NovelToon NovelToon
Janji CINTA

Janji CINTA

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Menikah Karena Anak / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: syitahfadilah

Memiliki anak tanpa suami membuat nama Cinta tercoret dari hak waris. Saudara tirinya lah yang menggantikan dirinya mengelola perusahaan sang papa. Namun, cinta tidak peduli. Ia beralih menjadi seorang barista demi memenuhi kebutuhan Laura, putri kecilnya.

"Menikahlah denganku. Aku pastikan tidak akan ada lagi yang berani menyebut Laura anak haram." ~ Stev.

Yang tidak diketahui Cinta. Stev adalah seorang Direktur Utama di sebuah perusahaan besar yang menyamar menjadi barista demi mendekatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16~ SUDAH WAKTUNYA MELUPAKAN KEJADIAN KELAM ITU

"Loh, itu kan, Stev. Kamu bilang dia gak masuk hari ini?" ucap salah seorang wanita yang bekerja sebagai pelayan di cafe itu.

Cinta yang tengah meracik kopi itupun mengalihkan perhatiannya. Keningnya mengerut melihat Stev berjalan kearah meja bar dengan membawa sebuah buket bunga.

"Aku juga gak tahu, soalnya dia sendiri yang bilang tadi kalau ada urusan mendadak," kata Cinta.

"Udah selesai mungkin urusannya."

"Bisa jadi." Cinta pun kembali melanjutkan pekerjaannya, ia melirik Stev sebentar yang telah berdiri di sampingnya. Pria itupun diam memperhatikannya. Setelah selesai, ia memindahkan kopi buatannya itu ke atas nampan yang langsung dibawa oleh pelayan tersebut.

"Urusan kamu sudah selesai?" tanya Cinta sembari meraih beberapa lembar tisu membersihkan tangannya.

"Sudah. Sekarang, aku tinggal menyelesaikan urusanku denganmu," jawab Vano.

"Memangnya kita ada urusan apa?" tanya Cinta menatap penuh tanya.

Vano menyodorkan buket bunga yang dibawanya ke hadapan Cinta. "Menikahlah denganku. Aku pastikan tidak akan ada lagi yang berani menyebut Laura anak haram."

Cinta tercengang selama beberapa saat. "Stev, bercandamu gak lucu. Kita lagi di tempat kerja. Kamu habis kesambet di mana, sih?" Ia terkekeh menatap pria di depannya. Namun, ucapan Stev barusan yang ia anggap candaan nyatanya sukses membuatnya seketika berdebar. Untuk yang pertama kali, ada seorang pria yang mengajaknya untuk menikah. Hal yang sudah ia anggap mustahil sebab adanya Laura. Bahkan ia sudah menyiapkan diri untuk pasrah jika seumur hidupnya tidak akan pernah menikah.

"Aku gak bercanda, Cinta. Aku serius, menikahlah denganku." Vano menatap wanita itu dengan lekat. Tadinya ia ingin menunjukkan hasil DNA itu pada Cinta, namun setelah ia berpikir ulang sebaiknya mengatakan tentang dirinya setelah Cinta menjadi istrinya nanti. Ia takut, jika mengatakan siapa dirinya sekarang, Cinta akan menjauhinya atau mungkin membencinya. Jika Cinta sudah terikat dengannya, kecil kemungkinan hal itu akan terjadi. Kalau wanita itu akan membencinya, tapi dia tidak akan bisa pergi darinya.

"Cinta, aku bersungguh-sungguh ingin menikahi kamu." Vano menarik nafas dalam-dalam. Ia rasa, sekarang juga adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya. Awalnya ia memang hanya berniat untuk sekedar bertanggungjawab, tapi setelah melihat wajah wanita yang menghabiskan malam dengannya secara langsung ia seketika tertarik. Dan beberapa bulan bersamanya menjadi seorang barista, membuat perasaan itu kian tumbuh menjadi lebih besar. "Aku jatuh cinta sama kamu. Please, menikahlah denganku."

Cinta terperangah. Ia tidak ingin percaya, namun ia bisa melihat kejujuran di mata pria itu. "Tapi kenapa harus aku, Stev? Diluar sana masih ada banyak wanita yang lebih baik dari aku. Kamu sudah tahu siapa aku. Kalaupun kamu memang bisa menerima kekuranganku, belum tentu keluarga kamu bisa menerima itu. Jadi, please lupakan saja dan aku anggap kamu tadi hanya sedang bercanda."

