NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Terpaksa Menikah Dengan Mas Duda

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Nadya Ayu

Arumi harus menelan kekecewaan setelah mendapati kabar yang disampaikan oleh Narendra, sepupu jauh calon suaminya, bahwa Vino tidak dapat melangsungkan pernikahan dengannya tanpa alasan yang jelas.
Dimas, sang ayah yang tidak ingin menanggung malu atas batalnya pernikahan putrinya, meminta Narendra, selaku keluarga dari pihak Vino untuk bertanggung jawab dengan menikahi Arumi setelah memastikan pria itu tidak sedang menjalin hubungan dengan siapapun.

Arumi dan Narendra tentu menolak, tetapi Dimas tetap pada pendiriannya untuk menikahkan keduanya hingga pernikahan yang tidak diinginkan pun terjadi.
Akankah kisah rumah tangga tanpa cinta antara Arumi dan Narendra berakhir bahagia atau justru sebaliknya?
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi pada calon suami Arumi hingga membatalkan pernikahan secara sepihak?
Penasaran kisah selanjutnya?
yuk, ikuti terus ceritanya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 28

Suasana kediaman Bagas tampak lengang sejenak. Arumi masih terisak di pelukan sang mertua sementara kedua orang tua Vino tampak tersenyum puas.

Bukan tanpa alasan mereka melaporkan Narendra ke penjara, selain karena dendam yang telah mendarah daging kepada keluarga Bagas, mereka juga ingin menguasai warisan dari Pradipta yang dikhususkan untuk Narendra sebagai salah satu cucunya. Sesuai isi surat wasiat yang mengatakan bahwa ketiga cucunya harus selalu berkelakuan baik dan tidak berurusan dengan hukum atau melanggar hukum.

Kedua pasangan paruh baya itu seakan merasa tengah berada di awang-awang sebab telah berhasil menyisihkan salah satu Pengganggunya. Namun, tanpa mereka sadari jika kelakuan mereka bahkan jauh dari kata baik.

“Sudahlah, suamimu memang pantas dipenjara, salah sendiri ganggu anak saya!” cetus Silvi menatap malas ke arah Arumi yang masih menangis di dalam dekapan sang mertua.

Mendengar hal itu, Arumi seakan naik pitam, ia begitu ingin melenyapkan wanita berbisa di hadapannya andai kata dirinya kebal akan hukum.

“Jangan menjelekkan suamiku, jika kelakuan putramu saja sangat buruk. Seharusnya Vino, lah yang dipenjara, bukan Narendra!” pekik Arumi menatap tajam ke arah Silvi.

Hal ini terlalu mendadak sehingga Arumi tidak bisa mencerna dengan baik semua yang telah terjadi padanya. Ia yang semula merasa begitu rendah, setelah mendapatkan dukungan dari suami dan keluarganya, kini menjadi sedikit berani untuk menyuarakan kata hatinya.

“Sudah, Sayang … percaya sama Mama, Naren akan baik-baik saja,” ucap Dewi menghibur menantunya.

“Lancang sekali mulutmu itu! Jangan pernah sebut nama putraku dengan mulut busukmu itu. Sekali lagi kamu bicara lancang seperti itu, saya tidak akan segan-segan mengirim kamu menyusul suamimu!” sinis Silvi.

Wanita paruh baya itu masih tidak terima jika ternyata Narendra yang pada akhirnya menikahi Arumi hingga membuat kesempatan putranya untuk mendapatkan warisan lebih banyak pun tidak jadi. Silvi sedikit menyesal sebab tidak mendorong putranya untuk benar-benar menikahi Arumi dan menceraikan wanita itu setelah mereka berhasil mendapatkan warisan dari mertuanya.

“Sudahlah, Ma. Ayo, urusan kita sekarang sudah selesai, saatnya kita pulang dan biarkan mereka meratapi kemalangan ini sendirian. Papa juga sudah nggak nyaman berada di gubuk jelek ini.” Bastian mengajak sang istri untuk segera pergi dari sana.

