NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13

Achassia menghela nafas setelah masuk ke dalam markas mereka. Bagaimana tidak? Orang yang membuatnya terburu-buru untuk datang kemari, sekarang malah tertidur pulas entah sejak kapan. Meskipun begitu, Achassia tetap membiarkan Anya tetap tidur. Setelah meletakkan tasnya, gadis itu langsung duduk di kursi gaming-nya dan mulai mengotak atik komputernya.

Baru 5 menit gadis itu mengotak-atik komputernya, Anya sudah bangun dari tidurnya. Tentu saja Anya terkejut karena awalnya dia tadi sendirian di sini. Sekarang ia melihat Acha sudah duduk tenang dengan mata yang fokus pada komputer.

"Lo kapan nyampenya?" Tanya Anya heran.

"5 menit yang lalu."

"Terus kenapa nggak bangunin gue?" Tanya Anya lagi, sedangkan Achassia hanya mengendikkan bahunya.

Tanpa berlama-lama Anya langsung menarik kursi plastik dan mendudukkan dirinya di sebelah Achassia. Ia melihat tangan Acha yang begitu cepat memainkan keyboard lalu beralih ke ponsel kemarin.

"Lo percaya nggak kalau gue sebenernya princess yang terbuang?" Tanya Achassia memecahkan keheningan.

"Sumpah nggak cocok banget Lo bercanda kaya gini." Anya menggeleng-gelengkan kepalanya, ia menganggap apa yang di katakan Achassia hanya sebuah candaan.

Achassia hanya bisa menghela nafas, yang terpenting ia sudah memberitahu Anya mengenai hal ini. Jika suatu saat Anya marah padanya karena tidak memberitahu masalah ini, maka Acha akan mengatakan jika ia sudah memberitahu Anya tapi tidak di percaya.

"Gimana, Lo udah tau mereka suruhan siapa?" Ucap Anya bertanya pada Achassia yang hanya di balas anggukan oleh gadis itu.

"Siapa?" Tanyanya lagi.

"Percuma gue kasih tau Lo. Lagian gue males cerita." Balas Acha mendengus kesal.

"Lo pake softlens?" Tanya Anya menangkup pipi Achassia untuk melihat mata gadis itu yang tiba-tiba berwarna hitam. Achassia mengangguk membenarkan.

"Tiba-tiba banget, kenapa?"

"Gatau." Balas Acha membuat Anya menggelengkan kepalanya.

"Lanjutin lagi yang tadi. Nggak usah cerita langsung ke intinya aja." Ucap Anya masih tidak mau mengalah.

"Intinya nggak se singkat itu dan Lo nggak akan paham kalau gue cuma cerita intinya aja. Lagian gue males ngomong." Jelas Achassia panjang lebar.

"Ada ya orang kaya Lo. Cerewet tapi sering males ngomong." Anya menggeleng tak habis pikir.

"Soalnya udah ada Lo yang banyak ngomong." Ketus Achassia yang masih fokus ke laptopnya.

"Ehh buset mulu Lo. Tapi iya juga sih." Balas Anya cengengesan, membuat Achassia memutar bola matanya malas.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Sedangkan di sisi lain, geng Kainoa baru saja sampai di sekolah bersama seorang gadis yang tidak lain adalah Luna. Gadis itu berjalan di sebelah Arkan, tentu saja kedatangan mereka membuat semua orang menatapnya penasaran.

Walaupun banyak gadis yang terang-terangan mendekati dan mengejar mereka, baru kali ini ada yang benar-benar bisa berjalan beriringan bersama kelima cowok itu. Sedangkan Luna, yang memang gadis polos itu hanya menatap semua orang dengan mata bulatnya karena tidak mengerti. Sampai akhirnya mereka berhenti di kantin dan duduk di tempat biasa yang selalu mereka tempati.

"Kok pada lihatin ke sini sih? Emang muka Luna ada yang aneh ya?" Tanya Luna bingung.

Arkan menggelengkan kepalanya. "Nggak kok." Balasnya.

"Biarin aja Lun, gausah di pikirin." Sahut Chaziel membuat Luna mengangguk.

"Luna mau telfon Acha dulu deh." Kata Luna setelah itu mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi Acha.

"Loud speaker, Lun." Suruh Chaziel yang langsung di turuti Luna.

Setelah beberapa saat menunggu, panggilannya terhubung tapi orang di sebrang sana sama sekali tidak mengeluarkan suara atau menanyakan ada apa pada sang penelepon.

"Kok diem aja sih?" Bisik Chaziel pada Luna karena gadis itu berada di tengah-tengah dia dan Arkan.

"Acha emang gitu." Balas Luna, jika tidak ada yang bicara bicara lebih dulu maka Acha juga tidak akan bicara.

"Halo, Acha." Ucap Luna.

"Hmm?" Balas Acha. Kainoa yang sejak tadi fokus pada ponselnya sontak langsung melirik ponsel Luna yang ada di meja begitu mendengar suara Achassia.

