Halima Hartono itulah namaku.
Umur 21 tahun
Status janda anak 1
Dengan berat hati aku menerima perceraian dari suamiku, dan saat itu juga aku keluar dari rumah Besar mantan suamiku bersama Putri semata wayang ku.
Pulang ke rumah ke orangtua aku malu, karena aku yang mau nikah muda.
Dengan uang seadanya aku tinggal di sebuah kota kecil, sengaja aku cari dekat pasar, karena pikirku di pasar gampang cari uang.
Aku dapat sebuah kios yang cukup luas, ukuran 4x6, harganya setahun 30 juta, aku ambil dengan bayar 6 bulan.
Disinilah aku berada, di pasar Rakyat Sukamaju, karena sudah lama kios tidak disewa jadinya kotor
Saat membersihkan ruangan itu aku menemukan sebuah Cincin yang akan merubah kehidupan ku, bagaimana kisah-kisah hidupku silahkan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.30. Kenziro melawan
"Masih kecil sudah tidak tau sopan santun, dasar anak kurang ajar kamu, ucap Panji dan menampar Kenziro.
Tapi sayang, sumpit Kenziro dengan cepat menghajar tangan Panji hingga menimbulkan tanda.
"Kamu pikir saya tidak berani melawanmu, dan kamu pikir saya tidak tahu apa yang kalian perbuat pada Bundaku, jangan sok menjadi ayahku, karena kamu tidak pantas, bicara sopan santun, siapa yang tidak sopan, kalian datang menghina Bundaku, dan mengganggu kami lagi makan, orang bodoh saja tau mana yang benar dan salah.
Kalian membuang saya dan Bunda, dan sekarang kamu bicara sopan santun, hey Om, Ibuku dan kakekku sangat menjunjung harkat dan martabat orang, lalu keluargamu bagaimana, lihat itu Alfredo, karena kelakuan nya dia di keluarkan dari sekolah, apa dia tidak kalian ajarkan sopan santun juga.
Kata Bunda, anakmu itu akan lebih cerdas dari saya, buktinya mana, saya umur 3 tahun sudah bisa membaca, umur saya 6 tahun dan sudah SMP kelas 1, dan anakmu masih di stroller, hey Om, anakmu baru mau masuk SD, saya sarjana, apa.
Kamu bilang, untuk jadi pintar butuh modal besar, lihat ini, kakak angkatku, umurnya baru 8 tahun, tapi dia juga sudah SMP kelas 1, dari kecil dia hidup di Panti Asuhan, kamu tahu, aku seumuran anakmu, sudah lancar berbicara, bahkan sudah bisa jalan dengan sempurna, karena orang miskin, jadi harus kuat dalam bertahan hidup.
Suatu saat kamu akan menyesal, aku sudah bersumpah tidak akan pernah mengakui mi sebagai Ayahku, mau aku kaya ataupun miskin, tidak akan pernah aku mengakuimu.
Ingat baik-baik, yang menolak kehadiran saya adalah kalian seluruh keluarga besar Mahesa, jadi wajar saya tidak akan mengakui kalian juga, apa sampai sini kami sudah paham, kenapa saya tidak berminat menjawab pertanyaan anda, Tuan Panji Mahesa dan Nyonya Areta Masayu Satrio.
"Sebagian Darahku sama seperti kamu Tuan, jadi jika kamu bilang saya tidak sopan, itu karena darah biadab kalian, jadi jangan berharap saya sopan pada seluruh keluargamu.
Kamu saja di bunuh di depanku, aku juga tidak akan menolongmu, istrimu juga di lecehkan orang, tak peduli saya, dan semuanya days belajar dari kalian, apa sudah paham Tuan, ucap Kenziro panjang lebar.
Panji terhentak mendengar kata-kata putranya, dan wajar saja Kenziro berbicara seperti itu, karena dia dan Halimah yang di buang, berbeda jika Kenziro dengan sengaja membuang Panji, dia hanya mengikuti keinginan Panji dan keluarganya.
"Ziro, sudah jangan habiskan energi mu ke hal-hal yang tidak penting, lanjutkan makanmu, agar makanan nya tidak terbuang, kamu lupa mereka bilang kita orang miskin, jadi kita jangan buang-buang makanan, ucap Halimah.
"Baik Bunda, orang kaya kan bebas bertindak, ucap Kenziro, kemudian mengganti sumpit nya lalu melanjutkan makan.
"Bisakah kalian pergi dari meja kami, sangat tidak nyaman kalau seperti ini.
"Halo mbak, bisa panggilkan Manajer, dan minta mereka pergi dari dari sini, saya dan istri mau makan disini, ucap Panji.
"Maaf tuan, siapapun pelanggan kami, selama mereka bisa bayar, kami tetap akan melayani nya, kami punya tempat VIP, jika Tuan dan Nyonya berminat, ucap pelayan itu.
