Ze adalah wanita tanpa hati yang sengaja di asuh sebagai mesin pembunuh. Sejak kecil dia di asuh dan di tempa oleh Robert dengan pelatihan sadis. Dari 100 orang anak wanita yang di culik dan di didik hanya ze, le dan mo yang berhasil selamat dan menjadi an***g penjaga di sekitar Robert. Ya mereka tak lebih dari seekor an***g bagi robert yang bertugas menerkam siapa saja yang tak di sukainya. Mereka di ambil paksa dari orang tua di hapus ingatannya dan di buat jadi tanpa perasaan dan fikiran mereka hanya tau perintah mutlak tuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon neneng selfia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sindikat penjualan anak
Di sebuah ruangan yang cukup besar benuansa abu-abu dengan cahaya remang remang dan ada banyak wajah -wajah dari beberapa orang anak seusianya itu yang sedang mengelilingi Ze dan menatap polos ke arah Ze yang sedang terbaring, perlahan Ze mulai mengerjapkan matanya.
Dia segera bangkit dan mulai memperhatikan keadaan sekitar yang tampak sangat begitu asing bagi indra penglihatannya itu.
Ze lalu melihat satu persatu wajah anak-anak yang juga tengah menatap dirinya. Anak-anak berwajah sedih di sekelilingnya yang berjumlah lebih dari sepuluh orang itu tengah menatap dirinya. Diapun menatap mereka dengan bingung lalu mencoba bertanya pada mereka.
"Siapa kalian semua, di mana sebenarnya aku sekarang ini dan kenapa aku bisa berada di tempat ini bersama kalian?" tanyanya beruntun pada mereka sambil melihat wajah mereka dan setiap sudut kamar tersebut bergantian.
"Aku perkirakan jika anak buah meraka telah menculikmu langsung atau juga ada seseorang yang telah menjualmu pada bos di tempat ini. Hanya itu alasan kita semua bisa ada di tempat ini." jelas salah satu gadis kecil berusia sekitar 11 tahun yang tampak cantik dan cerdas.
"Aku bisa ada di sini itu karena pamanku menjualku pada bos tempat ini. Bagaimana dengan kamu bagaimana bisa kamu ada di tempat ini?" tanyanya pada Ze.
"Aku juga tidak tau bagaimana aku bisa sampai ke tempat ini. Aku hanya ingat jika sebelumnya telah terjadi perampokan di dalam rumahku semua orang di sana kecuali aku dan adikku telah tewas terb***h. Setelah itu aku melihat kedua orang tua aku m**i dengan banyak darah di tubuhnya.
Aku menangis berusaha membangunkan mereka lalu tiba-tiba saja ada seseorang yang mengangkat tubuhku.
setelah itu aku tidak ingat apa-apa lagi karena aku sudah pingsan dan saat aku terbangun aku sudah berada di tempat ini bersama kalian semua." jelas Ze saat mengingat kenapa dia ada di tempat tersebut.
"Dari ceritamu itu berarti mereka yang merampok rumahmu itu telah menculikmu lalu menjualmu pada bos di tempat ini." jelas anak itu.
"Siapa namamu? Oh iya aku lupa menyebutkan nama aku lebih dulu sebelum bertanya pekenalkan namaku Leilah tapi aku lebih suka jika orang memanggilku dengan sebutan Le saja." ucapnya sambil mengulurkan tangan tersenyum pada Ze.
Ze heran menatap Le, dalam hati dia bertanya-tanya kenapa anak ini malah bisa tersenyum disaat yang lain bersedih dan terlihat ketakutan berada di tempat ini.
"Namaku Zenetta kau bisa memanggil aku Ze. Kenapa kau masih bisa tersenyum seolah tidak terjadi sesuatu yang buruk padamu padahal kau tau saat ini kita sedang diculik entah untuk tujuan apa?" tanya Ze penasaran.
"Aku bisa senang karena di sini aku sekarang ada kawan baru yang bisa diajak bicara yaitu kamu Ze.
Karena mereka semua yang di sini hanya bisa menangis saja terus seharian lalu diam saja terus saat sudah lelah menangis, sungguh sangat membosankan huh." jawabnya sedikit mengerucutkan bibirnya.
"Kamu tidak merasa sedih berada di tempat seperti ini? Tidakkah kau merindukan keberadaan dari orang tuamu? Tidakkah kau merasa takut juga" tanya Ze penasaran.