“Ya, sebaiknya kalian pergi dari gubuk jelek ini!” tegas Bagas pada adiknya.

Kedua orang tua Narendra memang masih saling diam. Mereka tidak ingin membuang tenaga mereka untuk meladeni tingkah Bastian dan istrinya yang memang tidak akan pernah bisa baik kepada keluarganya.

Beruntung mereka memiliki kekuatan yang bisa memutar balikkan keadaan. Sehingga kini mereka tidak perlu bekerja lebih keras untuk membebaskan Narendra. Ya, itulah sebabnya kedua orang tua Narendra sama sekali tidak protes seperti apa yang dilakukan oleh Arumi.

“Kalian sudah kalah, jadi jangan sok-sokan berani! sampai kapanpun kalian akan tetap berada di bawahku!" ejek Bastian.

Karena sudah tidak memiliki tujuan lagi, Bastian dan Silvi pun akhirnya pulang dengan membawa kemenangan yang sedari tadi mereka bayangkan.

Dewi dan Bagas membawa Arumi untuk duduk di sofa dan meminta Bibi untuk membawakan minum untuk menantunya.

Arumi masih terdiam, otaknya berpikir begitu keras, memikirkan cara untuk membebaskan suaminya dari penjara.

Beberapa detik kemudian, Galendra dan Satria tiba di rumah setelah sebelumnya Dewi juga sempat memberitahu keduanya. Mereka berpapasan dengan Silvi dan Bastian yang baru saja keluar dari rumah dengan senyum bahagia.

Galendra segera masuk dan disusul oleh Satria di belakangnya.

“Ma, Pa?” panggil Galendra.

Pria itu baru saja kembali dari mengunjungi salah satu bisnisnya setelah mendapatkan kabar dari sang mama untuk Segera pulang.

Ketiga orang yang tengah duduk di sofa itu pun menoleh, Arumi yang melihat kedatangan Galendra pun tidak kuasa menahan air matanya lagi. Wajah yang hampir serupa dengan suaminya ada di sini sementara suaminya sendiri sedang dibawa polisi.

Meski merasa masih asing dan kurang akrab, tetapi Arumi tetap beranjak dari duduknya dan menghampiri Galendra dan menggenggam tangan pria itu dengan erat.

“Mas Galen, tolong bantu suamiku, bebaskan Naren dari penjara, Mas, aku mohon,” pinta Arumi dengan memelas.

Wajah memerah dengan mata sembab itu terus meminta pertolongan kepada saudara kembar suaminya. Arumi yakin, pria itu bisa membantunya.

“Eh, a-anu, tunggu sebentar.” Galendra kelabakan menenangkan Arumi “jadi, Naren beneran dibawa polisi?” tanyanya dengan raut terkejut.

“Iya, Mas … jadi, aku mohon tolong bantu Naren,”

Galendra dan Satria saling berpandangan. Dengan segera pria itu meminta Arumi untuk tenang dan kembali duduk bersama kedua orang tuanya.

Arumi hanya menurut, wanita itu kembali duduk di samping mama mertuanya sementara Bagas menjelaskan kronologi singkatnya dari awal kedatangan Bastian hingga Narendra dengan tenang bersedia untuk ikut bersama mereka.

Mereka tidak segan memberitahu Satria sebab pria itu sedikit banyak pasti mengetahui apa yang sudah dialami oleh Narendra. Itulah sebabnya Dewi meminta Satria untuk datang.

“Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang? Mereka sudah membawa bukti visum dan juga saksi yang bisa menguatkan laporan mereka?” tanya Galendra.

“Itulah kenapa Papa minta Mamamu untuk menghubungi Satria agar dia juga datang ke sini,” jawab Bagas membuat Galendra sedikit kurang paham.

“Maksud Papa?”

Satria melirik ke arah Wanita yang masih mengenakan seragam kerjanya itu tampak begitu murung.

