Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33 Cemburu dan Cinta?
Clea menyeduh secangkir kopi untuk Renei. ia berjalan menuju ruang kerja Renei tapi langkahnya terhenti tepat di depan pintu kerja Renei yang tidak tertutup sempurna. Clea bisa mendengar jika Renei dan Yudi sepertinya sedang membicarakan sesuatu yang serius di luar pekerjaan.
"Siapa wanita itu? kau sudah dapat informasinya?" terdengar suara Renei berbicara.
Clea memasang baik-baik pendengarannya. mendengar Renei menyebut wanita lain hati Clea berdebar kencang.
"Namanya Valerie tuan, ia warga negara Swedia wajahnya memang mirip dengan nyonya Margareth tapi saya bisa pastikan mereka tidak ada hubungan dan tidak saling mengenal"
Renei terdiam mendengar penjelasan Yudi. sementara di luar pintu Clea membekap mulutnya tidak percaya apa yang ia dengar. ada seorang wanita yang wajah nya mirip Margareth?
Clea masih berdiri di tempatnya, ia kembali mendengarkan pembicaraan dua pria di dalam sana.
"Valerie datang kemari karena urusan bisnis, ia memiliki sebuah perusahaan yang kebetulan juga bekerja sama dengan kita"
"Benarkah?" Renei terlihat tertarik meski wajahnya terlihat datar.
Yudi mengangguk,
Tuk tuk..
"Maaf aku mengantar kopi untuk mas" kata Clea sembari berjalan santai memasuki ruangan kerja Renei.
Renei terlihat sedikit gugup ia seperti orang yang ketahuan berselingkuh padahal tidak. mungkin belum.
"Kalian lanjutkan saja bicara, aku permisi"
Renei mengamati wajah istrinya, ia tahu Clea sudah menguping pembicaraan nya dengan Yudi.
"Ku boleh pergi" kata Renei pada Yudi.
"Baik pak"
Di ruang utama Yudi berpapasan dengan Clea.
"Sudah mau pulang?" tanya Clea ramah seperti biasanya.
"Iya Bu, apa anda perlu sesuatu?" tanya Yudi ia siaga kalau Clea memerlukan bantuannya.
"Tidak terimakasih Yud"
Yudi hampir melangkah pergi tapi ia berhenti sambil tersenyum melihat ke arah Clea.
"Oh ya Bu tadi siang saya lihat and dan dokter Hermawan makan siang bersama?"
Clea terdiam salah tingkah, ia takut Renei mendengar lalu salah paham dan marah.
"Tenang saja saya tidak bilang apapun pada pak Renei" kata Yudi lalu melangkah pergi. itu adalah peringatan halus dari Yudi agar Clea berhati-hati tidak lagi dekat dengan Hermawan atau akan terjadi masalah nantinya.
Clea pergi ke kamar, ia melihat Renei sedang melepas jasnya, Clea membantunya tanpa bicara.
Renei menatapnya, pria itu melingkarkan sebelah lengannya ke pinggang Clea.
"Ada masalah?" tanya Renei dengan suara bariton yang terdengar pelan namun berat.
Clea selalu saja berdebar debat jika Renei menyentuhnya pa lagi berbisik sesuatu seperti itu.
"Kenapa diam saja?"
"Mas ..mmm... tidak ada apa-apa"
Renei menyeringai ia tahu Clea berbohong. gadis itu pasti jadi pendiam karena mendengar pembicaraannya dengan Yudi tadi.
Perhatian Renei tiba-tiba teralihkan ke sebuah Tote bag. ia tahu dari mana barang itu di buat. merk dagang yang familiar dan mahal. tidak mungkin Clea membelinya sendiri.
"Kau baru dapat hadiah istimewa?" tanya Renei menatap tajam ke arah Tote bag yang lupa Clea singkirkan.
"Itu...dari ..dokter Hermawan" Clea menggigit bibirnya karena cemas.
"Mas jangan salah paham dokter Hermawan memberiku oleh-oleh dan juga Rara"
"Menarik sekali dia memberi oleh-oleh semahal itu? baiklah aku memaafkan kali ini dan satu lagi Clea jangan membuatku marah atau kau tahu resikonya?"
"Maaf Mas..." Clea memundurkan kepalanya.
Renei tidak peduli ia jadi kesal dengan istrinya. Renei beranjak ke kamar mandi berendam di bathup sembari merencanakan membuat perhitungan dengan Hermawan. Renei tidak tahu ia begitu kesal ketika Hermawan mendekati Clea.
Mungkin ini cemburu Renei, kau sudah jatuh cinta pada istri kecil mu itu!
Renei mengusap wajahnya dengan gusar. cinta? apa iya ia jatuh cinta pada Clea? Renei memang sudah berhubungan suami istri tapi ia tidak pernah terpikir akan jatuh cinta sungguhan dengan istri kecilnya itu.