Arabella adalah gadis yang selalu mendapat julukan gadis apatis, gadis batu, gadis sombong, gadis angkuh dan masih banyak lagi julukan yang melekat padanya karena sikapnya yang antipati, dingin dan acuh tak acuh pada apapun disekitarnya.
Karena sikapnya itu membuat orang-orang di sekitarnya menjauh dan membencinya bahkan banyak yang mencacinya. Hal itu pula yang membuat seorang Elang Bahuwirya sangat membencinya.
Lalu apa jadinya jika Bella menjadikan sikapnya itu hanya sebagai topeng belaka. Topeng yang ia gunakan untuk menutupi segala luka di hatinya.
Dan bagaimana permainan takdir akan membawa Elang yang sangat membenci Bella malah saling terikat sebuah benang merah karena jebakan dari Bella.
"Walau di dunia ini hanya tersisa satu wanita, aku tetap tidak sudi mencintai gadis angkuh dan sombong sepertimu!!" ~Elang~
"Aku juga tidak mengharapkan itu!!" ~Arab
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Bella sudah sampai di rumah sebelum langit mulai gelap. Dia harus mengistirahatkan tubuhnya untuk menghadapi berbagai masalah yang sudah ada di depan matanya. Apalagi besok adalah hari pembukaan restorannya. Pasti akan sangat menguras tenaganya.
Bella baru saja berbaring setelah membersihkan tubuhnya. Tapi terganggu dengan suara pintu terbuka karena si pemilik kamar yang baru pulang dari kantor.
Bella masih acuh memainkan ponselnya, sedangkan Elang melirik Bella sekilas lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Elang hang berseliweran di dalam kamar sama sekali tak mengusik Bella. Hingga Elang memutuskan keluar kamar pun sama sekali tak menarik perhatian Bella.
"Dia itu terbuat dari apa sebenarnya?" Elang menggerutu tak jelas setelah keluar dari kamar. Elang menuju dapur karena perutnya yang sudah mulai keroncongan.
"Bi!! Bi Wati!!" Elang berteriak memanggil Bi Wati karena tidak melihat satu makanan pun di meja makan.
"Iya Den?"
"Bi Wati nggak masak?"
"Enggak Den, kata Non Bella mulai hari ini Bibi nggak usah masak. Katanya Aden sudah di masakin Non Marisa" Jawab Bi Wati takut-takut.
"Astaga Bi!! Kenapa omongan Bella di percaya?? Sekarang yang gaji Bi Wati saya apa Bella?" Tanya Elang dengan kesal.
"Non Bella Den" Ucap Bi Wati polos.
Elang menggertakkan giginya menahan kekesalannya. Karena ia lupa jika semua keuangannya Bella yang pegang jadi otomatis bulan kemarin yang memberi yang Bi Wati adalah Bella.
Elang berbalik menuju kamarnya dengan langkahnya yang lebar.
"Bella?" Panggi Elang setelah masuk ke kamarnya.
"Hemmm" Bella masih mengotak-atik ponselnya.
"Kamu tidak masak?" Tanya Elang.
Bella mengangkat kepalanya untuk menatap Elang yang berdiri tak jauh darinya.
"Untuk apa?" Jawab Bella acuh.
"Untuk apa? Bella, suami kamu pulang kerja kelaparan dan kamu masih tanya untuk apa?" Elang menggelengkan kepalanya karena tak habis pikir dengan jawaban Bella.
"Iya, untuk apa? Bukannya sudah ada pacarmu?" Bella kembali fokus pada ponselnya.
"Bella, apa kau marah karena kemarin aku lebih memilih makanan Marisa daripada masakan mu?" Tanya Elang menatap Bella intens.
"Kenapa harus marah. Justru aku bersyukur bukannya sekarang aku bisa beristirahat daripada harus membuat makanan untukmu?"
"Lalu kenapa kamu juga melarang Bi Wati?" Elang terus mendesak Bella.
"Mubazir kalau nggak ada yang makan!! Kalau lapar ya masak sendiri, nggak usah banyak omong!!" Ketus Bella.
"Masak apa Bella aku hanya bisa masak mie instan!!" Elang mulai tersulut Emosi mendengar jawaban-jawaban dari Bella.
"Ya sudah masak itu saja!!" Bella mengedikkan bahunya.
Tanpa menjawab lagi Elang keluar kamar dengan membanting pintu cukup keras hingga membuat Bella memejamkan mata saking kagetnya.
Sudah beberapa menit berlalu tapi Elang tak kunjung kembali ke kamar. Rasa penasaran membuat Bella menyusul Elang ke dapur. Dari anak tangga Bella sudah bisa mencium bau bumbu mie instan yang sangat menyengat ke seluruh ruangan.
Bella berjalan cepat menghampiri Elang. Ia menahan sendok ya g sudah sampai di depan mulut Elang.
"Apa lagi?" Elang mendelik karena Bella merebut sendoknya.
"APA YANG KAU LAKUKAN BELLA!!" Bentak Elang karena Bella membuang semangkuk mie yang sudah susah payah ia masak ke tempat sampah.
"Apa kau tidak kasihan dengan ginjal mu yang hanya tinggal satu itu? Kenapa masih nekat makan makanan kaya gini?" Bella tak takut membalas bentakan Elang.