"Rindu kau bilang huh? Untuk apa rindu kalau mereka memang hampir tidak pernah memiliki waktu untuk bersama-sama menemani aku? Mereka hanya bisa sibuk dan sibuk untuk mencari uang saja tanpa perduli dengan perasaanku.
Aku tidak boleh keluar bermain karena harus selalu belajar. Sedangkan mereka sendiri selalu saja sibuk dengan pekerjaan mereka yang menumpuk.
Kalau mereka tidak sedang sibuk dengan pekerjaan bukannya meluangkan waktu untuk aku mereka lebih suka pergi mencari hiburan sendiri-sendiri. Lebih baik aku di sini ada banyak anak-anak." jawabnya ketus ada tersirat kekecewaan dari nada bicaranya.
"Tapi di sini juga tidak akan lebih baik dari keadaan di sana karena bisa saja kita dijual pada orang jahat dan kita disiksa!" ucap Ze mengingatkan.
"Kau memang benar. Tapi, apa boleh buat kita tidak bisa melakukan apa -apa saat ini.
Kau tahu mereka semua itu sidikat penjualan anak yang tidak bisa kita lawan.
Lebih baik jika kita berusaha menghibur diri saja selagi kita masih bisa melakukannya. Siapa yang akan tau jika nanti kita tidak bisa lagi tersenyum." jelasnya seraya tersenyum kecut.
Tidak lama mulai terdengar suara langkah kaki mendekat dan suara orang seperti dua orang pria yang sedang berbicara.
"Ada berapa orang anak perempuan yang sudah tersedia saat ini?" tanya salah satunya yang seperti seorang bos.
"sekitar 25 orang kalau tidak salah sebagian aku taruh di kamar depan." jawab rekannya itu.
"Kalau begitu siapkan segera karena bos Robert akan datang membeli beberapa anak perempuan sebentar lagi." ucap sang bos.
"Lagi? kenapa orang itu selalu datang membeli banyak anak dari kita dan kenapa harus anak perempuan?" tanya pria satunya heran.
"Aku dengar-dengar itu untuk uji coba obat-obatan ciptaan dari para ilmuan miliknya dan mengkarantina mereka untuk dijadikan bawahan yang cantik dan jago serta setia tentunya.
Sudahlah itu bukan urusan kita. Tugas kita hanya mencari anak-anak sesuai pesanan klien kita dan dapat uang itu saja beres." jelas temannya.
"Baiklah sebaiknya aku siapkan anak-anak itu terlebih dulu. Kapan tuan Robert datang?" tanyanya lagi.
"Sekitar setengah jam lagi mungkin. Segera kumpulkan anak-anak itu di ruang belakang dan perketat penjagaan aku tidak mau ada yang salah bisa-bisa nyawa kita melayang." ucapnya mengingat Robert adalah orang tanpa ampun dalam menghadapi kesalahan.
"Baiklah." jawabnya sambil berjalan ke arah kamar Ze dan yang lain berada.
Setelah itu pintu kamar tempat Ze, Le dan lainnya mulai terbuka lebar. Seorang berbadan tegap, tinggi, besar dan berwajah sangar masuk sambil memandang mereka semua.
Semua anak di sana kecuali Ze dan Le mulai saling berpelukan dan menangis takut. Sementara itu Ze dan Le hanya berpegangan tangan saling menguatkan dalam diamnya.
"Diam kalian semua jangan hanya menangis terus!" bentaknya membuat anak-anak itu tidak berani bersuara lagi.
"Sebentar lagi kalian keluar dari kamar ini. Tapi, awas saja kalau ada yang berani macam- macam akan aku patahkan kaki kalian. Segera kalian berbaris yang rapih cukup anak perempuan saja yang keluar. Anak laki- laki tetap tinggal di dalam sini." ucapnya lalu menyuruh mereka keluar satu persatu.
Mereka semua berbaris dengan sangat rapih di dalam ruang yang lebih luas dari kamar yang mereka tempati tadi dan tidak lama setelah mereka berkumpul datang sekelompok orang berpakaian rapih yang masuk lalu berbaris dengan rapih.
Setelah mereka rapih lalu kemudian terlihat ada seorang pria yang berjalan di depan mereka.
Mereka semua mulai tertunduk menghormati pria itu. Orang itu berwajah tampan dan berpakaian elegant.
Tapi, dari tatapan dan wajahnya ada aura yang menyeramkan. Serta ada aura memb***h yang terpancar kuat dari tatapan matanya itu.
Hal itu akan mampu membuat ciut nyali orang hanya dengan menatap matanya itu.
but semuanya oke,,,
tetep seru ceritanya
kayaknya seru ini