Karena kesalahpahaman, Mavra dan Enrique berpisah cukup lama. Namun, dengan bantuan saudara kembarnya, Mavra berhasil mengatur skema untuk menjebak Enrique. Pada Akhirnya Enrique masuk dalam jebakan Mavra si putri mafia.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Simak kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Berpisah
Pada akhirnya Mavra berhasil membujuk Enrique untuk datang ke Indonesia. Namun, sayangnya dia tidak bisa ikut serta ke sana. Jadi untuk sementara keduanya akan berpisah untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.
Mavra mengantar Enrique ke bandara keesokan harinya. Keduanya saling berpelukan sebelum Enrique masuk ke pesawat.
"Jaga dirimu baik-baik. Aku meninggalkan Kyle dan Flyn agar mereka bisa membantumu."
"Hmm, tidak perlu repot sebenarnya, tapi jika itu bisa membuatmu tenang. Aku akan menerima keberadaan mereka dengan senang hati," ujar Mavra. Dia mengeratkan pelukannya dan menghirup aroma tubuh Enrique yang menenangkan seluruh syarafnya.
"Aku harus berangkat sekarang. Sebentar lagi pesawat harus take-off."
Mavra mengurai pelukannya. Berat sebenarnya melepaskan Enrique pergi, tapi mau bagaimana lagi? Dia tidak boleh bersikap terlalu egois di saat keluarga Enrique membutuhkan kehadirannya.
"Take care, kirimi aku kabar jika sudah sampai." Enrique menatap wajah kekasihnya itu dengan lembut. Dia menangkup kedua sisi wajah Mavra dan membenamkan ciuman di kening, mata, hidung dan yang terakhir ciuman yang lembut dan cukup lama dia benamkan di bibir Mavra.
Mavra memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut di bibirnya. Keduanya kembali berpelukan sebelum benar-benar berpisah.
Setelah pesawat Enrique berangkat. Mavra berjalan dengan santai keluar dari area bandara. Akan tetapi siapa sangka dia justru malah melihat Ramona sedang menghentikan sebuah taksi. Bibir Mavra melengkungkan seringai. Satu orang lagi yang akan menjadi target mainannya.
Mavra mengemudikan mobilnya mengikuti kemana taksi Ramona pergi. Dia sengaja memberikan jarak agar tidak terlalu mencurigakan.
"Aku perlu mengapresiasi kegigihanmu Ramona. Kau benar-benar perempuan berwajah tebal," gumam Mavra.
Taksi yang ditumpangi Ramona berhenti di hotel dekat dengan kampus Mavra. Mavra semakin senang karena targetnya rupanya cukup pintar mencari peluang untuk bisa bertemu dengan Enrique, tapi sayangnya dia tidak cukup cerdas untuk melihat siapa musuhnya.
Mavra menyalakan ponselnya dan memotret Ramona, dia lalu mengirim pesan pada Kyle, orang kepercayaan Enrique yang ditempatkan di sekitarnya.
Aku ingin kau mengawasi wanita ini. Nanti malam akan aku beritahu lagi apa yang harus kau lakukan.
Usai mengirim pesannya, Mavra tidak menunggu jawaban Kyle. Dia yakin jika orang-orang Enrique juga berkompeten. Mavra memilih kembali ke apartemen Enrique karena dia malas jika harus ke mansion milik pamannya.
Mavra menempelkan kartu aksesnya. Saat dia membuka pintu apartemen, dia merasa hatinya kosong. Mavra memejamkan matanya dan menghirup dalam-dalam aroma Enrique yang masih tertinggal.
"Belum ada sehari, aku sudah sangat merindukanmu. Sepertinya aku akan menjadi bo*doh lagi karena mencintaimu."
Mavra melempar tubuhnya ke sofa. Dia menutup matanya dengan lengan kanannya. Berkali-kali dia menghela napas panjang.
Sementara itu, Kyle menjalankan misi pertamanya dengan penuh semangat. Ini tugas pertamanya. Dia tidak boleh mengecewakan kepercayaan calon nyonyanya di masa depan.
Kyle masuk ke hotel. Beruntung Ramona tidak langsung naik ke kamarnya, gadis itu masih duduk di sebuah cafe dan memesan minuman dingin.
Kyle mengawasi Ramona dengan tatapan licik. Ramona sama sekali tidak menyadari jika dia sedang diawasi. Ramona mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
Saat orang yang dihubungi Ramona datang, Kyle mengernyit dan keheranan. Dia seperti pernah melihat pria ini, tapi di mana?
"Rocco." Kyle tiba-tiba mendesis setelah mengingat siapa pria yang bersama Ramona.
Mereka berdua bahkan tidak ragu untuk berciuman di depan umum. Yah meski ini negara bebas, tapi Kyle merasa jijik dengan kelakuan kedua orang itu.
"Dasar sampah."
...----------------...