"Memangnya kenapa kalau ginjal ku cuma satu?? Tidak ada urusannya dengan mu!! Tidak usah sok peduli!! Bukannya kau sendiri yang menyuruhku memasaknya??"
"Kau juga sebagai istri tidak pernah mengurus suamimu. Jadi jangan sok menjadi istri yang baik!!" Elang meninggalkan Bella dengan api yang menyala di dalam benaknya.
Bella hanya diam mematung menatap kepergian Elang. Bella lagi-lagi mendengar bantingan pintu yang cukup keras. Tapi kali ini sepertinya pintu ruang kerja Elang bukan kamarnya.
Elang membaringkan tubuhnya di sofa. Menutup matanya dengan lengan tangannya. Hidup berumah tangga dengan Bella sungguh menguras emosinya. Ia sebenarnya ingin hidup normal seperti pasangan suami istri lainnya. Walau sikap Bella yang seperti itu, Elang berharap sikapnya bisa berubah sedikit demi sedikit. Tapi sudah hampir empat bulan pernikahannya, Bella justru semakin menjadi dengan sikapnya yang angkuh.
"Apa aku harus menceraikannya? Tapi Bunda pasti akan marah besar" Batin Elang.
Tok.. Tok.. Tok..
"Den, ini Bi Wati!!"
"Kenapa Bi?" Elang membuka sedikit pintu ruang kerjanya.
"Ini makan malamnya Den, maaf hanya nasi goreng biasa saja. Dan ini juga ada susu hangat supaya Aden bisa cepat tidur" Bi Wati membawakan nampan itu masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Makasih Bi"
"Sama-sama Den!" Bi Wati kembali keluar membawa nampan kosongnya.
Elang yang memang sudah begitu lapar mulai menyantap nasi goreng yang sangat pas di lidahnya.
"Rasanya tidak asing. Seperti buatan Bunda!!" Elang yang penasaran mengambil laptopnya. Memutar rekaman cctv hanya untuk memastikan dugaannya.
Ternyata dugaan Elang salah. Setelah kepergiannya, Bella memanggil Bi Wati. Entah apa yang mereka bicarakan yang pasti setelah itu Bella pergi dari dapur, sedangkan Bi Wati mulai menyiapkan bahan masakannya.
Ada rasa sedikit kecewa di hati Elang karena bukan Bella yang memasak untuknya, tapi Elang tidak tau kenapa.
Tapi saat Elang ingin menutup laptop itu, Elang kembali melihat sosok Bella kembali lagi ke dapur dengan rambut panjangnya yang sidah terikat dan appron yang melingkar pada pinggangnya. Ternyata tebakan Elang tidak salah. Bukan Bi Wati yang bisa memasak nasi goreng seperti Bunda, tapi Bella.
Elang menikmati nasi gorengnya sambil melihat rekaman saat Bella memasak tadi. Senyuman tipis tidak bisa hilang dari bibir Elang. Hingga nasi dalam piringnya habis bahkan susu yang ia minum sudah di tegukan terakhir pun Elang masih memperhatikan Bella.
Rasa marah yang tadi menguasai dirinya pun kini lenyap entah kemana. Yang Elang rasakan saat ini hanya rasa hangat di dalam hatinya.
"Tapi kenapa Bella tidak membawanya sendiri? Kenapa malah Bi Wati yang datang ke sini?" Batin Elang.
-
-
Elang memilih kembali ke kamar setelah hampir tengah malam karena rasa kantuknya. Tangannya membuka pintu dengan pelan, takut jika Bella sudah tidur maka akan mengganggunya.
Elang menaiki ranjang, melihat Bella yang sudah tertidur lelap dengan tangan kanan sebagai bantalan tidurnya. Kali ini Bella tidak tidur membelakangi Elang, karena Bella tidur miring menghadap ke arahnya.
"Cantik!" Lagi-lagi Elang mengakui jika Bella memang cantik.
Dengan berlahan jemari Elang menyingkirkan anak rambut yang menutupi pipi Bella. Membawanya ke belakang telinga. Entah keberanian dari mana wajah Elang semakin mendekat hingga hidung mancungnya sudah menyentuh pipi Bella. Tanpa ragu lagi bibir Elang sudah mendarat sempurna di bibir Bella. Hanya menempel tampa menggerakkannya sedikitpun.
Belum ada lima detik Elang sudah melepaskan bibir mereka yang saling menempel. Tubuh Elang seperti tersengat aliran listrik ribuan volt hanya dengan bibir yang saling menempel. Elang tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi tubuhnya jika lebih dari itu.
"Elang, apa yang kau lakukan!! Ingat, dia itu wanita yang kau benci!!" Bisik diri Elang yang lain.
-
-
-
-
-
-
Happy reading!!
Semoga kalian suka dan jangan lupa berikan dukungan untuk karya ini. Terimakasih
smoga bella ,dito n mita gak diapa2in mak lampir
byk juga ya yg menginginkan nyawa bella.
seprtinya dr kel angkatnya yg tdk terima klo warisan jatuh ke bella semua
jgn2 donor ke elang ya atau ke nadia ya.
nadia pasti tahu siapa yg mengincar nyawa bella
justru nanti elang yg bakal bucin akut
sepertinya bella menyelidiki sebab kematian ortunya..
tetep aja bell.. siapa yg ga sewot tau atu dikirim surat cerai..
mangkanya hati hati Lang jgn sampe ketauan..bersikap lah biasa aja..