"Acha sama Anya dimana?" Tanya Luna.

"Tempat biasa?" Tentu saja yang di maksud Acha adalah markas mereka yang ada di belakang sekolah.

"Luna masih marah ya sama Acha sama Anya karena kemarin udah ninggalin Luna." Kata Luna sedikit kesal.

"Heh bocah, kemarin Lo kan pulang sama Arkan. Malah gue yang pulang sendirian." Sahut Anya tidak terima.

"Kan Anya sendiri yang bilang Luna pulangnya sama Arkan." Balas Luna tidak mau kalah. Lagipula bukankah Anya yang bilang jika ia di cari oleh Arkan.

"Yang penting kan Lo baik-baik aja."

"Bodoamat, pokoknya Luna ngambek sama kalian berdua." Kata Luna masih marah.

"Heh, gue cekek tau rasa Lo bocah." Ucap Anya merasa gemas pada Luna.

Chaziel dan Gavin sudah tertawa karena mendengar perdebatan Anya dan Luna. Sedangkan Bumi diam-diam mengulum senyumnya saat mendengar Anya marah-marah.

"Mending Anya diem deh, Luna nggak ngomong sama Anya." Balas Luna membuat Anya semakin kesal.

"Songong banget Lo bocah." Teriak Anya kesal.

"Mau apa?" Tanya Acha membuat Luna tersenyum memang.

"Gausah Ca, ngapain sih. Jangan di manjain, udah besar juga tuh bocah." Ucap Anya melarang Acha agar tidak menuruti kemauan Luna.

"Pokoknya Acha harus bikinin pizza biar Luna nggak marah lagi." Kata Luna memberitahu apa yang ia mau.

"Udah?" Tanya Acha lagi.

"Tapi bentuknya harus Hello Kitty." Kata Luna asal. Ia hanya menyebutkan apa yang terlintas di pikirannya.

"Heh ngadi-ngadi nih bocah." Kesal Anya tidak terima karena menurutnya permintaan Luna sangat aneh-aneh.

"Okey." Balas Acha menyetujui membuat Luna tersenyum senang.

"Gausah Ca, biarin aja." Kata Anya memperingati Acha.

"Diem Nya, pusing gue." Ucap Acha lelah mendengar mereka berdua terlalu banyak bicara.

Sedangkan Anya langsung diam begitu Achassia berkata seperti itu. Luna cekikikan sendiri karena Anya di marahi oleh Acha. Kelima cowok itu sampai merasa heran melihat Luna yang cekikikan sendiri.

"Gue udah mau ke kelas, Lo gausah kesini." Acha memberitahu, ia takut ada yang mengikuti jika Luna datang ke sana.

"Okey, Acha emang yang terbaik." Balas Luna patuh. Setelah itu Acha memutuskan panggilannya lebih dulu.

"Serem Lo cekikikan sendiri." Ucap Gavin menatap Luna ngeri.

"Luna lagi bayangin muka Anya pas di marahin Acha." Luna tertawa membayangkan muka kesal Anya tapi juga tidak berani membalas ucapan Acha.

"Pasti Acha lihatin Anya kaya gini." Kata Luna mempraktekan bagaimana cara Acha menatap tajam saat merasa kesal.

"Serem banget ya kalau marah?" Tanya Chaziel penasaran.

Luna mengangguk. "Tapi Luna paling suka sama mata Acha. Bagus banget, terus bulu matanya lentik." Ucap Luna mengingat betapa cantiknya mata Achassia.

"Cantik nggak?" Tanya Gavin.

Luna kembali mengangguk. "Banget." Jawabnya tanpa ragu.

"Tapi semua orang mikirnya Acha itu jelek, burik, mangkanya dia nutupin mukanya terus."

"Emang ada orang burik yang punya kulit putih kaya Acha? Coba deh perhatiin baik-baik." Kata Luna, entah kenapa otaknya tiba-tiba pintas saat ini.

Kainoa diam-diam semakin penasaran dengan penjelasan Luna tentang gadis misterius itu. Ia juga ingin melihat mata indah gadis itu, apakah ia harus menarik tudung Hoodie-nya agar bisa melihatnya sendiri. Kainoa menggelengkan kepalanya untuk menyadarkan dirinya, mana mungkin ia bisa melakukan hal tidak sopan seperti itu.

Penjelasan Luna membuat mereka berlima memikirkan kembali tentang pemikiran orang-orang terhadap Achassia. Benar juga apa yang Luna bilang, apakah ada orang buruk rupa yang memiliki kulit seputih itu.

"Yaudah, Luna ke kelas duluan ya." Pamit Luna membuat mereka tersadar dari lamunannya masing-masing.

"Mau gue anter?" Tanya Arkan.

Luna menggelengkan kepalanya. "Gausah. Luna duluan ya." pamitnya pada mereka berlima.

"Hati-hati." kata Chaziel melambaikan tangannya yang di balas acungan jempol dari Luna.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!