Arina khumaira putri seorang ibu rumah tangga, dengan 3 orang anak yg masih kecil yang dipanggil Bunda, Anak pertama bernama Muhammad Gala Samudera berumur 8 thn dipanggil Gala, Anak kedua seorang perempuan bernama Arumi Chintya Ananda berumur 3 tahun dipanggil Rumi, Anak ketiga bernama Muhammad Raihan Al Gibran di panggil Al.
Aku harus meninggalkan rumah bersama ketiga buah hatiku dan kota tempat kami tinggal secara diam- diam tanpa sepengetahuan suamiku dengan bantuan sahabatku astrid, akibat kekerasan fisik yang aku dapatkan dari suamiku seminggu yang lalu membuat aku membulatkan tekad ku untuk pergi meninggalkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sha-Queena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33. Kebahagiaanku saat ini adalah anak-anakku
"Ternyata dugaan aku memang tidak salah tentang si Mata Elang" gumam Arina
Arina tak langsung membalas DM tersebut, karena mau siap-siap untuk sholat ashar karena masjid sudah berbunyi menandakan sebentar lagi masuk waktu sholat ashar.
Aku melihat kakak Gala sudah siap-siap ke masjid, sedangkan kedua adiknya sudah tertidur lagi dikasur yang ada dikarpet dibawah dekat tempat tidur.
"Sayang adiknya dari tadi tidur ya" tanyaku ke Gala
"Baru kok Bunda, capek kali Bunda akhirnya mereka tertidur, Gala ke masjid dulu ya Bunda...Assalamu alaikum"
"Waalaikum salam" jawabku dan berlalu kekamar mandi buat ambil wudhu dulu.
Setelah melakukan sholat ashar dan dzikir, Arina mengambil ponselnya, rencananya dia mau membalas DM dari farid yang dia kirim tadi siang.
[Waalaikum salam kak...maaf Arina baru balas karena Arina tadi lagi tidur, kakak mata elang...ehhh salah kak Farid tidak perlu meminta maaf karena Arina anggap tidak ada yang salah, yang salah disini Arina sendiri yang tidak bisa menjaga dan menutupi aib keluarga Arina sendiri, Arina tidak marah kok sama Astrid juga, hanya sedikit kecewa saja namun Arina juga harus sadar diri kalo semua yang Astrid, kak Farid, papa dan mama semata mata demi kebaikan dan keselamatan Arina, jadi Arina mau berterima kasih yang sebesar besarnya kepada kak Farid sekeluarga sudah mau care dan sayang sama Arina, tapi Arina mau tanya ke kak Farid, maksud dari kak Farid bilang sayang sama Arina itu dalam versi apa ya?]
Send....
Akhirnya DM balasan sudah Arina kirimkan ke akun bernama mata elang, yang tak lain adalah Farid, dan Arina tahu saat ini pasti Farid lagi ke masjid untuk sholat ashar sehingga Arina tidak berharap akan terbalas DM nya saat ini.
Arina akhirnya kedapur sambil membawa ponselnya karena mau melihat pesanan puding dari teman-teman kak Farid.
Setelah menyiapkan semua bahan untuk dua buah puding yang rencana arina buat sore ini, agar tidak keteteran nanti malam dan besok subuh.
Arina berkutat didapur dengan peralatannya dan tak terasa sudah sejam lebih dia didapur dan 2 puding sudah selesai dibuat tinggal tunggu agak dingin baru dimasukkan ke lemari pendingin, nanti malam rencananya yang dua ini jadi mau langsung arina hias dan beri toping buah.
Setelah membuat puding Arina lanjut memasak untuk makan malam bersama anak-anak, karena untuk suaminya arina tak pernah berharap dia mau makan semeja dengan arina dan anak-anak, katanya waktu itu anak-anak nya terlalu berisik dimeja makan...namanya juga anak-anak mereka hanya tahu berbicara apa adanya.
Tak berapa lama ponselnya yang arina simpan diatas meja makan berbunyi, menandakan ada pesan yang masuk.
Sementara dirumah Astrid, setelah melakukan sholat ashar di masjid Farid mengecek ponselnya siapa tau ada yang penting dari kantor, karena biasanya walaupun hari libur tapi kalo ada yang urgent tetap akan masuk kantor.
Mata farid terbelalak ketika melihat ada Dm dari Arina dan sangat panjang sekali.
Farid membacanya secara perlahan dan berusaha memahami isi dari chat Arina, namun di akhir chat Arina dimana ada pertanyaan Arina yang membuat Farid jadi salah tingkah sendiri, karena sudah berani mengungkapkan perasaannya ke Arina, dan Arina menanyakan maksud dari kata-katanya itu.
