang berada di atas hukum."

Ini informasi yang sangat menarik bagi Kaelan. Dia sudah tahu bahwa dunia ini penuh dengan kekuatan yang mengagumkan, tetapi mendengar bahwa ada sekelompok orang yang sedemikian berkuasa, bahkan dalam ranah hukum dan politik, membuat ambisinya semakin berkobar. Mendapatkan tempat di antara mereka, menguasai segala sesuatu tanpa terikat batasan, adalah sesuatu yang benar-benar cocok dengan ambisi gilanya.

Di tengah pembicaraan mereka, terdengar suara benturan keras dari arena. "Duum!" Pria bertubuh besar itu menebaskan pedangnya dengan kekuatan yang begitu dahsyat hingga tanah di sekitarnya bergetar. Namun, wanita berambut merah itu dengan lincah menghindar, melompat ke udara dan menyerang balik dengan tombaknya, menusuk ke arah celah di antara zirah pria besar tersebut.

"Zash!" Darah memercik, dan suara sorak-sorai penonton meledak. Serangan wanita itu mengenai sasarannya, membuat pria besar tersebut terhuyung mundur, tapi dia belum jatuh. Sebaliknya, dia justru semakin marah. Dengan erangan keras, pria itu kembali maju, mengayunkan pedangnya dengan keganasan yang lebih besar.

Kaelan memperhatikan setiap gerakan dengan cermat. Setiap serangan, setiap gerakan menghindar, semuanya adalah pelajaran bagi dirinya. Dia tahu bahwa dalam turnamen ini, bukan hanya kekuatan yang akan menentukan pemenang, tapi juga kecerdikan, pengalaman, dan kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan.

"Jika kau serius tentang kekuatan, kau harus memikirkan bagaimana caramu menghadapi mereka," pria di sebelahnya melanjutkan. "Banyak dari mereka telah bertahun-tahun bertarung, berlatih, dan menyempurnakan teknik mereka. Bahkan jika kau punya bakat, pengalaman adalah sesuatu yang tak bisa diabaikan."

Kaelan mengangguk pelan, menyimpan semua informasi itu di dalam pikirannya. "Aku akan mengingatnya."

Pertarungan di bawah berlanjut dengan intens. Pria besar itu akhirnya mulai kehilangan kecepatan, dan wanita dengan tombak merahnya terus memberikan tekanan tanpa henti. Setiap serangan semakin presisi, dan akhirnya, dengan serangan kilat terakhir, tombaknya menembus pertahanan pria itu, mengakhiri pertarungan dengan satu tusukan bersih di leher.

"Skraaarrr!" Terdengar suara dari benturan logam dan tulang saat tubuh pria besar itu jatuh dengan bunyi "thudd!" yang menggema di seluruh arena. Penonton bersorak lebih keras dari sebelumnya, kegembiraan mereka memuncak dengan kemenangan wanita itu.

Kaelan berdiri dan mengamati kerumunan penonton di sekitar. Mereka semua terhanyut dalam adrenalin pertarungan yang baru saja usai, tetapi di balik sorak-sorai itu, Kaelan hanya merasa lebih fokus. Dia tahu bahwa turnamen ini bukan sekadar hiburan. Ini adalah tempat di mana para pejuang terkuat saling bertemu, dan lebih penting lagi, ini adalah peluang untuk membuktikan dirinya.

Pria di sebelahnya menepuk pundak Kaelan ringan, sebelum pergi. "Kita akan bertemu lagi di medan pertempuran. Semoga kau siap menghadapi apa yang ada di depan."

Kaelan hanya tersenyum tipis. "Aku selalu siap."

Pertarungan-pertarungan terus berlanjut di hari itu. Kaelan mempelajari setiap pertarungan dengan cermat, memastikan dia mendapatkan wawasan sebanyak mungkin dari lawan-lawan yang lebih kuat darinya. Dia tahu bahwa kesempatan ini terlalu berharga untuk dilewatkan. Dan satu hal yang pasti, dia tidak akan berhenti sampai namanya diakui di antara para petarung terkuat di dunia.

Hari sudah semakin sore ketika turnamen hari itu usai. Kaelan kembali ke penginapannya dengan pikiran yang penuh strategi dan ambisi baru. Pertarungan hari ini hanyalah awal, dan di depan sana, masih ada banyak rintangan dan lawan yang harus dihadapi. Tapi bagi Kaelan, inilah yang dia inginkan pertarungan tanpa henti, dan tantangan yang semakin besar.

Malam itu, Kaelan duduk di tepi jendela kamarnya, menatap langit yang perlahan menggelap. Di dalam dirinya, ada api yang semakin berkobar. Dia tidak sabar untuk merasakan pertarungan yang sesungguhnya pertarungan di mana nyawa dipertaruhkan, dan hanya mereka yang terkuat yang bisa bertahan hidup.

1
Hr⁰ⁿ
bagus Thor,tpi tolong di perbaiki aja si buat bicara dan untuk bicara dalam hati,agak pusing kalo baca lngsung kaya gitu,
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏
Raven Blackwood: masukkan yang menarik, di bab selanjutnya langsung saya pakai nih saran nya, thanks.
Raven Blackwood: siap, terimakasih masukannya
total 2 replies
Hr⁰ⁿ
mantap Thor lanjutkan
Shion Fujino
Merasuki jiwa
Mia001
semangat kak
Raven Blackwood: terima kasih 😁
total 1 replies
Mia001
Semakin di baca semakin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!