“Tadi pagi sebelum Naren berangkat ke kantor, dia menyempatkan diri menemui papa. Dia mengatakan kalau Vino dan keluarganya pasti tidak akan tinggal diam dan akan menyeretnya ke kantor polisi. Sehingga Naren minta Papa untuk membawa bukti yang dipegang Satria, bukan begitu, Satria?” jelas Bagas membuat Satria langsung menegakkan tubuhnya.

“Benar, Tuan,” jawabnya.

Malam di mana Narendra menanyakan tentang Vino, Narendra juga menyempatkan untuk menitipkan pesan dan meminta bantuan Satria untuk menyimpan bukti-bukti yang selama ini berhasil mereka kumpulkan karena tidak menutup kemungkinan Vino dan keluarganya akan menyerangnya dan benar-benar melaporkannya ke polisi.

“Saya sudah mengantongi beberapa bukti kejahatan yang dilakukan oleh Vino dan itu bisa kita jadikan senjata untuk melawan mereka. Tapi–” Satria menggantung ucapannya kemudian menatap Arumi seolah meminta persetujuan.

Arumi yang tidak mengerti maksud Satria pun hanya mengernyit heran. “Tapi apa?”

“A-anu, ini sebenarnya ada kaitannya dengan Anda selaku istri Tuan Naren,”

“Maksudnya?”

“Sebenarnya, beberapa hari yang lalu, Tuan Naren meminta saya untuk mencari informasi mengenai alasan Vino membatalkan pernikahannya, tapi bukan hanya mendapatkan jawaban, saya juga mendapatkan fakta yang lebih banyak dari itu,” jelas Satria yang merasa iba pada Arumi.

Arumi tentu terkejut, ia pikir Narendra tidak akan bertindak terlalu jauh, ia pikir Narendra tidak sepeduli itu padanya, tetapi kenyataannya Narendra justru secara diam-diam menguak fakta itu secara sembunyi-sembunyi. Ada perasaan senang karena ternyata Narendra pun penasaran dengan Vino, juga ada rasa menyesal dan takut karena ternyata Narendra juga mengetahui masa lalunya yang buruk dari orang lain.

“Jika itu bisa membuat Naren terbebas, maka lakukanlah,” jawab Arumi dengan mantap. tidak ia pedulikan harga dirinya, yang terpenting suaminya akan segera bebas.

1
suryani duriah
Luar biasa
Les Tary
anak buah yg ngintai o on suruh ngintai terang2an bukannya dpt informasi eh malah dicurigai
Konny Rianty
senang nya thorrrr" akhir yg bahagiaa...puas bc nyaaa
Emy Chumii
Luar biasa
Emy Chumii
bagus deh Arumi gak jadi ama Vino tukang celup 😪😪😪
Emy Chumii
makin seru..😎😎
sashi kirana
Luar biasa
yusuf b
Lumayan
Konny Rianty
Alhamdulillah" makasih thorr" cerita yg bagusss, jadi puass bc nyaaaa....
Konny Rianty
iya,si tua bangka, udh mau masuk lubang kuburrr...🤐🤐
Emy Chumii
mampir Thor 🙏
Astrid Kusuma Wardhani
rekan kerjanya juga gak beretika, nyebut bosnya Naren doang. gak jelas
Astrid Kusuma Wardhani
koq di depan rekan kerja, nyebut suaminya yang notabene bos di kantor cuma Naren doang? gak pake embel2 Pak atau Mas? gak beretika.
key
Luar biasa
Astrid Kusuma Wardhani
kasar banget jadi perempuan. kalau cuma teriak masih bisa dimaklumi..
#ayu.kurniaa_
.
Annik Widia Ariwati (Ummusaska collection)
bagus
Supriyany Acup
Luar biasa
Supriyany Acup
Lumayan
jumirah slavina
sekarang aja menolak... besok² klo gak ada tar kecarian...
🤪🤪🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!