NovelToon NovelToon
Segenggam Harapan

Segenggam Harapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Karina Sari

Rina dan Tiyo, dua siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas ternyata sama-sama memiliki perasaan yang sama.
"Kenalkan ini Jasmine, kekasihku" Dengan mudahnya Tiyo berkata seperti itu didepan Rina. kecewa dan marah yang Rina rasakan. dan Tiyo tidak bisa berbuat apapun, dia menerimanya karena perjodohan dari sang Ayah. Dengan meluapkan rasa kecewa dan emosinya, Tiyo mengikuti balap liar dan mengalami kejadian yang mengenaskan.
Sosok seseorang yang tiba-tiba mengaku dirinya sebagai Tiyo pun muncul di hadapan Rina.
Bagaimana sikap Rina? Dan apakah Rina percaya dia adalah Tiyo nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karina Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

"Pram?" Ucap Rina. Dan yang di panggil hanya tersenyum ke arahnya.

"Terimakasih sudah menjadi bantal dan gulingku." Ujar Rina dengan suara khas bangun tidur.

"Jangankan sebagai bantal dan guling. Jadi selimut pun juga mau" Goda Pram.

Rina hanya melotot dan menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Pram.

"Dasar otak gesrek" Umpat Rina.

Pram hanya tertawa mendengarkan umpatan Rina.

"Apa filmnya sudah selesai ?" Tanya Rina.

"Iya nona, filmnya sudah selesai tepat sekali bersamaan dengan mu bangun tidur." Pram menjawab pertanyaan Rina dengan senyum tipis.

"Oh, yasudah ayo kita pulang." Ajak Rina dengan meregangkan badannya.

"Apa ? Pulang?" Tanya Pram. Dan yang di tanya hanya menganggukkan kepalanya.

"Iya kan, terus kita mau ngapain di dalam bioskop ini ? Toh filmnya juga sudah selesai ?" Balas Rina dengan acuh.

"Ohhhh.. Jadi kamu kesini hanya numpang tidur saja ?" Tanya Pram penuh selidik.

"Hehehe, iya.. Lagian filmnya kagak jelas yasudah aku tinggal tidur. Sudah ah jangan berdebat ayok pulang." Ajak Rina yang langsung menarik tangan Pram keluar gedung.

Di tengah perjalanan menuju kantor, Pram menghentikan mobilnya tepat berada di dekat warung bakso.

"Ayo turun, kita makan dulu !" Ajak Pram dan langsung keluar dari mobil bentley nya.

Rina keluar dan melihat tempat bakso itu.

Flasback on..

"Kak, ini bakso terenak yang pernah aku coba. Kakak pinter sekali kalau nyari bakso yang enak." Kata Rina.

"Ini bakso langganan aku Rin. Aku sering kesini kalau lagi suntuk. Sekalian sama lihat sunset. Rasanya sangat indah Rin." Rina mendengarkan perkataan Tiyo sambil memakan baksonya.

"Oh ya kak ? Wahh indah banget dong." Kata Rina sambil memakan baksonya.

"Iya, kamu tau ketika aku lihat sunset itu aku selalu melihat bayangan seseorang di situ . Dan aku ingin bayangan itu menjadi nyata. Karena bayangan seseorang yang aku lihat itu sangat membuat hatiku tenang dan damai" Tiyo mengatakan itu dengan menatap Rina sangat dalam.

"wah kakak, puitis banget." Rina mengatakan itu dengan tertawa yang sangat keras. Tiyo pun juga tertawa mendengar jawaban Rina.

Flasback off ..

"Rin.. Kamu kenapa berdiri disini terus ? Ayok duduk sini." Ajak Pram.

"Pram, kenapa kita makan disini ? Apa tidak ada tempat lain?" Tanya Rina.

"Kenapa Rin, semenjak aku keluar dari rumah sakit. Menurutku disini tempat jualan bakso yang enak dan lihat sunset itu. Aku juga suka melihatnya. Apa kamu tidak suka berada disini?" Tanya pram dengan selidik.

"Aku suka pram, sangat suka. Tapi maaf, ini mengingatkan aku dengan Kak Tiyo." Rina menjawab dengan sangat hati hati.

