Dalam sebuah pesta seorang gadis bernama Elis sengaja di tugaskan oleh sang ayah untuk menggoda para pengusaha muda yang kaya raya. Namun siapa sangka Elis malah terjebak dengan seorang pria yang paling di takuti di dunia bisnis.
Louise Mahendra Maxim adalah CEO dari Boison Grup terkenal dingin dan kejam. Seseorang yang pintar dan juga cerdas namun sayangnya malah jatuh hati pada Elis putri seorang pengusaha licik dan serakah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersikap Lembut
Hah
Elis terkejut mendengar pertanyaan Louise. Apa lagi saat menyadari ke mana arah pandang pria itu pada objek yang sedang dia tanyakan.
"Apa masih sakit, hem ?" Louise mengulangi pertanyaannya. Tapi kali ini dia tidak menatap ke bawah, melainkan menatap wajah Elis.
Elis reflek menggeleng karena tidak mungkin dia mengatakan yang sebenarnya. Memalukan jika dia harus mengakui bagian intinya masih sakit dan ngilu. Bisa-bisa Louise besar kepala dan bangga diri dengan keperkasaannya.
"Bagus." balas Louise kemudian berdiri sambil mengangkat tubuh Elis berjalan menuju sebuah pintu yang ada di ruangan itu. Yang ternyata adalah sebuah kamar.
Louise mendudukkan Elis di tempat tidur. Dia melihat jam di pergelangan tangannya. Masih ada waktu sekitar tiga puluh menit lagi sebelum acara rapat di mulai.
"Mau apa ?" tanya Elis melihat Louise membuka kancing kemejanya.
Perasaan Elis tiba-tiba tidak enak karena Louise tidak menjawab pertanyaannya. Tapi malah hanya tersenyum penuh arti.
*
Entah sudah pukul berapa sekarang, Elis mulai mengerjapkan mata melihat langit-langit kamar yang tampak berbeda. Seketika dia baru ingat jika dia sekarang ada di kantor Louise. Elis membangunkan tubuhnya sambil memegang selimut yang menutupi tubuhnya.
Elis meraih dresnya yang kini sudah tidak berbentuk.
"Ya Tuhan, apa dia sungguh tidak sabaran." gumam Elis.
Padahal membuka sebuah dres hanya membutuhkan waktu tiga detik. Tapi mengapa Louise harus merobeknya.
Elis kemudian membangunkan tubuhnya yang masih terbungkus selimut menuju sebuah lemari yang ada di ruangan itu. Ia mengambil sehelai kemeja putih yang pastinya milik Louise dan memakaikannya.
Jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul tiga sore. Perlahan Elis membuka pintu kamar itu dan melihat ke sekeliling ruang kerja Louise. Ia bernapas lega karena hanya melihat Louise sendirian di sana.
"Kau sudah bangun ?" sapa Louise yang sedang duduk di kursi kerjanya.
Pria itu juga baru kembali ke ruangannya beberapa saat lalu setelah mengikuti rapat selama satu jam.
"Aku ingin pulang." Elis berdiri di depan meja Louise dengan wajah kesalnya.
Kesal karena Louise telah membuat bajunya rusak sehingga dia tidak bisa pulang.
"Bobby akan mengantar mu. Tapi.." Louise menghentikan sejenak ucapannya sambil memperhatikan penampilan sang istri dari bawah sampai ke atas.
"Ganti dulu baju mu." lanjutnya yang tidak rela jika ada orang lain melihat Elis terlihat begitu seksi dengan memakai kemejanya.
"Kau lupa kau telah merobek baju ku." balas Elis berusaha menahan geram.
Louise tidak menanggapi, tapi langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Bawakan pakaian untuk istri ku." perintah Louise entah kepada siapa.
"Kemarilah." Louise mengambil tangan Elis dan menuntunnya untuk berjalan mendekat.
Louise meminta sang istri untuk duduk di pangkuannya dan Elis hanya menurut. Elis memang mudah luluh ketika seseorang bersikap lembut seperti ini. Apa lagi orang itu adalah suaminya meski tidak ada cinta untuk pria itu.
"Apa kau lapar?" tanya Louise yang lagi-lagi berbicara dengan sangat lembut.
"Tidak." Elis menjawab dengan cepat karena sejujurnya dia merasa merinding dengan sikap Louise seperti ini.
Louise hanya mengangguk kemudian dia melanjutkan lagi pekerjaannya menghadap layar laptop tanpa melepaskan Elis.
Beberapa menit berlalu Louise tetap fokus pada pekerjaannya seolah tidak terganggu dengan Elis yang sedang duduk di pangkuannya. Malah Elis yang merasa tidak nyaman.
"Sebaiknya aku duduk di sofa saja." kata Elis ingin melepaskan diri dari pelukan sang suami.
"Di sini saja." balas Louise yang tidak ingin Elis beranjak.
Suara ketukan di pintu membuat Elis terkejut dan refleks berdiri. Namun Louise kembali menarik pinggang Elis sehingga terduduk kembali di pangkuannya.
"Louise ada yang datang." Elis berusaha melepaskan diri.
Elis merasa malu jika ada yang melihat mereka berpelukan seperti ini. Tapi Louise seperti tidak peduli dan tetap menahan tubuhnya.
"Masuk!"
jangan sampai Rafly yg datang, biar Rafli sama Amanda saja Thor