Cinta mengalihkan pandangannya dari pria itu, mencoba mencairkan suasana yang tiba-tiba terasa canggung dengan menyibukkan diri merapikan peralatan yang tadi digunakannya meracik kopi.

"Bagaimana kalau aku bilang, aku sudah mengatakan tentang kamu pada orang tuaku dan mereka mendukung pilihanku."

"Stev, kamu semakin mengada-ngada," ucap Cinta tanpa membalikkan badannya.

Vano meletakkan buket bunganya di atas meja bar, kemudian menarik pergelangan tangan Cinta agar berhadapan dengannya. Menggenggam kedua tangan wanita itu dengan erat. "Aku akan buktikan kalau aku tidak sedang mengada-ngada. Minggu depan, orangtuaku akan datang untuk melamar kamu."

Cinta terdiam, tak tahu harus mengatakan apa. Melihat kesungguhan Stev membuatnya tak bisa berkata-kata. Rasanya masih seperti mimpi jika ada seorang pria yang mau menikahi dirinya. Ia pikir, laki-laki diluar sana akan menatapnya hina sama seperti keluarganya sendiri saat tahu ia telah memiliki anak tanpa pernah menikah sebelumnya.

Melihat Cinta nampak syok, Stev pun mencoba mencairkan suasana dengan bersikap seperti biasanya. Ia mengambil apron dan memakainya. "Neng, yuk jualan kopi," godanya sambil mengedipkan sebelah mata.

Cinta pun kembali tersenyum, namun matanya sedikit berkaca-kaca. "Hayuk, Kang."

Keduanya pun mengambil peralatan masing-masing, memulai meracik kopi sambil bercanda seperti biasanya.

"Kalau kita udah nikah nanti. Kayaknya seru tuh, kita buat challenge di hari pertama kita jadi suami-istri. Kita berdua buat kopi, terus suruh Papaku dan Papamu untuk mencicipi. Kopi yang paling enak akan menjadi pemenang untuk menentukan tempat bulan madu," ucap Vano disela-sela kegiatannya.

Cinta hanya menanggapinya dengan senyuman sambil geleng-geleng kepala. Sudah sejauh itu pikiran Stev.

.

.

.

Setelah mengantarkan Cinta pulang, Vano mengendarai motor dengan kecepatan penuh menuju suatu tempat. Setibanya di sana ia menyerahkan kunci motor pada seorang pria paruh baya yang ia sewa motornya, lalu mengambil kunci mobilnya yang ia titipkan pada orang tersebut.

"Pak, ini sewa motor hari ini sekalian bonus udah jagain mobil saya." Vano menyerahkan beberapa lembar uang ratusan pada pria paruh baya itu. Setelahnya ia pun bergegas pergi dengan mobilnya. Ia sempat memiliki niat untuk membeli motor, namun urung karena tidak ingin menjadi pertanyaan oleh mama dan papa yang saat itu belum tahu jika ia menjadi barista.

Vano mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah. Tak sabar untuk memperlihatkan hasil DNA itu pada sang papa.

Setibanya di rumah, kebetulan papa Azka menuruni tangga hendak ke dapur mengambil air minum.

"Baru pulang, Van?"

"Iya, Pa." Vano mempercepat langkahnya menghampiri sang papa. "Pa, ikut ke kamarku sebentar, ada yang ingin aku perlihatkan."

Papa Azka mengangguk, kemudian mengikuti langkah putranya.

Sesampainya di kamar, Vano melepas jaketnya lalu mengeluarkan amplop yang ia simpan di saku jaket tersebut kemudian menyerahkan pada papanya. "Ini, Pa, hasilnya sudah keluar."

"Hasil DNA?" tanya papa Azka. Anggukkan yang diberikan putranya itu sebagai jawaban membuatnya dengan cepat mengambil amplop itu dan membukanya.

"Van, anak itu benar-benar anak kamu." Kedua matanya seketika berkaca-kaca. Tanpa ia ketahui, ia telah menjadi seorang kakek.

"Iya, Pa. Tapi aku tidak berani mengatakan siapa aku pada Cinta sebelum kami menikah. Aku terima jika dia membenciku tapi aku gak bisa jika dia pergi dariku. Jika kami sudah menikah dia gak akan bisa pergi lagi dariku."

Papa Azka menepuk bahu putranya. "Kamu tenang saja, Papa akan menutup semua jalan agar dia tidak bisa pergi darimu," candanya.

