Nathan menjadi duda setelah menikah untuk ke dua puluh kalinya. Semuanya berakhir di saat malam pertamanya. Dia tak bisa melakukan kewajibannya pada istrinya hingga membuatnya mendadak untuk kesekian kalinya.
Jovita seorang gadis yang menikah dengan Deon karena suatu perjodohan dan tanpa ikatan cinta di antara mereka. Di malam pertamanya setelah menikah, Deon bersama wanita lain untuk menghabiskan malamnya.
Karena sering diabaikan oleh Deon, Jovita akhirnya mencari kesenangan sendiri. Secara tak sengaja dia bertemu dengan Nathan.
Awalnya hubungan mereka hanya teman biasa. Namun Nathan menaruh rasa pada Jovita yang mempunyai paras mirip seperti Cinta Pertamanya yang telah meninggal.
Bagaimanakah kelanjutan kisah cinta mereka? Apakah mereka bisa bersatu atau hanya sekedar menjadi teman saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ruby kejora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 20 Ajakan Malam Pertama
Baru saja Jovi merebahkan dirinya di atas tempat tidur selama kurang lebih 10 menitan terdengar suara gerak langkah dari luar kamar.
“Siapa itu yang datang ?” Jovi membuka mata menatap ke arah pintu yang tertutup. “Apakah itu Deon ?” pakainya dalam hati dan segera membalik badan dan kembali memejamkan mata meski tidak bisa tidur.
“kriek.” suara pintu terbuka dan Jovi semakin memejamkan matanya sambil memeluk bantal dengan erat.
Deon masuk ke kamar dan menutup kembali pintunya.
“Oh untungnya dia sudah tidur.” Deon duduk di tempat tidur di samping Jovi dan mendapati gadis itu sudah tertidur pulas. “Kasihan, mungkin dia kelelahan menunggu ku untuk malam pengantin ini.” Deon merapikan piyama yang di pakainya. Terlihat di dadanya penuh dengan kiss mark di area dada. “Jika sampai Jovi melihat ini aku tidak tahu apa yang akan terjadi.” berbaring di samping Jovi.
“Sialan, kenapa dia tidur di sini ? Pasti dia ingin menyentuh ku.” Jovi membuka mata dan sama sekali tak berani bergerak karena takut ketahuan jika ia berpura-pura tidur. “Kapan dia akan tidur ?” Jovi mulai merasa lelah berpura-pura tidur dan badannya terasa kaku dari tadi tidak bergerak sama sekali.
Satu jam berlalu dan Jovi masih mendengarkan Deon sedang bermain ponsel, entah apa yang pria itu sedang mainkan.
“huft... sepertinya dia sudah tidur.” sepuluh menit kemudian Jovi tidak mendengar suara atau pun merasakan gerakan Deon. “Tidurlah kau pria menjijikkan dan kotor, kalau perlu jangan bangun sekalian.” Jovi kemudian duduk dan melihat sebentar Deon yang benar-benar sudah tertidur pulas.
Ia pun turun dari tempat tidur dan melihat ke sekitar.
“Kursi itu sepertinya bisa kupakai untuk tidur.” Jovi menatap dan menemukan sebuah sofa-bed di sudut ruangan. Ia pun kemudian mengambil bantal dan pindah ke sana. Setelah menata bantalnya, ia pun merebahkan diri di kursi berwarna hijau botol itu.
“Pernikahan macam apa ini yang ku jalani sekarang ?” Jovi masih terjaga dan menatap langit-langit di kamar, meratapi nasib buruknya sebagai anak bungsu dan satu-satunya wanita yang harus mengorbankan dirinya untuk kepentingan bisnis keluarganya.
Ia pikir ia akan bahagia menikah dengan Deon karena berarti itu sebelumnya bersikap lembut sekali padanya.
“Jika tahu sikap aslinya seperti ini mungkin aku tak akan pernah mau menikah dengannya.” Jovi sangat menyesal sekali sudah mau menerima perjodohan itu dan terlebih ia tak bisa berbuat apapun saat ini.
Setelah dua jam terjaga, ia pun akhirnya bisa tertidur pulas.
Dua jam setelahnya Deon bangun saat merasakan sinar menyelamatkan menerobos jendela dan menembus matanya.
“Jovi, dimana dia ?” Deon terkejut saat meraba bagian samping tempat tidur dan ternyata kosong. “Dia tidur di sana, rupanya.” mencari keberadaan Jovi dan menemukan gadis itu ada di sofa bed. “Mungkinkah dia malu tidur dengan ku ?” tersenyum kecil dan terlihat bersemangat.
Deon kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan menghampiri Jovi.
“Malam pertamaku denganmu belum berakhir dan sekaranglah saatnya.” Deon duduk di tempat tidur. Ia pun kemudian mencium kening Jovi.
“Uugh...” Jovi seketika langsung membuka matanya saat merasa dahinya basah. “Deon apa yang kau lakukan di sini ?” seketika duduk dan bergeser mundur, menjauhi Deon.
“Maaf semalam kau lama menunggu hingga ketiduran. Tapi sekarang aku akan melakukan yang harus kulakukan padamu.” Deon bergeser mendekat dan berusaha mencium bibir Jovi.
Jovi yang sudah jijik sekali dengan Deon, mendorong pria itu dan turun dari tempat tidur.
“Sayang jangan malu-malu sekarang status kita adalah suami istri.” Deon ikut berdiri dan kembali menghampiri Jovi.
“Tidak... tidak... aku belum siap.” Jovi menggeleng sambil mundur.
“Kenapa ?” Deon terus maju hingga membuat Jovi tersudut ke dinding. “krak.” Jovi menarik tali piyama Deon yang membuat bagian dadanya tersingkap dan terlihat banyak kiss mark di sana.