"Wah aku harus jawab apa ya" tanya Farid dalam hati karena dia juga bingung sendiri akan menjawab apa.
Akhirnya farid mencoba menjawab pertanyaan Arina dengan jujur, tanpa ada lagi yang dia tutupi, toh akan lebih lega karena dia sudah berani mengatakan nya sendiri.
[Maaf ya dek tanpa maksud atau menginginkan sesuatu terjadi pada rumah tanggamu, tapi ini hanya berdasar dari hati kakak yang terpatri kepadamu sejak dulu, namun kakak yang kurang gentlemen untuk mengakuinya kepadamu, padahal saat itu kamu belum terikat dalam status pernikahan, yah namanya sudah terjadi dan kakak bisa apa karena jodoh kamu saat itu sudah ada, jadi kakak hanya bisa memendam rasa ini, tapi mengetahui kamu sedang tidak baik-baik saja bersama anak-anak dalam rumah tanggamu, aku tidak bisa menutup mata dan telingaku dek, karena itu perasaan dari hatiku yang selalu ingin melindungi dan membuat kamu bahagia, walau itu kakak lakukan dalam diam, dan kakak juga tidak mau egois kalo sebenarnya kamu juga butuh privacy yang mana kamu mau menyelesaikannya dengan caramu, tapi kakak hanya takut kamu kenapa kenapa, atau anak-anak yang jadi korban, jadi kakak mohon terimalah bantuan dari kakak, atau dari keluarga kakak untuk melindungi kalian, terlepas itu masalah hati kakak, kamu tidak usah pikirkan biarlah rasa itu kakak sendiri yang akan menjaganya dek]
Send....
Dirumah Arina telah selesai memasak untuk makan malam, dia membuat telur rebus yang dimasak semur, dan sayur tumis kangkung namun tidak pedas karena rumi dan al belum bisa makan pedas.
Setelah memasak Arina mencuci semua peralatan masak nya, dan membersihkan dapurnya yang tadi agak berantakan sehingga sekarang sudah bersih dan kinclong lagi.
Arina mau kekamar anak-anak untuk melihat apakah sudah bangun atau belum, namun arina sempatkan melihat ponselnya terlebih dahulu, dan ternyata sudah ada balasan dari kak farid
Arina duduk kembali di kursi makan setelah membaca balasan kak Farid, dan dia tidak menyangka kalau selama ini kak Farid menyimpan rasa padanya, dan itu Arina tidak tahu dan menyadarinya.
Sekarang Arina yang bingung mau menjawab apa, sehingga Arina hanya memandang ponselnya saja sejak tadi, tanpa berniat untuk membalasnya, jadi arina memilih ke kamar anak-anaknya, karena dia juga ingin segera mandi sebelum masuk waktu sholat magrib.
Sesampai dikamar anak-anak, Arina melihat kak Gala, Rumi dan Al sudah mandi dan sudah wangi, ternyata anak sulungku sudah bisa diandalkan dalam membantuku untuk mengurus adik-adiknya...mungkin tadi kaka Gala melihat aku sangat sibuk didapur sehingga dia berinisiatif memandikan adiknya dan adiknya juga tumben tidak ada drama dalam proses mandiri kali ini.
"MasyaAllah anak-anak bunda sudah rapi dan wangi....pasti ini kaka gala yang membuat adik-adiknya jadi tambah cantik dan ganteng" tanyaku sambil memeluk anakku Gala
"Iya bunda Gala tadi liat Bunda sibuk, jadi Gala coba bujuk adek untuk mau mandi dan bepakaian yang rapi dan untungnya mereka langsung mau" jelas kakak Gala
"Alhamdulillah anak-anak bunda semuanya sudah bisa membantu bunda ya nak...bunda bahagia sekali" ucapku tulus ke anak-anakku sambil memeluk mereka bertiga dan saat ini mereka bertiga adalah pusat kebahagianku, aku bahagia jika anak-anakku juga bahagia dan senang.
"Kami mau bunda bahagia dan tidak bersedih lagi, karena Gala dan adik-adik akan selalu membuat bunda bahagia dan tersenyum" ucap Gala sambil mencium pipiku
Ya Allah tidak ada yang membuatku bahagia saat ini adalah melihat mereka bertiga tersenyum bahagia didekatku...lindungilah aku dan anak-anakku Ya Allah.
terutama suamimu biar tahu diri