Vano terkekeh. "Minggu depan, apa bisa Papa dan Mama datang untuk melamarnya?"

"Tentu saja bisa. Asal kamu tahu, saat pertama kali melihat Cinta, Mamamu langsung suka padanya. Kamu tenang saja, semuanya akan berjalan sesuai rencana yang sudah kamu buat."

"Terima kasih, Pa." Vano memeluk sang papa.

Di sisi lain...

Cinta mengecup pipi Laura yang sudah kembali terlelap. Balita cantik itu bangun karena merasa risih popoknya penuh.

"Selamat tidur kesayangan Mama." Setelahnya ia berjalan menuju jendela, menyingkap hordeng dan berdiri di sana. Senyum terukir di bibirnya menatap bulan yang bersinar terang.

"Aku sudah menemukan laki-laki yang tulus menerima aku dan Laura. Anakku tidak akan lagi disebut anak haram. Sekarang sudah waktunya bagiku untuk melupakan kejadian kelam itu. Terlepas dari siapapun laki-laki itu, aku harus belajar ikhlas. Mungkin dengan kejadian itu akan membawaku dan Laura ke kehidupan yang lebih baik setelah ini."

1
THAILAND GAERI
salah ketik ya thor😁😁🤣🤣🤣 kurang huruf n...ntar dikira DOG : ANJING🤣🙏
echa purin
👍🏻
Celsi Hura
Mantap juga ceritanya, semoga cinta dan laura anak gadis nya itu bahagia selalu
T-WAFIQ
nasib aja gak keusir
Eli Elieboy Eboy
𝑎𝑞𝑢 𝑠𝑒𝑡𝑢𝑗𝑢 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑢𝑠𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑣𝑎𝑛𝑖 𝑑𝑟 𝑎𝑤𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 🤣🤣🤣 𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑔 𝑑𝑧𝑎𝑙𝑖𝑚 😂😂😂
Eli Elieboy Eboy
𝑎𝑞𝑢 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑎𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑠𝑖ℎ 𝑑𝑟 𝑝𝑑 𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑦𝑔 𝑠𝑜𝑘 𝑘𝑒𝑏𝑎𝑛𝑔𝑒𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑡𝑢....
Eli Elieboy Eboy
𝑏𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑎𝑙𝑖2 𝑙𝑖𝑝𝑎𝑡 𝑣𝑎𝑛𝑜 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔2 𝑦𝑔 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑗𝑎ℎ𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑘 𝑛𝑦𝑎
Eli Elieboy Eboy
𝑏𝑎𝑝𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑝 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑛𝑦𝑒𝑙𝑖𝑑𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑛𝑝 𝑎𝑛𝑘 𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑖𝑏𝑎2 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑎𝑛𝑘....
𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑟𝑡𝑎 𝑡𝑝 𝑘𝑜𝑘 𝑜𝑜𝑛 𝑦𝑎
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻
Nurlinda: terimakasih kk🙏😍
total 1 replies
Nur Fauzan
👍👍lanjutkan
Nur Fauzan
oce banget seritanya, lanjutkan
Nurlinda: terimakasih kk🙏
total 1 replies
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐠𝐤 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐢𝐧𝐝𝐨 𝐠𝐤 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐬𝐢 𝐈𝐧𝐝𝐢𝐚,𝐝𝐚𝐭𝐞𝐧𝐠𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐚𝐬 𝐮𝐝𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢😭😭😭𝐧𝐠𝐞𝐬𝐞𝐥𝐢𝐧 𝐛𝐧𝐠𝐭 𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠
Nurlinda: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐦𝐬𝐡 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐭𝐞𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐤𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐞𝐩𝐬 𝐢𝐧𝐢 😊😊
murni l.toruan
ya ampun deh mak n anak sama-sama orang dajjal..Indri hati2 dengan dendam yang tidak alasan untuk menghancurkan Cinra, kamu yang akan hancur.
yumna
kira"udah tayng blm ka autor
Nurlinda: belum y kak. yuk mampir jg ke novel ku yg lain 🙏
total 1 replies
yumna
laura kah....🤭🤭🤭
Hariyanti
terima kasih Thor 🥰 aku suka sama karyamu🥰🥰🥰🥰🥰
Hariyanti
wah...sdh tamat aja Thor
Hariyanti
Evan itu menyebalkan😤 mempermainkan sisi lemah vano😔
Hariyanti
Vano itu terlalu cemburu dan posesif jadi akalnya macet🤔😔 sedikit 2 emosi 😬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!