Ling Zhi seorang Ratu kerajaan besar, tiba-tiba terbangun di tubuh seorang wanita yang terbaring di sebuah ruangan bersalin. Dirinya berpindah ke masa depan, sebagai seorang ibu dan istri yang tidak diinginkan bernama Shera.
"Aku tidak pernah menunduk pada siapapun!"
Ikuti perjalanan nya menjadi seorang Ibu dan wanita hebat di masa depan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selamat Datang
Viola berada di depan pintu berwarna abu-abu besar itu. Beberapa kali ia mengetuk, tapi tidak ada hasilnya. Tangan itu mencoba sekali lagi, tapi tetap saja tidak hasil. Suaranya juga tidak dikeluarkan, karena sudah lelah berdebat.
"Abra, buka pintunya. Abra!"
"Astaga, anak ini. Apa dia tidur? Aku ingin bicarakan hal yang penting, tapi dia.... Astaga!" Mengusap wajahnya yang sudah gelisah, Viola melenggang pergi dari pada semakin stress disana.
Sedangkan di dalam, sepasang mata itu masih terjaga. Dirinya bukan tidak mendengar, tapi hanya lelah. Lelah diajak bicara, pikirannya sekarang tengah semrawut tak berujung. Ingin tidak memikirkan nya, tapi nyatanya kepalanya tidak mau bekerjasama.
Abra memejamkan matanya, berharap bayangan-bayangan itu bisa menghilang segera dari kepalanya. Tapi nyatanya, itu semakin menjadi-jadi.
Sepasang tangan Abra terangkat ke atas, seolah ingin menggapai sesuatu. Ya, Abra teringat dengan sosok mungil yang akhirnya hadir dari benihnya. Sosok yang menjadi perdebatan serta kebencian yang semakin mendarah daging kepada Shera.
Anak itu, anak yang tidak ia inginkan. Tapi akhirnya hadir karena keterpaksaan. "Aku bisa bebas kan? Dia sudah lahir, tidak ada lagi yang mengikat ku dengan pernikahan beracun ini."
"Dia sepertiku...." merasa lelah, akhirnya maniknya menutup perlahan membawanya dirinya ke alam mimpi, berharap semuanya akan menjadi lebih baik besoknya.
*************
"Selamat pagi Leo, cucuku yang tampan!" Joseph datang di pagi hari yang berudara segar. Senyum di wajahnya semakin sumringah, kala melihat Leo yang terjaga, tampaknya bayi itu baru saja mandi dan selesai menyusu.
"Selamat pagi kakek! Ayo sayang, lihat.... Kakek mu sudah datang." Dengan suara kecil, Shera meraih Leo dan memberikan pada Joseph yang tidak sabar menggendong tubuh mungil itu.
"Kau sudah makan Shera?"
"Sudah papa. Papa sendiri?"
"Sudah, Papa bangun lebih awal dan sarapan lebih dulu. Untuk bertemu dengan cucuku yang tampan ini!" Mengayunkan tangannya, Leo tampak anteng berada disana.
"Siap untuk pulang?" Tanya Joseph dan Shera mengangguk dengan senyuman manisnya.
"Papa punya kejutan untuk Leo, sebuah kejutan yang menyenangkan. Bagaimana Leo? Hmmm." Leo menggeliat pelan dan terlihat semakin menggemaskan membuat Joseph memberitahu kecupan manis di keningnya.
"Lihat Shera, dia sudah tidak sabar." Shera terkekeh kecil dengan interaksi manis itu.
Beberapa saat kemudian....
Shera sudah bersiap dengan putranya untuk menuju kediaman bersama mertuanya. Tampak Joseph menaiki mobil setelah memastikan keduanya masuk dan duduk dengan nyaman.
"Jalan pak!" Sang supir langsung menjalankan kereta besi itu dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota.
Sepanjang perjalanan, Shera duduk sang memandangi jendela yang memperlihatkan hal-hal baru baginya. Berbagai bangunan tampak menjulang tinggi seolah menyapa langit. Serta kendaraan yang digunakan berbagai bentuk terlihat.
Tak lama, mereka sampai. Mata Shera langsung disambut dengan bangunan besar dan luas. Pagar rumah nya saja berukuran besar menyambut kedatangan mereka. Perlahan, mobil mewah itu memasuki halaman dengan berbagai tanaman yang tumbuh dengan perawatan yang sangat baik.
'Seperti istana, hanya saja dengan bentuk berbeda.' Itulah yang ditangkap oleh Shera.
"Ayo Shera, kita sudah sampai." Shera keluar dengan perlahan bersama putranya. Sebuah pintu besar terbuka dengan sesosok wanita yang tampil menawan, tapi tampaknya tidak dengan tatapan nya.
"Selamat datang kembali menantuku...." Ucapnya dengan tatapan tidak bersahabat.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
ternyata tuan josept tau abra pergi dg kekasihnya