"Tidak apa-apa Mbak, kami saja yang pergi, saya dan anak-anak saya sudah selesai makan nya, katakan pada bosmu, ibu Halimah tadi makan disini, ucap Halimah.
"Baik Bu, saya bantu ambil kan tagihan anda, ucap pelayan itu.
Tak lama kemudian, pelayan itu kembali dan membawa tagihan Halimah, setelah melihat jumlahnya, Halimah langsung membayarnya, dan beranjak sambil menggandeng kedua anaknya, tanpa menyapa Panji dan Areta.
"Dasar wanita tidak berguna, umpat Panji.
Orang yang di umpatin sudah berada di Toko handphone, Halimah membelikan Martina, Samsung Z fold 5, dan Z Flip, Halimah dan Kenziro juga menggunakan Z fold, hanya saja, Halimah juga memiliki iPhone terbaru.
Untuk Tablet juga sama, yaitu dari Samsung, Laptop merk Asus varian ZenBook., setelah selesai, mereka pun pulang rumah.
Di mobil, tidak ada yang bersuara, bukan berarti mereka memikirkan Panji, tapi karena jalanan sangat macet.
Akhirnya mereka sampai di rumah, ibu pelayan, melampirkan bahwa kamar untuk Martina sudah di bereskan, dan batang dari toko, semuanya sudah tiba.
Martina sendiri terdiam, melihat rumah Halimah dan Kenziro sangat besar dan bagus.
"Martina, ayo ibu antar kamu ke kamar mu, kalau kamu tidak suka, bilang ibu, biar di perbaiki lagi, ucap Halimah.
"Baik Bu, Halimah yakin kamarnya pasti bagus, ucap Martina.
"Ayo kita lihat saja, ucap Halimah.
Dan pada saat pintu terbuka, terlihat kamar yang luas, ranjang juga besar, dan semuanya sudah komplit, tinggal baju yang belum di tata.
"Ibu, kamarnya sangat bagus dan luas, TV juga sudah ada, hingga Kulkas dan dispenser sudah ada, serta peralatan minum juga juga tersedia.
"Itu khusus buatmu sayang, jadi Martina tak repot-repot turun jika hanya kehausan, nanti lapor bibi minuman ringan apa yang kamu suka, juga buah apa, serta cemilan, biar nanti di siapkan, ucap Halimah.
"Baik Bu, terimakasih, ucap Martina dan memeluk Halimah.
"Ibu hanya berharap, kamu dan adikmu tetap akur, dan saling menopang, dan kamu Martina, jangan lagi berpikir soal panti asuhan, ibu dan Ziro adalah keluargamu sekarang, Martina paham kan maksud ibu, ucap Halimah.
"Paham Bu, ucap Halimah sambil meneteskan airmata bahagia.
Ya sudah, mandi sayang, setelah itu kita makan malam, ucap Halimah.
Setelah makan malam, mereka ngobrol sebentar, kemudian masuk kamar, Kenziro masuk ke Cincin Dimensi dan melanjutkan proyek gamenya.
Sedangkan Halimah, dia membereskan pesanan untuk esok hari, setelah selesai, dia membuat Cincin Dimensi, untuk Martina, dia juga memasukkan, Harta yang sangat banyak, dia sengaja datang ke tambang emas dan batu Permata.
Seluruh bongkahan mentah, masuk ke Cincin Dimensi dengan potongan yang sempurna, Emas berubah batangan dengan berat 2 kilo, ada yang ukuran kecil, bentuknya sepertinya koin, beratnya 10 gram.
Halimah juga membangun Istana dan taman yang luas, serta kolam yang indah.
Buah-buahan tumbuh beraneka ragam, dia juga memindahkan ikan, udang kepiting juga kelinci, ayam, kambing, pokoknya banyak hal yang dia diberikan dalam Cincin Dimensi itu.
Dia juga membuat Pill pengetahuan, dan Pill Regenerasi, serta menambahkan kolam air Kehidupan.
Setelah proses selesai, dia tidur dalam Cincin Dimensi, namun saat dia bangun dan keluar dari Cincin Dimensi, haru masih gelap, dia dengan segera ke dapur dan memasak untuk sarapan, serta memanggang roti untuk bekal, serta mengiris beberapa buah.
Perlu di ingat, tepat makanan, milik Kenziro dan Martina, sudah di atur waktunya, jadi makanan tetap hangat, juice buah tetap segar, buah segar juga tetap segar.
numpang nanya nih... kan sempat panji taruhan dg sepupuny hingga nikah dg halimah dan punya anak. apa si jessy ini y?
ingat, jika dmasa datang jangan dcari y...(aplg kalo butuh bantuan)
sukses selalu