"Aku tau Rin, kamu pasti mengingat itu. Aku tidak meminta kamu untuk melupakan masa lalu kamu. Karena itu adalah kenanganmu dan dia. Tapi, aku berharap kamu bisa menjadikan aku sebagai masa depanmu. Dan berawal dengan menutup masa lalumu dengan orang yang baru. Karena apabila kamu tidak menutup masa lalumu dengan orang yang baru, maka kamu akan selalu mengingat masa lalumu." Ujar Pram sambil menggenggam tangan Rina.

"Kenapa kamu ingin menjadi masa depanku Pram?" Tanya Rina.

"Karena setiap aku menutup mata , hanya kamu yang terlihat Rin. Kamu muncul bukan mulai sekarang Rin. Kamu muncul saat kamu masih memakai seragam abu-abu. Dan di waktu itu aku melihat mu sedang berteriak di tepi danau belakang sekolah. Aku tidak tau rasanya aku ingin mendekatimu tapi aku urungkan. karena aku tau kita waktu tidak saling kenal. Tapi sekarang aku mengenalmu, bahkan meskipun disini tidak ada jantung dari seseorang masa lalumu. Aku tetap ingin menjadi masa depanmu Rin." Rina yang mendengar penjelasan dari Pram hanya diam. Dia tidak bisa berkata apapun. Dia menundukkan kepalanya saat Pram melihatnya dengan tatapan yang sangat dalam.

"Aku hanya mengutarakan apa yang selama ini aku pendam Rin. Memang ini terlihat konyol , karena kita hanya bertemu beberapa kali. Kamu boleh mengatakan aku pembual atau apa terserah kamu. Tapi aku mengatakan yang sebenarnya." Pram mengatakan itu dan melepaskan genggamannya dari tangan Rina.

Rina yang melihat genggaman tangannya dilepas oleh Pram merasa canggung.Dan diam tak berkutik.

"Ehem.. Kamu jadi pesen bakso gak ? Kok malah diam. Tuh dengerin perutmu sudah berdisko" Kata Pram mencairkan suasana.

"Dasar, aku pesen 1 bakso gak pakai tahu" Ujar Rina.

"Siap nona." Balas Pram. Pram menghampiri tukang bakso itu dan memesan bakso.

"Maafkan aku Pram, aku hanya masih bingung dengan perasaan ini. Aku takut, masa lalu ku akan terulang lagi. Biarkan kita seperti ini dulu Pram, agar nanti suatu saat baik kamu atau aku yang membina rumah tangga terlebih dahulu rasa sakit yang kamu atau aku rasakan tidak terlalu dalam. aku mohon maafin aku Pram." Pram mengatakan dalam hati dengan melihat Pram yang sedang mengobrol dengan tukang baksonya.

"Kamu kenapa melihatku seperti itu ? Aku sudah bilang kan . Aku memang tampan, jadi jangan terlalu intens melihatku." Ujar Pram dengan berjalan menghampiri Rina.

"Kan mending aku yang lihat, dari pada wanita jadi jadian yang ngelihat kamu dengan intens" Jawab Rina dengan tertawanya yang khas.

"Oh, jadi kamu berharap wanita jadi jadian yang memuji ketampananku?" Pram menjawab sambil menuangkan sambal dan saos tomat ke dalam mangkoknya.

Rina tidak menjawab pertanyaan Pram, dia semakin tertawa mendengar perkataan Pram sambil memendam kesal.

Mereka mengobrol dengan menikmati keindahan sunset. Dan tidak lagi membahas tentang yang mereka bicarakan sebelumnya.

Persahabatan mereka berjalin sudah hampir 1 tahun.Pram selalu menggoda Rina dengan kata kata manis. dan Rina pun sudah hafal dengan kebiasaan Pram yang selalu menggodanya dan Rina juga hampir tiap bulan mengantarkan Pram untuk check kesehatan jantungnya.

"Rin, boleh aku bertanya sesuatu sama kamu?" Tanya Pram dengan menyesap kopinya.

"Hmm.. Tentu. Apa yang ingin kamu tanyakan ?" Tanya Rina kembali dengan membolak balikkan berkasnya.

"Apakah pertanyaanku yang 1 tahun lalu masih berlaku Rin. Bisakah aku menjadi masa depanmu ?" Tanya Pram dengan menatap Rina.

Rina menghentikan kegiatannya mendengar pertanyaan dari Pram.

Apakah Rina bisa menerima Pram sebagai masa depannya ?

1
emili19
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!